(Semboyan pelaksana meditasi di Vihara Bodhigiri)
2. Bagai teratai yang jatuh ke lumpur.
Ia tidak mengeluh atas kekotoran yang ada di sekitarnya.
Ia justru menggunakan kekotoran itu untuk tumbuh subur.
Teratai bahkan tidak ternoda oleh lumpur maupun air tempat ia bertumbuh.
Demikian pula orang yang terlahir di lingkungan kurang ideal.
Ia hendaknya tidak mengeluh namun menggunakan kondisi tersebut untuk mencapai kemajuan batin secara maksimal.
3. Segala yang datang, HADAPI.
Segala yang telah pergi, JANGAN DICARI.
Segala yang belum datang, JANGAN DINANTI.
4. Segala sesuatu yang menjadi milik tidak akan pernah terlepaskan.
Segala sesuatu yang bukan milik tidak akan pernah diperoleh.
Semua mahluk hanya menerima segala yang memang sudah menjadi miliknya.
5. Masa lalu hanyalah kenangan. Jadikan pelajaran.
Masa depan masih impian Jadikan pedoman.
Masa sekarang adalah kenyataan. Gunakanlah secara maksimal.
6. Katakan MEMANG.
Jangan tanyakan ‘Kenapa’
Atas segala sesuatu yang sedang dialami maupun dijalani
7. Ubahlah pernyataan menjadi PERTANYAAN
Untuk mampu berkomunikasi dengan bijaksana kepada siapapun
8. Keberhasilan hanyalah konsenkuensi logis suatu usaha.
Berani usaha dan mencoba, maka terdapat 50% kemungkinan berhasil.
Tanpa usaha dan mencoba, jelas 100 % gagal.
9. Ketika memiliki kemauan, maka tentu ada jalan.
Jika tidak ada jalan, BUATLAH jalan untuk mencapai harapan.
10.Stress adalah perbedaan antara harapan dengan kenyataan.
Mampu mengubah harapan agar sesuai kenyataan menimbulkan kebahagiaan
11. Harapan tidak selalu menjadi kenyataan.
Kenyataan tidak selalu sesuai harapan.
Seseorang hanya mampu mengubah harapan.
Ia tidak akan pernah mampu mengubah kenyataan.
Harapan yang disesuaikan kenyataan mampu memberikan kebahagiaan.
12. Hidup berisi perubahan.
Berubahlah untuk mengisi kehidupan
13 Bersahabatlah dengan waktu
Walau waktu hanyalah khayal
Kenyataan hanyalah saat ini
Bukan masa lalu maupun masa depan
Menjadikan waktu sebagai sahabat
Banyak masalah dilalui
Satu demi satu
Akhirnya bahagia timbul juga
* Segala kebajikan yang dilakukan akan membuahkan kebahagiaan.
Oleh karena itu, mereka yang ingin mendapatkan kebahagiaan hendaknya memperbanyak kebajikan dalam setiap saat hidupnya.
* Jangan terlalu berusaha mengubah orang lain, namun, cobalah mengubah diri sendiri agar dapat menerima kelebihan serta kekurangan orang lain.
Dengan demikian, kita dapat bersatu untuk mencapai kemajuan di segala bidang.
* Dalam masyarakat, kita hendaknya menyadari bahwa apapun bentuk kehidupan seseorang, baik di dalam rumah tangga, di kantor maupun dimana saja ia berada, hendaknya ia selalu mengembangkan perilaku yang terus terang, jujur dan mengurangi kebohongan. Keterusterangan akan membuat banyak permasalahan lebih mudah diselesaikan dengan hasil yang membahagiakan semua fihak.
* Bila kita ingin dicintai orang, mulailah dengan mencintainya.
Cinta disini bukanlah sekedar keinginan untuk menguasai melainkan hasrat untuk membahagiakan orang yang dicintai.
1. Ketika seseorang mendapatkan pujian, celaan bahkan fitnah, renungkanlah bahwa :
Sudah biasa orang mendengar kata celaan, pujian, bahkan fitnah.Dengan perenungan ini, semoga beban pikiran menjadi ringan.
Hal ini juga dialami Sang Buddha yang Maha Sempurna.
Anggap sebagai buah kamma.
Karena kita tidak bisa mengatur isi pembicaraan orang lain.
Masalah juga bisa lebih mudah diselesaikan dengan memperbaiki perilaku agar mengurangi kondisi untuk dicela maupun difitnah.
