Sembah sujud pada Bhikkhu Liao Ming, Guru Sakya Zheng Kong, Gyalwa
Karmapa XVI, Guru Th ubten Dhargye! Sembah sujud pada Triratna Mandala!
Sembah sujud pada adinata homa Usnisa Vijaya Bhagavati!
Gurudhara,
Para Acarya, Dharmacarya, Lhama, Pandita Dharmaduta, Pandita
Lokapalasraya, ketua vihara, para umat se-Dharma, selamat malam
semuanya!
Pertama-tama, terima kasih sekali kepada Acarya
Lianyue dari vihara Chung-kuan, selain itu, Acarya Lianhan, Acarya
Lianhua Zhongchi, Acarya Liandeng, Acarya Lianmiao, dan seluruh umat
se-Dharma yang bisa menjapa genap mantra Usnisa Vijaya Bhagavati selama 7
hari 7 malam, terima kasih sekali kepada mereka.
Mantra
Usnisa Vijaya adalah penjelmaan dari terang Tathagata Usnisa, Usnisa
Vijaya Bhagavati juga Tathagata Usnisa, Ia berarti yang sempurna di alam
semesta. "Brum" ini, kita setiap kali menyempurnakan, selalu japa "Om. Bulin. Om. Bulin", sebenarnya "Om. Bulin" disebarkan ke Taiwan, baru dijapa "Om. Bulin.", boleh dikatakan, seharusnya "Brum. Om.",
terang mahasiddhi yang dicapai dari perbauran antara terang Tathagata
Usnisa yang sempurna di alam semesta dan terang kita sendiri, itulah
arti mantra Usnisa Vijaya Bhagavati. Terang Tathagata Usnisa, ditambah
dengan terang Buddhata hati kita sendiri, keduanya saling berbaur,
itulah terang yang sangat sempurna dari alam semesta. Acarya Lianyue
berkata pada saya, "Mohon Mahaguru menjelaskan arti mantra Usnisa Vijaya Bhagavati." Di sinilah artinya.
Sebenarnya,
tadinya sempurna, dunia manusia mencemarkannya, tadinya sempurna, tak
disangka dicemarkan oleh insan. Saya cerita sebuah cerita lucu, ada
sebuah vihara, tadinya temboknya putih sekali, namun, banyak umat pergi
berwisata, lalu menuliskan nama sendiri di atas tembok, "Sun Wukong berwisata ke sini", tak lama kemudian, tembok pun penuh dengan tulisan, setiap orang "datang berwisata ke sini", semua penuh. Begitu ketua vihara melihat, "Aduh! Insan memang demikian." Suatu hari, ia pun cari tukang cat, semua dicat menjadi putih, begitu ia berpikir, "Ini adalah vihara wisata, tetap ada orang yang akan menulis", ia sendiri pun menulis "Dilarang menulis di sini", kemudian dibaca oleh wisatawan yang datang, juga menulis satu kalimat, "Mengapa Anda lebih dulu menulis?" Datang satu orang lagi, begitu ia baca, ditambahkan lagi satu kalimat "Kalau mau tulis, biarkan saja", kemudian, datang satu orang lagi, begitu baca, ia menambahkan satu kalimat lagi, "Mari kita tulis sama-sama". Sehingga seluruh tembok itu pun tercemar lagi.
Wujud
asli alam semesta -- wujud asli Usnisa Vijaya Bhagavati, tadinya Ia
adalah seberkas sinar putih; Buddhata umat manusia, juga sama, seberkas
sinar putih, tidak kotor dan tidak bersih, fenomena seluruh alam
semesta, demikian sempurna, pikiran insanlah yang mencemarinya. Jadi,
boleh dikatakan, japa mantra Usnisa Vijaya Bhagavati, berarti menemukan
Buddhata anda sendiri, berbaur bersama Dharmakaya dari Buddha Dharmakaya
yang suci, sehingga mencapai keberhasilan alam semesta, sesederhana
itulah prinsipnya.
