Khotbah
ini adalah hari yang istimewa saat anda semua datang untuk
memberikan dana makanan dan persembahan, serta memohon tuntunan sila
bersama.
Dhamma
adalah harta yang paling berharga. Jika misalnya seseorang
menggali dan menemukan, serta memanfaatkannya, orang tersebut akan
menjadi kaya dalam sepanjang hidupnya, kaya dalam kesadaran dan
kebijaksanaan serta amat bahagia.
Dhamma
berarti segala sesuatu yang baik, sejuk, damai, sejahtera, dan
terang. Seseorang yang telah memperoleh pengertian tentang Dhamma
memiliki hati yang baik, tenang, damai, bermanfaat, berbudi luhur,
dan bijaksana. Apapun yang ia lakukan, dilakukannya dengan
penuh semangat, perhatian, dan kebijaksanaan, karena batin
mereka tenang dan damai, dan pikiran mereka terang dan jernih.
Seseorang yang memiliki Dhamma tidak pernah merasa kesepian
tetapi penuh daya/semangat, pengetahuan, kesadaran, dan
kebahagiaan.
Bagaimana
agar kita dapat mencapai keadaan tersebut di dalam hidup kita?
Kita perlu latihan, praktek, dan mempunyai pendirian yang benar.
Jalan yang paling cepat adalah dengan selalu memancarkan cinta-kasih,
melakukan tugas anda dengan baik dalam apapun yang anda
kerjakan, serta mengerjakannya dengan sebaik mungkin. Dengan
cinta-kasih sebagai landasannya, lakukan kewajiban anda terhadap
putra-putri anda, istri-suami anda, orang-orang yang anda cintai
dan hormati, orang lain, dan kepada hewan-hewan.
Dhamma
adalah kewajiban/tugas. Seseorang yang tidak melakukan tugas
seorang ayah, ia bukanlah seorang ayah. Begitu pula, seorang ibu harus
melakukan tugas seorang ibu kepada anak-keturunannya. Jika
seseorang mengabaikan tugasnya, ia semata-mata disebut manusia
tetapi bukan manusia yang baik. Anak-anak juga harus melakukan
tugas mereka. Para guru dan murid mempunyai tugas satu terhadap
lainnya. Guru wajib mengajar, membimbing, dan mendorong
murid-murid untuk belajar serta mengikuti petunjuk guru dengan
rasa terima kasih, serta berusaha melakukan yang terbaik terhadap
orang tua mereka, para guru mereka, teman-teman dan kerabat
mereka. Seseorang harus berpikir tentang mereka semua dengan cinta
kasih.
Hari
ini saya akan memberikan khotbah Dhamma singkat yang bertema:
"Berusahalah sebaik mungkin melakukan tugas anda". Setiap hari
kita harus memeriksa diri kita sendiri dan apa yang telah kita lakukan.
Tugas-tugas apa yang harus kita lakukan pada hari ini? Kita
harus melakukan dengan sebaik mungkin yang dapat kita lakukan,
dan ingatlah selalu untuk tidak mudah menyerah. Kita harus
melakukan yang terbaik untuk memecahkan setiap problem dan
mengatasi setiap rintangan. Putuskanlah untuk melakukan hal ini
setiap hari, serta mencintai dan bersikap baik kepada semua
makhluk, bahkan kepada mereka yang tidak baik dan tidak
menyenangkan, juga bahkan kepada mereka yang pernah menyakiti kita.
Meskipun jika mereka menyakiti kita, kita harus siap untuk menjadi
baik dan cinta kepada mereka. Kita tidak seharusnya menjadi
marah, karena marah merupakan penderitaan.
Jika
kita berbaik-hati, tenang, dan damai, kebajikan kita itu akan
membuat kita bahagia. Hal ini juga memberikan kesempatan kepada
orang-orang yang tidak menyenangkan untuk menjadi baik, orang-orang
yang bertemperamen panas menjadi tenang.
Jika
kita benar-benar tenang dan dipenuhi dengan cinta-kasih, maka
apabila orang lain marah, kita dapat tetap tersenyum. Jika kita tak
dapat tersenyum, cukuplah untuk diam saja. Jika orang lain
mengatakan hal-hal yang tidak menyenangkan, kita dapat sebaliknya
mengucapkan kata-kata yang menyenangkan. Jika orang lain
mencoba mengambil keuntungan dari kita, kita dapat memberikan
apa yang mereka inginkan. Lihatlah kemudian siapa yang pada
akhirnya menang dan bahagia.