2. Apabila seseorang mampu mengatasi pikirannya sendiri, maka ia akan dapat mengendalikan keinginannya dan bisa membebaskan diri dari jeratan perasaan suka dan duka.
3. Sesungguhnya, kebahagiaan hidup bukanlah karena seseorang telah memiliki segala bentuk kenikmatan duniawi. Kebahagiaan adalah kemampuan seseorang untuk menguasai pikirannya sendiri serta memenuhinya dengan gelombang cinta kasih.
4. Apa yang dianggap penting oleh seseorang mungkin tidak penting bagi yang lainnya, itu urusan kebijaksanaan yang berbeda. Tetapi kita masing-masing orang harus bisa membedakan, karena inilah sesungguhnya KEBIJAKSANAAN
5. Orang yang memiliki keyakinan akan kebenaran Sang Buddha, akan bersemangat untuk melaksanakan Ajaran Luhur Sang Buddha, selalu memusatkan perhatian pada penerapan dan pelaksanaan Ajaran Sang Buddha. Tidak akan bisa terpengaruh oleh bujukan orang lain agar mencoba, apalagi memilih agama lain untuk menggantikan Buddha Dhamma yang telah diyakini dan tetap bertahan pada Buddha Dhamma apapun yang terjadi padanya.
6. “Semoga semua makhluk selalu hidup berbahagia”, apabila seseorang selalu mempergunakan waktu luangnya untuk mengucapkan kalimat tersebut, maka secara bertahap pikirannya akan berisikan gelombang cinta kasih.
7.
* Sesungguhnya, orang yang membantu melestarikan Dhamma telah melestarikan (maksudnya : melakukan-admin) Dhammadana yang tertinggi nilainya diantara semua jenis Dhamma;
* Hanya orang bijaksana yang mampu memilih hal baik di antara banyak hal buruk, ia akan mendapatkan ketenangan dan kebahagian lahir dan batin.
* Tidak akan ada kekecewaan dikala menderita, tiada kesombongan dikala suka, karena orang telah menyadari bahwa segala suka dan duka yang dialami adalah hasil perbuatannya sendiri.
* Pasangan (suami-istri) yang baru hendaknya selalu berusaha menjaga segala bentuk pikiran, ucapan dan perbuatannya agar ditujukan pada KEBAIKAN.
Dengan kata lain, mereka mendidik diri mereka sendiri dahulu sebelum me MULAI mendidik anaknya
8.
* Harta, Kekayaan, Kemoralan, Kedermawanan dan Kebijaksanaan seperti sumur. Ketika dibagikan airnya tetap sama tetapi orang yang kehausan menjadi bebas dari kehausan. Jangan hanya menjadi sumber air dalam diri kita, bagikanlah kepada siapapun dilingkungan kita serta keluarga kita sehingga kita menjadi sumur kebajikan yang tidak pernah habis.
* Seseorang yang berbuat kebajikan dalam kehidupan yang sedang menderita akan mengkondisikan dirinya mendapat kebahagiaan dalam kehidupan ini maupun yang akan datang
* Keberhasilan menganjurkan orang melaksanakan Dhamma adalah merupakan Dhammadana yang diyakini akan memberikan buah terbesar melampaui segala bentuk pemberian lainnya
9.
* Sesungguhnya MEDITASI adalah mendidik, membimbing kita agar selalu siap menerima dan menghadapi segala PERUBAHAN yang terjadi.
* Apabila Seseorang hanya melatih diri secara fisik saja, maka ia akan menjadi orang yang munafik, pandai berpura-pura, kelakuannya baik tetapi pikirannya jahat. Ia hendaknya juga melatih pikirannya dengan meditasi.
* Mendengarkan Dhamma adalah ibarat memberikan tenaga tambahan pada batin seseorang yang mungkin lelah dalam menghadapi kenyataan hidup.
* Hendaknya seseorang berbuat baik demi perbuatan baik itu sendiri. Ibarat bunga, ia mekar demi mekarnya sendiri tanpa dipengaruhi oleh keinginan untuk dilihat maupun dipuji.
* Semakin tinggi kualitas batin dan pemahaman orang itu akan kebenaran Hukum Karma, maka semakin berkurang pula kebiasaannya merumuskan kebahagiaan yang diharapkan setelah ia melakukan suatu kebajikan.
10.
