Oleh: Yang Mulia Ajahn Sumedho
Dalam bahasa Inggris, kata “Love”
sering mengacu pada “sesuatu yang saya sukai”. Misalnya, “saya suka nasi
yang lembek”, “saya suka mangga yang manis”. Artinya kita memang
sungguh-sungguh menyukainya. Menyukai berarti menjadi melekat kepada
sesuatu, seperti makanan misalnya, yang memang benar-benar kita sukai
ataupun kita nikmati.
Metta berarti Anda mengasihi musuh-musuh
Anda; hal ini tidak berarti Anda menyukai musuh-musuh Anda. Jika
seseorang bermaksud membunuh Anda dan Anda berkata, “Saya menyukai dia”,
ini adalah suatu ketololan! Akan tetapi kita dapat mengasihi mereka,
yang berarti kita dapat menjauhkan diri dari pikiran-pikiran buruk dan
kedengkian, dari berbagai keinginan untuk melukai atau membinasakan
mereka. Meskipun Anda mungkin tidak menyukai orang tersebut - orang
celaka dan keji itu - Anda dapat tetap bersikap baik, murah hati, serta
toleran terhadap mereka. Jika seorang pemabuk masuk ke dalam ruangan ini
dalam keadaan kumal dan menjijikan, buruk dan berpenyakit, dan tiada
suatu apapun yang menarik pada dirinya, kita mengatakan, “Saya menyukai
orang ini”, tentu itu hal yang menggelikan. Tetapi seseorang biasa
mengasihinya, tidak antipati, tidak terperangkap dalam reaksi atas
keadaannya yang tidak menyenangkan. Itulah yang kita maksud dengan
metta. Kadang-kadang terdapat hal-hal yang di dalam diri kita sendiri
yang tidak kita sukai, tetapi Metta berarti tidak terperangkap di dalam
pikiran-pikiran kita tersebut, sikap-sikap tersebut, problem-problem
tersebut, bentuk-bentuk pikiran serta perasaan-peerasan dari batin
tersebut. Dengan demikian hal ini secara langsung akan menjadi suatu
latihan untuk memiliki perhatian/kesadaran.
Memiliki
perhatian/kesadaran berarti memiliki Metta terhadap perasan takut yang
ada di dalam batin, terhadap kemarahan, ataupun terhadap
kecemburuan/keiri-hatian. Metta berarti tidak menciptakan
masalah-masalah disekitar kondisi-kondisi yang ada, membiarkan mereka
mereda, dan lenyap. Sebagai misal, bilamana rasa takut/cemas memenuhi
batin Anda, Anda dapat memiliki Metta bagi rasa takut tersebut - yang
berarti Anda tidak membangun perasan benci terhadap rasa takut itu, Anda
dapat hanya menerima kehadirannya dan membiarkannya untuk berlalu dan
lenyap. Anda juga dapat mengurangi rasa takut tersebut dengan
memahaminya bahwa itu adalah perasaan takut yang sama seperti yang
dimiliki oleh setiap orang, juga oleh binatang-binatang. Perasan takut
itu bukan milikku, ia bukan suatu makhluk (suatu peribadi), ia merupakan
perasaan takut yang impersonal. Kita kemudian mulai memiliki rasa belas
kasihan terhadap makhluk hidup lainnya bila kita memahami penderitaan
yang berkatain dengan reaksi terhadap perasan takut dalam kehidupan kita
sendiri -seperti misalnya kesakitan, rasa sakit pada jasmani bila
ditendang oleh seseorang. Rasa sakit tersebut persis sama seperti rasa
sakit seekor anjing bilamana ia ditendang. Karena itu Anda dapat
memiliki Metta terhadap rasa sakit, yang berarti suatu niat baik atau
ke4sabaran untuk tidak berdiam di dalam kebencian (merasa
benci/dongkol). Kita dapat bekerja dengan Metta secara internal, dengan
semua masalah-masalah emosional kita; Anda berpikir, “Aku akan
mengenyahkannya, hal tersebut mengerikan”. Itu berarti Anda tidak
memiliki Metta bagi diri Anda sendiri bukan? Kenalilah keinginan: “untuk
mengenyahkan” itu! Janganlah berdiam di dalam kebenciaan/kedongkolan
terhadap kondisi-kondisi emosional yang muncul. Anda tidak harus
berpura-pura untuk merasa membenarkan/menyetujui akan
kesalahan-kesalahan Anda. Anda tidak usah berpikir, “Aku menyukai
kesalahan-kesalahanku”.
Sebagian orang cukup tolol dengan
mengatakan, “Kesalahan-kesalahanku membuat diriku menarik. Saya adalah
sosok pribadi yang menarik dikarenakan oleh kelemahan-kelemahanku”.
Metta tidak mengkondisikan Anda untuk mempercaia bahwa Anda menyukai
sesuatu yang sama sekali tidak Anda sukai, ia hanyalah berarti untuk
tidak berdiam di dalam kebencian. Adalah mudah untuk memiliki Metta
terhadap sesuatu yang anda sukai - anak kecil yagn manis, orang-orang
yang cakep, orang-orang yang berperilaku manis, anjing kecil, bunga yang
indah - kita dapat memiliki metta terhadap diri kita sendiri bilamana
kita sedang merasa senang/enak. “Sekarang saya merasa bahagia terhadap
diri saya sendiri”. Bilamana semuanya berjalan lancar, kita akan mudah
merasa senang/baik terhadap sesuatu yang bagus, indah, dan cantik. Pada
titik ini kita bisa tersesat. Metta bukan hanya harapan-harapan atau
kemauan-kemauan baik, perasaan/kenangan yang menynangkan,
pikiran-pikiran berbudi baik; tetapi Metta adalah suatu hal yang
bersifat praktis. Jika Anda menjadi telalu idealis, dan Anda membenci
seseorang, lantas anda merasa “Aku tidak seharusnya membenci siapapun.