Dunia
memerlukan Dhamma, memerlukan ketenangan, walaupun kita harus
siap berkorban untuk memberikan hal tersebut. Kekerasan selalu
dikalahkan oleh kelembutan, karena kelembutan tersembunyi,
terdapat di dalam kekerasan. Perhatikan gusi dan gigi kita,
meskipun gigi tanggal, tetapi gusi tetap di tempatnya. Angin yang
paling lembut pun dapat mengikis gunung, dan dapat menciptakan
gelombang yang pada akhirnya lenyap karena penguapan. Angin
tidak memiliki jasmani/wujud, tetapi ia memiliki energi. Sebuah
roda terbuat dari poros dan jari-jari/ruji. Ruji tidak dapat
bergerak jika poros tidak berputar, dan poros hanya dapat berputar
karena di tengah-tengahnya adalah kosong. Lihatlah pada mulut
saya, yang saya pergunakan untuk berbicara. Ia memiliki gigi,
lidah dan sebagainya, tetapi saya dapat berbicara hanya karena
mulut saya juga memiliki rongga kosong. Jika mulut saya padat,
saya tidak akan dapat berbicara. Jadi kekosongan adalah sangat
berguna. Lihatlah pada mangkuk makan saya. Besi yang dipakai
untuk membuat ini memang pasti ada, tetapi adalah ruang kosong di
dalam mangkuk yang membuatnya berguna. Kita dapat menaruh
benda-benda di dalam ruang tersebut. Bergunanya mangkuk tersebut
datang dari kekosongannya.
Jika
kita membuat batin kita kosong, tenang, dan bebas dari kekotoran,
dan tidak memikirkan apa-apa kecuali cinta-kasih, maka batin kita
akan menjadi sangat kuat. Batin sedemikian adalah suci, dan
kekuatan suci benar-benar ada di dunia ini. Tetapi batin yang
paling memiliki kekuatan di dunia ini adalah batin yang terang
dan tenang. Jika kita dapat melatih pikiran kita untuk menjadi
baik, maka apapun kemudian akan menjadi baik. Berusahalah untuk
melatih pikiranmu dan berusahalah untuk menjadi penuh
cinta-kasih. Katakan kepada dirimu, "Sejak saat ini saya tidak akan
menjadi marah". Jika seseorang marah kepada saya, tidak mengapa,
saya akan tetap tersenyum atau kalau tidak, hanya akan diam saja
dan mengingat kalimat keramat/ magis itu "Itu memang demikian".
Mereka bersikap seperti itu disebabkan oleh sifat alamiah mereka.
Tidak usah peduli bila seseorang marah, dan jika tidak mungkin
untuk berucap sesuatu, maka pikirlah bahwa itu adalah alamiah/
wajar, "Hanya kedemikianan". Bersikaplah yang sama jika seseorang
mengutuk atau menyalahkanmu; ingatkan dirimu bahwa engkau tidak
akan menjadi marah. Anda akan selalu melakukan kebajikan, jika
anda ingin setiap hari hanya melakukan kebajikan. Anda dapat
mengandaikan bahwa anda mesti meraih angka/nilai tertentu untuk
dapat lulus dari ujian, dan kemudian memberi nilai tambah/plus
kepada diri anda sendiri apabila anda melakukan kebajikan, dan
nilai kurang/minus apabila anda melakukan kejahatan. Di akhir
hari (malam hari) lihatlah nilai apa yang telah anda raih. Apakah
nilai kebajikan anda mengungguli nilai kejahatan anda?
Memang
benar bahwa tiada seorang pun yang lahir di dunia ini sempurna
dan tidak pernah melakukan suatu kesalahan, akan tetapi kita masih
memiliki kesempatan untuk mengubah dan memperbaiki diri kita. Jika
anda dapat melihat ke dalam diri anda sendiri, melihat cacat atau
kekurangannya, serta berusaha untuk mengubah dan memperbaikinya,
anda akan menjadi mulia dan dipuji oleh orang-orang bijaksana.
Kadang-kadang adalah baik untuk diberitahukan apa yang tidak baik
tentang diri kita, kita tidak perlu marah, tetapi kita harus
membiarkan orang lain mengemukakan sisi buruk atau kekurangan
kita. Apakah anda pikir anda begitu sempurna? Bahkan Sang Buddha
sendiri memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengatakan
tentang dirinya. Sang Buddha juga mengatakan untuk tidak
memeriksanya dengan seksama dan mempraktekkan apa yang Beliau ajarkan
hingga seseorang mencapai hasil-hasil yang seperlunya, sebelum ia
mempercayainya.
