Tanya.
Apakah Agama Buddha terdapat manusia pertama ?
Jawab.
Sebenarnya tujuan Dhamma Ajaran Sang Buddha lebih cenderung
dipergunakan untuk mengendalikan pikiran, ucapan, dan perbuatan. Dan,
kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri ini sama sekali tidak ada
hubungan langsung dengan pengetahuan tentang manusia pertama. Tanpa
mengetahui manusia pertama sekalipun, seseorang bisa saja mencapai
kesucian. Namun, dalam salah satu kesempatan, kepada mereka yang telah
mencapai kemampuan batin dan latihan meditasi yang tekun sehingga mampu
mengingat berkali-kali muncul dan kiamatnya bumi, barulah Sang Buddha
menceritakan terjadinya manusia pertama. Cerita Sang Buddha hanya kepada
meraka yang mampu mengingat terbentuk dan kiamatnya bumi ini agar ada
orang yang bisa menyaksikan serta mengingat sendiri peristiwa yang
disampaikan Sang Buddha. Tentu saja, sikap Sang Buddha ini berhubungan
dengan pengertian dasar dalam Dhamma yaitu ’datang dan buktikan, bukan
‘datang dan percaya saja’.
Dalam kisah yang disampaikan oleh
Sang Buddha, manusia pertama bukan hanya satu atau dua orang saja,
melainkan banyak. Mereka bukan hasil ciptaan. Mereka merupakan hasil
sebuah proses panjang bersamaan dengan proses terjadinya bumi beserta
planet-planetnya. Seperti diketahui bahwa dalam pengertian Dhamma, tata
surya seperti yang dihuni manusia saat ini bukan hanya satu melainkan
lebih dari satu milyar jumlahnya. Masing-masing tata surya ketika kiamat
akan terbentuk lagi. Pada saat terjadinya bumi ini. Datanglah
makhluk-makhluk berupa cahaya dari tata surya yang lain. Mereka
berproses bersamaan dengan proses pembentukan tata surya ini. Dalam
proses tersebut mereka tertarik mencicipi dan mengkomsumsi sari bumi,
sari tumbuhan dsb. Ketertarikan mereka menyebabkan tubuh cahaya menjadi
redup dan mulai terjadilah proses pembentukan tubuh, jenis kelamin,
persilangan serta keturunan. Dan, sekali lagi, manusia pertama karena
merupakan hasil proses seperti ini, jumlahnya tidak bisa ditentukan
lagi. Sangat banyak. Mereka berproses dan berevolusi secara lambat
sampai membentuk manusia sekarang. Hanya saja, dalam Dhamma juga tidak
membenarkan maupun menolak pandangan ilmu pengetahuan modern bahwa
manusia berasal dari monyet. Sikap ini sehubungan dengan kepastian bahwa
asal manusia dari monyet ataupun bukan sama sekali tidak ada kaitan
dengan keberhasilan seseorang untuk mencapai kesucian ataupun Nibbana.
No comments:
Post a Comment