.

.

Pages

Friday, December 14, 2012

Paramita

Paramita
Dalam Agama Buddha, terdapat 6 sifat luhur atau kesempurnaan (Sad Paramita) sebagai jalan untuk mencapai tingkat Bodhisattva, yaitu:
  1. Dana Paramita, yaitu melatih kemurahan hati.
    Menurut cara hidup umat Buddha, Dana itu terbagi atas dua jenis yaitu dan yang dapat dilakukan oleh orang-orang biasa yang belum mencapai kesucian, yang terdiri dari Amisedana dan Dhammadana. Dan dana yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang telah mencapai kesucian, yaitu Atidana dan Mahatidana.
    Dana yang dapat dilakukan orang-orang biasa, baik yang hidup berkeluarga (umat biasa dan Upasaka-Upasika) maupun yang hidup tidak berkeluarga (bhikkhu-Bhikkhuni) adalah :
    1. Amisedana, yaitu dana dalam bentuk materi (benda) yang kita berikan kepada orang-orang yang membutuhkan, misalnya uang, keperluan hidup dan makanan.
    2. Dhammadana, yaitu dana dalam bentuk bathin, memberikan khotbah Dhamma, memberikan nasehat-nasehat kepada seseorang sesuai dengan Ajaran Sang Buddha. Menurut kitab suci Prajna Paramita dikatakan, bahwa pemberian Dhamma melebihi segala macam pemberian lainnya.
    Dana yang dapat dilakukan oleh orang-orang suci, yakni Sotapanna, Sakadagami, Anagami, Arahat dan Bodhisattva adalah:
    1. Atidana, Dana yang dilakukan seseorang untuk kepentingan orang banyak dengan meninggalkan segala kesenangan dan harta bendanya. Misalnya dengan pengorbanan Pangeran Siddharta meninggalkan istananya sebagai calon raja, meninggalkan istri dan anaknya untuk kebahagiaan orang banyak.
    2. Manatidana, Pengurbanan jiwa-raga seseorang untuk kepentingan/kebahagiaan orang (makhluk) lain yang sedang menderita. Misalnya dalam cerita dongeng mengenai Bodhisattva Avalokitescara dan pada cerita Jataka.
  2. Sila -Paramita, yaitu melatih tidak mengutamakan diri sendiri.
    Bila seseorang memberikan dana, maka sebaiknya ia juga melatih Sila-Paramita dari cinta kasih tanpa membeda-bedakan antara pribadi sendiri dan pribadi orang lain. Ia seharusnya juga mendermakan kemurahan hati, welasasih yang tidak mementingkan diri sendiri dan rasa simpati terhadap sesama hidup.
  3. Kshanti-Paramita, yaitu melatih kesabaran dan rendah hati.
    Seseorang yang mencapai kesucian tidak akan pernah mengatakan bahwa ia telah mencapai kesucian kepada orang lain. Mereka tidak mengharapkan pujian dalam berbuat baik, mereka tidak merasa bangga bila dipuji dan mereka juga tidak kecewa seandainya dicaci.
  4. Viriya-Paramita, yaitu Melatih keuletan dan pengabdian.
    Sesorang yang telah menyelidiki isi kitab suci agama Buddha dan kemudian dengan penuh semangat dan kemauan menerangkannya kepada orang lain dan mempersembahkan pengertiannya kepada orang banyak.
  5. Dhyana-Paramita, yaitu Melatih ketenangan pikiran.
    Setiap siswa memperkembangkan pikirannya, memusatkan pikiran (Dhyana), bahwa ia dan makhluk lainnya adalah sama. Bila ia dapat mencapai nirvana, ia juga akan berusaha membebaskan makhluk hidup lainnya. Jikaau maksud dan janji itu dilaksanakan dengan jujur, maka semua makhluk hidup telah turut dibebaskan.
  6. Prajna-Paramita, yaitu Melatih kebijaksanaan.
    Kata-kata tidak dapat mengutarakan Kesunyataan, apa yang diutarakan dengna kata-kata bukanlah Kesunyataan. Para Buddha dan Bodhisattva bukan memperoleh Penerangan melalui ajaran-ajaran yang terbatas, tetapi disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh. Disaat kelima Paramita terdahulu telah disempurnakan, maka Prajna-Paramita baru dapat dicapai, ia telah memperoleh Kebijaksanaan Sempurna, untuk menuju tingkat Kebuddhaan.
Selanjutnya Sad-Paramita mempunyai kelanjutan dan menjadi Dasa Paramita atau “10 Kesempurnaan”, yaitu,
  1. Dana-Paramita kesempurnaan berdana.
  2. Sila-Paramita = kesempurnaan di dalam melatih diri (menjalankan peraturan).
  3. Kshanti-Paramita = kesempurnaan melatih kesabaran dan rendah diri.
  4. Virya-Paramita = kesempurnaan melatih keuletan atau pengabdian.
  5. Dhyana-Paramita = kesempurnaan melatih ketengan pikiran.
  6. Prajna-Paramita = kesempurnaan di dalam melatih kebijaksanaan.
  7. Upaya-Paramita = kesempurnaan dalam kemahiran pada pemilihan atau penyesuaian dalam arti pengganti atau pertolongan.
  8. Pranidhana-Paramita = kesempurnaan melatih keteguhan atau cita-cita.
  9. Bala-Paramita = kesempurnaan melatih kekuataan (tenaga).
  10. Jhana-Paramita = kesempurnaan dalam pengetahuan.
Keempat Paramita setelah Sad Paramita merupakan Paramita susulan atau pelengkap. Kesepuluh Paramita dalam Theravada, yang merupakan jalan untuk dilaksanakan pada Bodhisattva untuk mencapai tingkat Buddha adalah,
  1. Dana-Paramita               = kesempurnaan beramal.
  2. Sila-Paramita                  = kesempurnaan melaksanakan sila.
  3. Nekkhamma-Paramita   = kesempurnaan melatih penolakan, yaitu penolakan nafsu indera.
  4. Panna-Paramita              = kesempurnaan melatih kebijaksanaan.
  5. Viriya-Paramita               = kesempurnaan melatih usaha (semangat).
  6. Khanti-Paramita              = kesempurnaan melatih kesabaran.
  7. Sacca-Paramita              = kesempurnaan melatih kebenaran (kata-kata, perbuatan, dan pikiran).
  8. Adhitthana-Paramita       = kesempurnaan melatih kehendak dengan mantap (memutuskan sesuatu dan selesai berbuat sesuatu pada waktunya).
  9. Metta-Paramita                = kesempurnaan melatih cinta-kasih.
  10. Upekkha-Paramita          = kesempurnaan melatih keseimbangan batin.