Umat Buddha haruslah memiliki Metta bagi semua makhluk hidup. Saya
seharusnya mengasihi setiap orang”.
Memiliki Metta terhadap
kebenciaan yang Anda rasakan, terhadap berbagai bentuk pikiran,
keirihatian, kedengkian, berarti berbaur bersama-sama secara
dalami/tenang, tidak menciptakan masalah-masalah, tidak menjadikannya
sulit, pun tidak menciptakan kesulitan yang timbul didalam kehidupan,
didalam batin dan jasmani kita. Di London, saya biasanya menjadi sangat
kalap saat berpergian dengan kereta bawah tanah. Saya dahulu
membencinya, stasiun kereta bawah tanah yang mengerikan itu dengan
poster-poster iklan menyeramkan serta kerumunan orang yang demikian
padat diatas kereta-kereta buram, oenbuh ornamen yangmeraung-raung di
sepanjang terowongan. Saya dahulu merasa betul-betul tidak memiliki
metta (kesabaran yang luhur). Saya dahulu selalu berdiam didalam
kebencian (merasa benci) terhadapnya, kemudian saya memutuskan untuk
berlatih meditasi kesabaran yang luhur (metta-bhavana) selagi bepergian
dengan kerea bawah tanah London. Selanjutnya saya mulai benar-benar
menikmatinya dan tidak lagi berdiam di dalam kedongkolan. Saya mulai
merasa senang/manis-budi terhadap orang-orang disana. Rasa dongkol dan
keluh-kesah tersebut sirna semuanya, secara total. Bila Anda merasa muak
kepada seseorang, Anda dapat memperhatikan kecenderungan yang mulai
ditambahkan kepadanya; “Dia melakukan hal ini dan hal itu, dan dia
seharusnya begini dan tidak seharusnya begitu”.
Selanjutnya bila
Anda sungguh-sungguh menyukai seseorang, Anda berpikir, “Dia boleh
melakukan hal ini dan hal itu. Dia baik serta manis budi”. Akan tetapi
bila seseorang mengatakan, “Orang itu sungguh-sungguh buruk!”, Anda akan
marah. Bila anda membenci seseorang dan orang lain memujinya, Anda juga
menjadi marah, Anda tidka ingin mendengar betapa baiknya musuh Anda.
Bila Anda dipenuhi dengan kemarahan, Anda tidak dapat membayangkan bahwa
seseorang yagn Anda benci mungkin memiliki beberapa sifat kebajikan;
bahkan seandainya mereka sungguh-sungguh memiliki beberapa sifat-sifat
baik pun, Anda tidak pernah dapat mengingatnya sedikitpun. Anda hanya
dapat mengingat semua hal-hal buruk itu. Bilamana Anda menyukai
seseorang; bahkan kesalahan-kesalahannya dapat Anda toleransi atau
maklumi -kesalahan-kesalahan kecil yang tidak membahayakan. Jadi
kenalilah hal ini dalam pengalaman Anda sendiri, amati kekuatna rasa
suka dan tidak suka tersebut. Kesabaran yang luhur, Metta, merupakan
alat yang sangat berguna dan efektif untuk menghadeapi segala macam hal
yang sepele (tak berguna) yang dibentuk oleh pikiran terhadap pengalaman
yang tidak menyenangkan. Metta juga merupakan cara yang amat bermanfaat
(tepat) bagi mereka yang mempunyai perasaan diskriminasi dan kritis.
Mereka yang hanya dapat melihat kesalaha-kesalahan dalam setiap hal;
tetapi mereka tidak pernah melihat pada diri mereka sendiri; mereha
hanya melihat apa yang “di luar sana”.
Dewasa ini sudah sangat
jama/ biasa untuk selalu mengeluh tentang cuaca atau pemerintah.
Kepongahan pribadi menciptakan komentar-komentar yang buruk/keji
terhadap tentang segala hal; atau Anda mulai membicarakan seseorang yang
tidak ada di dekat Anda, menjelek-jelekannya, degnan begitu cerdanys
dan begitu objektifnya. Anda menjadi begitu analitis, Anda mengetahui
apa yang harus dilakukan oelhnya dan apa yang seharusnya tidak dia
lakukan, serta kenapa dia berbuat begini atau begitu. Sangat mengesankan
memiliki pikiran yang tajam dan kritis seperti itu, serta mengetahui
apa yang seharusnya mereka lakukan. Sudah tentu Anda mengatakan,
“Sungguh-sungguh, saya jauh lebih baik daripada dia”. Anda bukannya
harus membutakan diri Anda terhadap kesalahan-kesalahan serta
cacat-cacat dalam segala hal, Anda cukup dengan damai/tenang berbaur
bersama-sama mereka. Anda tidak menuntut bahwa hal itu haus terjadi yang
sebaliknya. Jadi Metta kadang-kadang perlu memaafkan apa yang salah
atau tidak beres dengan diri Anda dan juga orang lain. Ini tidak berarti
bahwa Anda tidak memperhatikan hal-hal tersebut, tetapi ini berarti
bahwa Anda tidak membuat masalah-masalah diseputar hal-hal tersebut.
Anda menghentikan kebiasaan-kebiasaan semacam itu dengan cara bermanis
budi serta bersabar - berbaur bersama dengan damai/tenang.
[Judul : Mindfulness: The Path to the Deathless, Amaravati Publication 1987. Dikutip dari Mutiara Dhamma VI.]]
No comments:
Post a Comment