Indonesia mendapat kehormatan menjadi tuan rumah dilangsungkannya
kongres ke-9 WORLD BUDDHIST SANGHA COUNCIL (WBSC – Persamuhan Agung
Sangha Buddhis Dunia)bertempat di Mahakaruna Buddhis Centre, Medan.
Persamuhan Agung ini akan dihadiri oleh utusan 33 negara dari Asia,
Australia, Afrika, Amerika, dan Eropa dengan jumlah delegasi: 600;
dibuka pada tanggal 3 Desember dan berakhir tanggal 5 Desember.
Kongres yang berlangsung setiap 5 tahun ini dan untuk pertama kalinya
berlangsung di Indonesia adalah forum dunia para bhiksu-bhiksuni dari
semua golongan (mazhab): Theravada, Mahayana, dan Vajrayana. Tema konges
adalah: SANGHA MENJAGA KEUTUHAN DUNIA.
Dalam suasana kerukunan persaudaraan para bhiksu akan memperbaharui
komitmen dan rencana-rencana nyata untuk ikut serta membangun
keharmonian hubungan antar bangsa dengan pendidikan dan pencerahan
Dharma. Kasih sayang terhadap semua kehidupan, penghormatan kepada semua
agama, penghargaan pada keaneka-ragaman budaya, serta menjaga keutuhan
lingkungan adalah semangat Dharma, ajaran Buddha Gautama. Dan itu pula
nafas World Buddhist Sangha Council. Demikian penuturan Ketua Umum
Panitia Pelaksana Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera dalam pertemuannya
dengan pers.
Mendahului Kongres ke-9 WBSC ini akan diresmikan komplek Mahakaruna
Buddhis Centre, Medan, tempat kongres berlangsung. Mahakaruna Buddhist
Centre bukan hanya menjadi aset fisik tetapi juga akan menjadi kekayaan
spiritual budaya bangsa.
Sumatera yang dikenal juga dengan nama Suwarnadwipa (Pulau Emas) pada
masa Kerajaan Sriwijaya bukan hanya menjadi salah satu pusat
perdagangan Asia, tetapi juga pusat pendidikan Dharma. Para bhiksu dan
bhiksuni dari mancanegara datang belajar Dharma di Sriwijaya di bawah
asuhan para guru-guru besar Dharma. Peradaban, keluhuran budaya, dan
pengetahuan Dharma bangsa ini telah ikut serta memberikan kontribusi
besarnya kepada dunia sejak lebih dari 1.700 tahun yang lampau.
Mahakaruna Buddhist Center diharapkan akan menjadi salah satu tempat
wisata religi dunia serta wahana untuk kembali memberikan sumbangsih
keluhuran budaya kepada Tanah Air dan mancanegara.
Panitia pelaksana mengundang para tokoh lintas agama, DPRD Sumut,
Pemda setempat serta tokoh masyarakat bergabung bersama dalam memberikan
kontribusi untuk dunia melalui acara ini. Refleksi ini adalah
keharmonian masyarakat Indonesia, khususnya Sumatera Utara.
No comments:
Post a Comment