Menaklukkan Mara (dengan Paramita)

Dengan seribu tangan, yang masing-masing memegang senjata
Dengan menunggang gajah Girimekkhala,
Mara bersama pasukannya meraung menakutkan
Raja Para Bijaksana menaklukkannya dengan dana dan paramita yang lainnya
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna.


Di dalam perjuanganNya yang luar biasa untuk mencapai Penerangan Sempurna, Bodhisatva Siddhartha yang sedang duduk bermeditasi di bawah pohon Bodhi di Bodhgaya, dengan tekad yang amat kuat, untuk tidak akan bangun dari tempat dudukNya sebelum memperoleh Penerangan Sempurna dan mencapai Nibbana, datanglah Mara.
Mara adalah mahluk halus atau penggoda, yang bermaksud menghalang-halangi Bodhisatva memperoleh Penerangan Sempurna. Mara muncul dengan disertai oleh Bala tentaranya yang amat besar, bermaksud menyerang Bodhisatva Siddhartha.
Balatentara Mara yang amat mengerikan ini mengelilingi Bodhisatva, dari depan sejauh dua belas yojana 1), dari belakang sejauh dua belas yojana, dari kiri dan kanan selebar sembilan yojana.

Mara sendiri membawa seribu senjata yang amat berbahaya dan duduk menunggangi Gajah Girimekhala, yang amat besar dengan tinggi seratus lima puluh yojana. Diikuti dengan bala tentaranya yang berwajah amat menyeramkan, mereka semuanya membawa senjata dengan meraung menakutkan, siap menyerang Bodhisatva Siddhartha.