Jadi
janganlah kecewa atau sedih jika tak seorang pun yang memuji,
menghargai, mendukung, atau bahkan mereka menentang perbuatan baik yang
kita lakukan. Jika kita tahu bahwa apa yang ingin kita lakukan
adalah baik dan pantas, lakukanlah itu dengan penuh keyakinan dan
kesabaran, maka tiada kerugian yang akan datang kepada diri
kita atau orang lain. Kita harus memulainya dengan keyakinan di
dalam diri kita.
Kita
mengira kita sudah mengerti Dhamma dan menginginkan dunia
(orang-orang lain) mengetahui tentang hal tersebut, tetapi kemudian
kita tidak bahagia ketika kita dikritik. Kita sangat sensitif
terhadap kritikan, itu membuat kita merasa bodoh dan tidak
bahagia. Kadang-kadang kita memiliki niat/maksud yang baik,
tetapi hal itu dapat ternoda jika kita membiarkan telinga kita
meladeninya, misalnya kita goyah oleh kritikan. Batin kita
haruslah kuat sepanjang waktu, harus tidak pernah menyerah, dan
harus selalu penuh perhatian/kesadaran akan saat ini.
Saya
percaya bahwa perbuatan baik yang kita lakukan akan membuat kita
bertambah bahagia, seperti sebatang pohon yang mula-mula berupa
sebuah tanaman yang kecil dengan hanya satu batang saja, sampai
tumbuh cabang-cabang, daun-daun, bunga-bunga, dan buah-buah.
Batin yang baik dan tenang akan semakin memberikan kebahagiaan
dan mendapatkan cinta dari setiap orang atau para dewa kemana
pun ia pergi. Adalah kenyataan bahwa kekuatan yang didapatkannya
dari praktek Dhamma adalah nyata, kuat dan lebih bernilai dari
pada apapun juga. Seseorang yang memiliki keyakinan di dalam
Dhammanya tidak perlu melakukan hal spesial lainnya, karena apapun
yang ia lakukan akan memberikan hasil yang memuaskan. Anda tidak
perlu melakukan hal-hal apapun yang rumit, kadang-kadang hanya
dengan berpikir baik saja akan memperoleh hasil yang baik dan
hebat. Cobalah lalukan itu. Bila anda memiliki batin yang baik
dan bersih, jalan menuju sukses akan nampak lancar, dan hal-hal
akan berjalan dengan baik. Tetapi jika batin anda tidak tenang,
tentram, dan bersih, hal-hal yang anda harapkan dan lakukan
tidak akan berjalan sesuai yang anda harapkan, meskipun anda
mengharapkannya dengan kuat dan sering. Batin seperti itu adalah batin
yang bingung, lemah, dan tiada berdaya. Maka, berusahalah untuk
melakukan hanya hal-hal yang baik, laksanakan tugas anda dengan
sebaik mungkin yang dapat anda lakukan, selalu dengan cinta kasih
dan kesadaran akan saat sekarang. Apapun yang muncul atau
terjadi, anggaplah itu sebagai hal yang alamiah, sebagai
"kedemikianan".
Pertimbangkanlah
ungkapan "tidak apa-apa". Kata-kata ini adalah seperti kata
keramat untuk meringankan batin kita, menasehatkan bahwa jika
kita tidak ambil peduli, jika kita tidak menganggap hal-hal
dengan serius, kita tidak akan menderita. Namun sebaliknya, kita harus
selalu "peduli", selalu berpikir, dan melakukan hal-hal yang
baik saja.
Cobalah
untuk membaca paritta setiap hari, pada pagi hari dan malam
sebelum tidur. Ambillah nafas panjang yang dalam dan perhatikan nafas
yang masuk dan nafas yang keluar, dan anda akan menemukan
kebahagiaan. Pada saat yang sama, sadarilah akan perhatianmu.
Pada akhirnya batin akan tetap memiliki kesadaran di dalam tanpa
memperhatikan nafas. Anda akan mendapatinya dalam keadaan tanang
dan damai karena batin bagitu terkonsentrasi pada saat itu.