* Setiap dari langkah kita apabila mengecewakan orang lain belajarlah untuk memperbaiki. Setiap dari langkah kita apabila membahagiakan orang lain, belajarlah untuk ditingkatkan. Sehingga akhirnya setiap langkah kita mendatangkan senyuman, tawaan serta Kebahagiaan untuk siapapun yang ada di lingkungan kita.
* Keyakinan adalah salah satu harta yang kita miliki dan akan kita bawa sampai kelahiran yad. Jika kita punya keyakinan pada Dhamma, ketika meninggalpun dengan keyakinan yang kuat, bisa terlahir dalam alam Bahagia.
* Menceritakan secara sederhana pengalaman sendiri setelah melaksanakan Dhamma, akan mendorong orang lain mengikutinya, juga menjadikan orang lain memiliki kesempatan mendapatkan pengalaman yang serupa yaitu KEBAHAGIAAN
11.
* Kalau ingin sukses dalam hidup, baik dalam rumah tangga maupun karir, maka lenyapkan semua ketamakan, kebencian dan kegelapan batin.
* Kemanapun seseorang pergi, hendaknya ia dapat selalu menumbuhkan kedamaian dan kebahagiaan kepada semua mahkluk yang ada
* Tidak ada kekecewaan dikala menderita.
Tidak ada kesombongan dikala suka.
Karena (Untuk – admin) orang yang telah menyadari bahwa segala suka dan duka yang dialaminya adalah hasil perbuatannya sendiri.
12.
* Sesungguhnya makna dari ber”dana” adalah menumbuhkan kebiasaan berpikir untuk membahagiakan makhluk lain, bahkan semua makhluk. Ia akan membahagiakan mereka dengan segala macam cara menumbuh kembangkan pikiran yang penuh CINTA KASIH.
* Hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan dalam usaha melaksanakan Buddha Dhamma adalah ketekunan, keuletan, kesungguhan dan semangat untuk membuktikan kebenaran ajaran Sang Buddha.
* KEBAHAGIAAN bukan dicari diluar diri kita, tapi
KEBAHAGIAAN itu ada dalam diri kita.
KEBAHAGIAAN itu ada pada cara kita mengubah cara berpikir kita.
Makin pandai kita mencari cara untuk mengubah pikiran kita, maka akan semakin baik.
13
* Mendengarkan Dhamma adalah memberikan tenaga tambahan pada batin seseorang yang mungkin lelah dalam menghadapi kenyataan hidup.
* Kebiasaan mengembangkan KETAMAKAN (kebencian dan kegelapan batin-admin) akan berbuah dalam bentuk kelahiran kembali yang terus berulang tiada hentinya.
* Ke-Aku-an menjadikan seseorang merasa sebagai tokoh utama dalam hidup ini, tanpa dirinya seakan dunia tidak akan berputar lagi.
Padahal seseorang mampu mencapai kondisi seperti saat ini pasti ada sebabnya. (Hukum Sebab dan Akibat)
14.
* Seseorang yang tidak melekat, akan menyadari bahwa kehidupan sungguh sangat singkat. Oleh karena itu, ia akan mengembangkan kebajikan setiap waktu hidupnya untuk memperhatikan dan menolong mereka yang sedang menderita.
* Nibbana dapat dicapai ketika manusia masih hidup di dunia dan mampu mengembangkan kesadaran secara total, sehingga ia terbebas dari ketamakan, kebencian serta kegelapan batin.
* Perbuatan baik bukan hanya dilakukan sekali dalam jumlah yang besar, tetapi harus berulang-ulang sepanjang waktu.
* Perubahan sikap membutuhkan perjuangan keras dan siap untuk selalu bangkit dikala menghadapi kegagalan.
15.
* Manfaat ajaran Sang Buddha bukan tergantung pada profesi seseorang melainkan pada kemauan seseorang untuk melaksanakan pengendalian diri sehingga melihat proses hidup sebagaimana adanya.
* Apabila si anak mampu menjadi Bhikkhu yang baik serta mampu melatih diri sehingga mencapai kesucian, maka sebagai orangtua yang telah mengijinkan anaknya menjadi Bhikkhu tersebut akan memiliki kamma baik yang Luar Biasa.
* Kathina memang saat yang tepat untuk berdana empat kebutuhan Bhikkhu. Lebih indah lagi apabila pada saat berdana bertekad juga melepaskan dan melenyapkan ke-Aku-an.
* KUNCI SUKSES ;
1. Belajar lebih banyak dari orang lain.
2. Bekerja lebih keras dari orang lain
3. Berkeinginan lebih sedikit dari orang lain.
16.