Banyak orang yang datang hari ini,
banyak umat yang datang. Karena, kemarin saya di Vihara vajragarbha
Taiwan mengatakan, di sini ada "Homa Penutupan Penjapaan Mantra Usnisa Vijaya Bhagavati 7 hari 7 malam" yang
dipelopori Acarya Lianyue di pusat pertapaan Tucheng Chung-kuan Temple.
Apa arti kita menjapa mantra ini? Membersihkan seluruh rintangan karma,
membersihkan rintangan karma para mahkluk akhirat, semua terlahir di
Buddhaloka; rintangan karma, karma penyakit, dan karma apapun selama
turun-temurun berubah menjadi terang; meningkatkan kebijaksanaan terang
kita; meningkatkan berkah terang kita, agar segalanya sempurna; segala
musuh, juga berubah menjadi terang. Kita juga berharap di bawah mantra
Usnisa Vijaya Bhagavati selama 7 hari 7 malam, segala kerisauan, semua
berubah menjadi terang. Ini adalah satu peristiwa yang sangat baik!
Asalkan segalanya berubah menjadi terang, segalanya pun berhasil,
bagaimana pun, semua berhasil, kemudian, sinar ini melindungi dan
menerangi kita, kita pun dapat bebas dari segala kerisauan.
Orang awam! Sama sekali beda dengan "kebenaran suci" kita,
di hadapan para arya, segalanya adalah sempurna, homa sangat sempurna,
saya juga melihat terang Usnisa Vijaya Bhagavati muncul. Ia pertama-tama
muncul dalam fenomena membuat sebuah "jie" (penyelesaian),
sepotong demi sepotong terang, demikian, memenuhi seluruh angkasa,
kemudian berubah menjadi sebuah terang adarsa-jnana (kebijaksanaan
cermin mahasempurna), di tengah adarsa-jnana duduk Usnisa Vijaya
Bhagavati, sangat luar biasa, nyatalah bahwa mantra Usnisa Vijaya
Bhagavati selama 7 hari 7 malam yang satu ini, saat sampai homa
penutupan, segalanya sangat sempurna dan luar biasa.
Dunia
itu beda, seperti kita di atas gunung, sangat bersih, di bawah gunung
sudah beda, itu dunia orang awam. Kita di atas gunung berkumpul orang
sebanyak ini, di bawah gunung tetap ada banyak orang, semoga sinar
Usnisa Vijaya Bhagavati, juga mampu menerangi seluruh insan. Apa yang
beda di bawah gunung? Konfl ik banyak sekali, rebut-rebutan, kacau
balau; seluruh insan di bawah gunung kacau balau. Kacau balau apa? Juga
ada sebuah "joke" (lelucon), akhir-akhir ini banyak kejadian
demikan, ada seorang pasien, dibawa ke rumah sakit, rumah sakit
mengobatinya, sehabis diobati, dibawa pulang lagi, aduh? Penyakit belum
sembuh, tadinya tidak diobati masih lumayan, begitu diobati makin parah,
menimbulkan konfl ik medis, anggota keluarga berkata, "Begini saja! Kita utus satu orang untuk bicara dengan dokter dulu, "Diobati makin parah", pergi marahi dia." Ia mengutus satu orang ke sana, tak lama kemudian, kembali lagi, kembali ke rumah, tuan rumah pun bertanya padanya, "Apakah Anda bertanya pada dokter itu? Memarahi dokter itu?" Ia berkata, "Saya tidak bisa menerobos masuk, karena orang yang memarahinya terlalu banyak.” Ia
tidak memarahinya (maksudnya dokter), karena ia tidak bisa menerobos
masuk, orang yang memarahinya terlalu banyak. Mengapa saya menceritakan
ini? Karena konfl ik medis sekarang sangat banyak.
Manusia!