Apapun yang anda lakukan, apakah berbicara, berpikir, atau
bertindak, berdiri, duduk berbaring, atau apa saja, anda akan
merasa bahagia dan tidak pernah kesepian. Mereka mengerti Dhamma
tidak pernah marasa kesepian, karena selalu ada teman baik di dalam
hatinya. Pada saat yang sama, hal itu merupakan sumber dari hidup
panjang umur yang berharga, corak yang baik, kebahagiaan,
kekuatan, kebijaksanaan, dan kekayaan. Tiada lagi yang lebih
berharga dari pada Dhamma. Apabila kita mempraktekkannya dengan
rajin dan sungguh-sungguh, kebajikan akan tumbuh dengan semakin
besar.
Jika
kita berkecil-hati, pikirkanlah tentang diri Sang Buddha. Sang
Buddha, yang pada akhirnya mencapai kesempurnaan (parami) tertinggi
(kesepuluh tingkat dari kesempurnaan spritual) dengan ketekunan
dan kesabaran, sila (sikap laku bermoral), dan bhavana
(meditasi), telah mengalami kelahiran-kembali sebanyak sekitar
1600 juta kali sebelum Beliau mencapai Pencerahan sebagai
seorang Buddha. Karena itu, kita yang mengikuti jejak-Nya sebagai
seorang Buddhis, harus mempraktekkan hal-hal yang Beliau
ajarkan. Janganlah menyerah, tetapi berusahalah melakukan
kebajikan. Majulah selangkah-demi selangkah hingga anda mencapai
tujuan (gol). Tidak peduli berapa jauh jaraknya, seribu atau
sepuluh ribu langkah, lakukan satu langkah setiap saat, maka
akhirnya anda akan tiba juga. Saya sendiri berjalan dari
Thailand Selatan menuju Burma Utara. Tidak akan terasa jauh jika
anda tetap melaksanakan 2 langkah tersebut, kiri dan kanan.
Dengan kesabaran dan keyakinan anda akan berhasil, karena di
mana ada kemauan, di sana pasti ada jalan. Orang yang tekun/ulet tidak
pernah gagal.
Pada
khotbah kali ini, saya menekankan bahwa kita harus berusaha dan
melakukan perbuatan baik, dan berusaha untuk membebaskan diri kita
dari penderitaan. Berusahalah untuk mengetahui dan mengerti
tentang penderitaan, sehingga bila ia datang, ia akan dapat
dihadapi. Adalah tidak hanya saya/anda yang menderita, orang
lain pun menderita, bahkan beberapa dari mereka lebih buruk dari
pada saya/anda. Cobalah untuk mengerti bahwa apapun yang
muncul, bertahan untuk waktu yang agak lama atau singkat,
kemudian lenyap. Tidak ada satu pun yang permanen. Suatu waktu, kita
tidak memiliki apa-apa, dan apa yang kita miliki dan menjadi apa
kita sekarang ini, adalah datang belakangan. Tiada satupun yang
tetap untuk selamanya. Kita harus berusaha untuk mengerti
hal-hal ini dan merenungkan mereka dengan perhatian dan
cinta-kasih. Ketahuilah kapan untuk melepas. Berusahalah untuk
mencintai orang lain, bahkan kepada mereka yang tidak menyukaimu
sekalipun. Berusahalah untuk mencintai dan memafkan mereka.
Cobalah untuk mengerti tentang dirimu sendiri dan hal-hal baik dari
orang lain. Berusahalah untuk tidak berat sebelah/memihak. Jangan
menunggu sampai orang lain mengerti tentang dirimu sebelum anda
mencoba untuk mengerti tentang mereka. Janganlah merasa cemas
dengan berlebihan.
Saya
percaya bahwa jika kita mengerti orang lain, kita dapat belajar
untuk mencintai mereka, karena cinta kasih tumbuh dari (adanya)
pengertian. Dalam suatu keluarga yang tanpa pengertian, cinta takkan
bertahan lama. Jadi, cobalah untuk memahami satu sama lain dan
jalanilah hidup yang baik. Tidak peduli apakah orang lain tidak
mencintai atau menghormatimu, cobalah untuk mengerti dan "maafkan
dan lupakan". Hadiah yang paling penting adalah hadiah berupa
memafkan. Janganlah melekat kepada benda-benda dengan kuat,
karena tiada satu apapun yang kekal. Relakan mereka pergi, dan
jadilah orang yang baik dan penuh cinta kasih.
Kini waktunya untuk berhenti, sehingga saya harus menghentikan khotbah untuk hari ini.