* Seseorang hendaknya tidak hanya mengeluhkan sikap lingkungan terhadap dirinya. Ia hendaknya juga merenungkan dengan baik “Kualitas hidup apakah yang harus lebih ditingkatkan dan dikembangkan dalam diri agar lingkungan dapat menerima diri kita dengan baik”
* Semakin tinggi kualitas batin dan pemahaman orang itu akan kebenaran hukum karma, maka semakin berkurang pada kebiasaannya merumuskan bentuk kebahagiaan yang diharapkan setelah ia melakukan suatu kebajikan
* Umat Buddha yang mencapai kesucian setelah melaksanakan ajaran Sang Buddha, maka umat seperti inilah yang sesungguhnya layak berbangga
* Faktor terpenting dalam Buddha Dhamma adalah bagaimana seseorang dapat merasakan manfaat Dhamma dalam kehidupannya setelah ia melaksanakan Ajaran Sang Buddha tersebut dalam kehidupan sehari-hari
17.
* Penghormatan, selain sebagai sarana mengurangi ke-Aku-an, juga untuk membiasakan kita agar dapat mengenal budi baik orang lain.
* Apabila seseorang dapat merenungkan dan menyadari bahwa setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, maka ia akan melihat dirinya sendiri sama dengan orang lain.
* Perasaan sombong dapat timbul dalam diri seseorang karena ia hanya mengingat kelebihan diri sendiri serta memandang orang lain dari sudut kelemahannya.
* Seorang umat Buddha harus menjadi teman untuk mereka yang sedang mengalami kesedihan.
* Dengan menyadari manfaat langsung melakukan kebajikan melalui ucapan, perbuatan dan pikiran, seseorang hendaknya akan selalu berkarya dengan semaksimal mungkin.
Ketika mengalami hal-hal buruk bahkan dalam kondisi yang kita anggap terburuk sekalipun, senantiasa terapkanlah kata “UNTUNG” maka kita akan mampu melihat kesialan sebagai suatu keberuntungan.
Dengan demikian, secara alamiah kita dapat menyikapinya dengan positif, penuh rasa syukur dan berterimakasih.
Contoh :
Ketika terjadi kecelakaan, katakan :
1. UNTUNG hanya mobil yang tertabrak, tidak ada yg terluka.
2. UNTUNG masih hidup dan tidak mati
3. UNTUNG hanya amputasi kaki, tidak cacat total
1.
Keempat harta, yakni keyakinan, kemoralan, kedermawanan dan kebijaksanaan, adalah seperti sumur. Ketika Anda bagikan, airnya tetap sama tapi orang yang kehausan menjadi terbebas dari rasa haus. Jangan hanya menjadi sumber air dalam diri Anda, bagikanlah kepada temah Anda, lingkungan Anda, serta keluarga Anda sehingga kita menjadi sumur kebajikan yang tidak pernah habis.
2.
Banyak orang mempunyai keyakinan agama yang kuat tetapi perilakunya buruk.
3.
Pengendalian ucapan tidak berbohong; pengendalian badan/perbuatan, tidak berzinah dan juga tidak mabuk-mabukan akan mengantar kita hidup bahagia di dunia dan juga bahagia setelah kehidupan ini.
4.
Balaslah jasa ayah dan ibu Saudara sebanyak dan semampu yang bisa Saudara berikan, minimal Saudara tidak rewel, tidak nakal dan tidak menyusahkan orangtua.
5.
Ketahuilah bahwa badan kita ini mulai dari rambut sampai ujung kaki itu sebetulnya bukan milik kita, tetapi milik orangtua. Tidak ada manusia yang dapat menciptakan bagian tubuhnya sendiri.
6.
Penganiayaan dan pembunuhan merupakan dua hal yang saling berdekatan. Pembunuhan yang tidak sukses disebut penganiayaan. Sebaliknya, penganiayaan yang sukses disebut pembunuhan.
7.
Kamma yang harusnya dirasakan oleh seseorang dapat diubah dengan cara mengubah perilakunya menjadi lebih baik dari hari ke hari.
8.
Hasil kamma yang dialami seseorang tidak akan dapat dipindahkan maupun dialihkan kepada fihak lain.
9.
Kebenaran tidak akan berubah hanya karena seseorang mempercayai ataupun tidak mempercayainya.
10.
Selama seseorang melakukan suatu perbuatan dengan niat baik, maka orang itu tetap menanam kamma baik.
11.