Lumrah mengalami ketidakadilan, namun mau menyalahkan siapa? Memangnya
dokter mau gagal mengobati anda? Apakah itu kecerobohan medis? Jika
benar-benar kecerobohan medis, dokter seharusnya mengalami kerugian,
karena ia harus ganti rugi, namun, jika bukan kecerobohan dokter?
Melainkan karma penyakit pasien ini? Rintangan karma pasien ini? Banyak
kejadian memang sangat aneh, obat yang sama, dokter yang sama, ia telah
sembuh, obat yang sama, mengobati orang lain, ia tidak sembuh. Jadi,
maksud saya menunjukkan contoh ini, hanya konfl ik medis saja sudah
tidak ada habis-habisnya, konfl ik lainnya lebih banyak lagi.
Kadang-kadang, bisa sembuh, kadang-kadang, tidak bisa sembuh,
kadang-kadang bisa hidup, kadang-kadang tidak bisa hidup, apa sebabnya?
Menurut kita umat Buddha, inilah rintangan karma, ada rintangan!
Rintangan berwujud dan rintangan tak berwujud, sangat banyak. Rintangan
berwujud bisa meminta keadilan; rintangan tak berwujud, di mana meminta
keadilan?
Hari ini di atas gunung banyak orang, di bawah
gunung juga banyak orang, insane yang tak terhitung banyaknya, yang
mengerti Buddhadharma, tahu bahwa insane memiliki banyak rintangan
karma, namun kita bersihkan lewat mantra Usnisa Vijaya Bhagavati selama 7
hari 7 malam, inilah kita orang di atas gunung, orang di bawah gunung
yang sadhaka baru bisa membersihkan rintangan karma; insan di bawah
gunung yang tidak mengerti membersihkan rintangan karma sendiri, ia
menyalahkan yang berwujud, ia tidak tahu ada yang tak berwujud, hanya
tahu yang berwujud saja. Sesungguhnya, setiap peristiwa yang terjadi,
setiap konfl ik, sebagian besar terbentuk dari rintangan karma sendiri.
Jadi, demi menyingkirkan rintangan karma sendiri, dan rintangan karma
seluruh insan, kita semua harus dukung penjapaan mantra Usnisa Vijaya
Bhagavati.
Lihat, tubuh manusia diobati pun tidak kunjung
sembuh, lantas menyalahkan dokter, kalau begitu, topan? anda menyalahkan
siapa? Banjir? Anda menyalahkan siapa? Gempa bumi? anda menyalakan
siapa? Kebakaran? anda menyalahkan siapa? Terutama gempa bumi, anda
lihat gempa bumi saja, gempa bumi mau menyalahkan siapa? Tidak ada yang
bisa disalahkan! Juga tidak ada orang yang mengatakan gempa bumi
menyalahkan pemerintah. Bahkan banjir pun bisa menyalahkan pemerintah,
hujan deras, hujan lebat, wah! Dalam sehari turun curah hujan sebulan
penuh, sehari turun curah hujan setahun penuh, lantas menyalahkan
pemerintah. Gempa bumi? Maaf, gempa bumi menyalahkan siapa? Menyalahkan
bumi?
Manusia jangan menyalahkan siapa-siapa, salahkan
rintangan karma sendiri, salahkan diri sendiri tidak japa mantra Usnisa
Vijaya Bhagavati, salahkan diri sendiri tidak membersihkan rintangan
karma sendiri, salahkan diri sendiri tidak membersihkan kerisauan
sendiri, jika anda dapat membersihkan rintangan karma sendiri,
membersihkan kerisauan sendiri, ada satu nadi bernama "nadi pembuluh kristal", ketika mata anda melihat ke dalam, saat melihat Buddhata sendiri, lewat "nadi pembuluh kristal",
melihat teratai di hati sendiri mekar, melihat pusat teratai muncul
terang Buddhata, saat ini, anda pun tahu, kerisauan anda telah sirna
semua, rintangan karma anda juga telah sirna semua, semoga kita semua
dapat tekun menjapa mantra.
No comments:
Post a Comment