Seseorang memilih suatu agama tertentu adalah berdasarkan kecocokan.
12.
Orang yang telah mencapai kesucian tidak akan mengumumkan dirinya sebagai orang yang telah suci kepada masyarakat umum.
13.
Apabila seseorang sering mengembangkan kebajikan, maka hidupnya akan selalu bertambah bahagia. Walaupun ia harus merasakan penderitaan, ia tidak akan terlalu menderita.
14.
Salah satu tujuan pelaksanaan Buddha Dhamma adalah untuk menjadi orang baik yang bijaksana.
15.
Hubungan orangtua dengan anak yang harmonis maupun yang kurang harmonis tentulah ada penyebabnya pula. Salah satu penyebab terjadinya hubungan itu adalah ikatan kamma.
16.
Para umat Buddha hendaknya mampu dengan bijaksana memisahkan antara Buddha Dhamma yang diuraikan dengan perilaku pribadi Dhammaduta.
17.
Seseorang yang berbuat kebajikan dalam kehidupannya yang sedang menderita akan mengkondisikan dirinya mendapat kebahagiaan dalam kehidupan ini maupun kehidupannya yang akan datang.
18.
Sebagai murid Sang Buddha, hendaknya kita mampu membangkitkan dan selalu menjaga agar semangat selalu ada dalam diri kita.
19.
Segelas air diberi satu sendok garam, maka air itu akan terasa sangat asin. Bila jumlah air itu ditambah menjadi satu guci, maka garam sesendok yang berada di dalamnya tidak lagi menimbulkan rasa asin. Contoh ‘air’ di sini adalah sebagai lambang kebajikan, sedangkan ‘garam’ melambangkan keburukan.
20.
Bukan karena makanan atau minuman seseorang dapat disebut sebagai orang baik, melainkan harus dilihat dari perilakunya.
21.
Umat hendaknya setahap demi setahap membersihkan perilaku hidupnya dari ketamakan, kebencian serta kegelapan batin.
22.
Apabila seseorang mampu mengatasi pikirannya sendiri, maka ia akan dapat mengendalikan keinginannya dan bisa membebaskan diri dari jeratan perasaan suka dan duka.
23.
Hendaknya kita ingat baik-baik bahwa badan ini adalah pinjaman dari orangtua. Kita mempunyai kewajiban untuk membalas jasa orangtua, karena sesungguhnya yang paling berjasa di dalam kehidupan kita adalah ayah dan ibu.
24.
Sesungguhnya Ajaran Sang Buddha bukan hanya sekedar upacara sembahyang saja, atau bahan diskusi, bahkan bukan pula merupakan suatu pengetahuan umum, tetapi lebih dari itu. Ajaran Sang Buddha membutuhkan pelaksanaan di dalam kehidupan kita sehari-hari.
25.
Sebaiknya kita tidak hanya ingat mereka yang telah berjasa saja. Tetapi kita juga harus menajdi orang yang baik dengan cara berusaha berbuat baik kepada siapa saja.
26.
Di dunia ini, kita hanya mempunyai satu ayah dan satu ibu kandung. Kalau mereka meninggal, tidak ada yang bisa menggantikannya. Kalaupun ada, mereka bukanlah ayah dan ibu kandung yang memiliki badan Saudara.
27.
Umat Buddha yang sesungguhnya adalah umat yang telah melaksanakan Buddha dDhamma dalam kehidupannya sehari-hari, paling tidak, dengan meniru sikap serta perilaku Sang Buddha Gotatama sebagai Guru Agungnya.
28.
Sebagai manusia yang bisa berpikir, tentu kita harus merenungkan dahulu setiap langkah dan ucapan kita.
29.
Kadang-kadang kita merasa bahwa kita tidak kepingin belajar, ‘Saya sudah cukup”. Padahal, kalau kita mendengar, tentu kita akan mendapatkan banyak manfaat.
30.
Ajaran Sang Buddha memberikan kebahagiaan di dalam batin, sedangkan dalam ilmu pengetahuan Saudara hanya memperoleh kebahagiaan yang bersifat badaniah.
31.
Ilmu pengetahuan tidak bisa memberikan ketenangan batin. Ilmu pengetahuan tidak bisa memberikan kebahagiaan sejati. Ilmu pengetahuan hanya memberikan kebahagiaan semu / membantu kebahagiaan saja.
* “Seperti bunga yang mekar demi mekarnya sendiri. Bukan karena motivasi dari luar. Aku bekerja demi pekerjaan itu sendiri”. Kita mengabdi pada tindakan itu sendiri. Apa saja yang kita lakukan menjadi pengabdian. Pengabdian pada apa yang kita lakukan itu sendiri, sehingga kita rela melakukan segala sesuatu dengan habis-habisan. Itulah yang disebut dengan pengabdian.
* Tetap tekun dan fokus pada tujuan walau tidak ada tantangan, inilah salah satu makna Samadhi dalam kehidupan sehari-hari. Mampu dengan cepat memusatkan pikiran. Mampu mempertahankan konsentrasi untuk waktu yang lama. Penuh perhatian. Ada gangguan ataupun tidak, terus belajar, terus berjuang, hajar terus. Ada ujian ataupun tidak, belajar terus. Ada orang ataupun tidak ada orang, tetap setia melakukan kebajikan dengan badan, ucapan dan juga pikiran. Itulah kualitas batin yang patut dikembangkan.
* Kita mampu melindungi diri sendiri. Kunci dalam Agama Buddha: mengerti Hukum Kamma. Bahwa apabila saya menderita, penderitaan ini bukan disebabkan oleh si A, dibuat oleh si A, Demikian pula apabila kita bahagia. Bukan karena si B, maupun fihak lainnya. Kita diajarkan Sang Buddha untuk mandiri. Kenapa saya menderita? Karena kamma buruk saya sedang berbuah. Kenapa saya bahagia? Karena kamma baik saya sedang berbuah. Dengan pengertian kamma seperti ini, maka kita selalu giat bersemangat untuk mengurangi kamma buruk dan selalu menambah kamma baik dalam setiap kesempatan. Sesungguhnya, Buddha Dhamma mengajarkan kita untuk tidak bergantung kepada fihak manapun juga.
* Apakah yang membuat seseorang bersemangat? Orang itu harus mempunyai keyakinan. Selama orang tidak mempunyai keyakinan, ia tidak akan pernah maju. Ia tidak akan pernah mau bertahan. Ia mudah putus asa. Salah satu contoh nyata dalam keyakinan adalah Pangeran Siddhattha yang selama enam tahun banyak berjuang dalam meditasi karena yakin segala yang Beliau jalani adalah benar. Apabila selama enam tahun dijalani dan ternyata tidak benar, tidak masalah. Masih ada kesempatan untuk berubah. Dan, ketika Beliau mengubah cara meditasi yang telah Beliau lakukan selama ini, Beliau kemudian mencapai kesucian. Beliau menjadi Buddha. Oleh karena itu, setiap orang hendaknya selalu yakin dengan segala yang hendak dikerjakan. Itulah yang akan membangun semangat kita dalam mewujudkan harapan yang telah dimiliki. Apapun yang Anda lakukan, sebagai pelajar, pengusaha, perumah tangga maupun pekerja, jagalah rasa percaya diri pada kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawab masing-masing orang. Ketika rasa percaya diri mulai berkurang, maka sejak saat itulah prestasi akan menurun. Karena itu, yakinlah bahwa segala yang dilakukan dapat mencapai hasil yang maksimal.
* Selalu memperhatikan segala sesuatu yang telah dikerjakan diri sendiri. Sebagai seorang pelajar, jika kita yakin bahwa belajar itu bisa menimbulkan sukses maka muncullah semangat untuk mencapai kesuksesan tersebut. Kita menjadi lebih tekun dan konsentrasi pada kegiatan belajar.
* Kebosanan yang dirasakan diatasi bukan dengan mengubah atau mengganti objek yang membosankan tersebut, tetapi dengan mengubah cara berpikir atau sikap mental kita terhadap hal yang membosankan itu.
* Senantiasa mengisi pikiran dengan hal positif misalnya dengan sering menyebut dalam batin kalimat cinta kasih SEMOGA SEMUA MAHLUK BERBAHAGIA di setiap kesempatan sehingga tiada peluang bagi hal negatif bersemayam dalam batin kita…
* Komunikasi akan terjalin baik serta dapat dimengerti oleh kedua belah pihak apabila menerapkan rumus :
Komunikasi sehat = 1 bicara + 1 mendengar
Komunikasi tidak sehat = 1 bicara + 1 bicara ( Anda dapat bayangkan apabila komunikasi type ini diterapkan saat berkomunikasi via Hp….maka habislah pulsa tanpa mengerti isi komunikasi yang baru dilakukan alias nggak nyambung…)
1 comment:
Numpamg share ya...
Post a Comment