Pada saat Mara mendatangi Bodhisatva dengan bala tentara yang begitu besar, maka para dewa, seperti Maha Brahma, Sakka, Rajanaga Mahakala dan para dewa lainnya, menyingkir dari tempat itu. Bodhisatva menghadapi sendiri Mara beserta bala tentaranya dengan berlindung kepada sepuluh Paramita yang telah sejak lama dilatihnya.

Sepuluh Paramita itu adalah :

1. Dana Paramita (Kesempurnaan Kerelaan Hati)
2. Sila Paramita (Kesempurnaan Kemoralan)
3. Nekkhama Paramita (Kesempurnaan Pelepasan Keduniawian)
4. Panna Paramita (Kesempurnaan Kebijaksanaan)
5. Viriya Paramita (Kesempurnaan Semangat)
6. Khanti Paramita (Kesempurnaan Kesabaran)
7. Sacca Paramita (Kesempurnaan Kebenaran)
8. Adhitthana Paramita (Kesempurnaan Tekad)
9. Metta Paramita (Kesempurnaan Cinta Kasih)
10. Upekkha Paramita (Kesempurnaan Keseimbangan Batin)

Dengan berlindung kepada sepuluh Paramita inilah, maka semua usaha Mara beserta bala tentaranya untuk menakut-nakuti Bodhisatva, dengan hujan besar yang disertai angin kencang dan halilintar yang menggelegar terus-menerus, juga diikuti dengan pemandangan-pemandangan lain yang amat mengerikan ternyata gagal semua. Akhirnya Mara dengan penuh kemarahan menyambit Bodhisatva dengan senjatanya yang terakhir yaitu Cakkavudha 2). Tetapi senjata ini berubah menjadi payung yang amat indah, yang dengan tenang bergantung dan memayungi Bodhisatva.

Bumi telah menjadi saksi, bahwa Bodhisatva Siddhartha telah lulus dari semua kesulitan dan layak untuk menjadi seorang Buddha.

Sang Bodhisatva berkata :
"Dengan melihat bala tentara pada semua sisi berbaris dengan Mara yang mengatur di atas Gajah Girimekhala. Aku maju ke depan untuk berperang, Mara tidak akan dapat mendorongKu dari posisiKu. Bala tentaramu dengan dunia beserta dewa-dewa tak terkalahkan. Dengan KebijaksanaanKu, Aku terus menghancurkan mereka, bagaikan Aku menghancurkan mangkok yang belum dibakar. Dengan mengawasi pikiranKu, dan dengan kesadaran yang kuat, Aku akan mengembara dari negara ke negara, sambil melatih banyak murid. Dengan rajin dan bersungguh-sungguh, dalam mempraktekkan AjaranKu, mereka tidak akan memperdulikanmu dan akan pergi ke tempat yang tidak ada lagi penderitaan."

Gajah Girimekhala lalu berlutut di hadapan Bodhisatva dan Mara menghilang, lari tunggang langgang bersama dengan bala tentaranya. Para dewa yang menyingkir ketika Mara datang menyerang, datang kembali menghampiri Bodhisatva. Mereka semua amat bahagia dengan keberhasilan Bodhisatva Siddhartha menaklukkan Mara.

Keterangan :

Yojana : Ukuran panjang yang digunakan di India, 1 yojana kurang lebih 7 mil.
Cakkavudha : Senjata Mara yang amat sakti

Thursday, December 13, 2012

Bugarkan Diri Dengan Meditasi

Dengan ketatnya rutinitas sehari-hari, sudah barang tentu akan menjauhkan kita dari kata "bugar". Bagi sebagian orang yang sibuk, olahraga bisa jadi menjadi hal yang sulit untuk direalisasikan, namun seperti kata pepatah 'Banyak jalan menuju roma', banyak pula cara menuju kebugaran, dimana salah satunya adalah dengan meditasi.

Meditasi adalah sikap dimana seluruh pikiran dipusatkan pada satu objek, dan bersamaan dengan itu tubuh berada pada posisi duduk bersila dan mata tertutup. Meditasi mampu memberikan sensasi rileks dan menyegarkan baik secara mental dan fisik.

Dari hasil riset - seperti yang dilansir OK - bermeditasi selama 15 menit setiap hari, dapat membantu meningkatkan energy dan melindungi diri dari terpaan stress yang dapat berujung pada timbulnya penyakit.

Bagi Anda yang ingin melakukan meditasi di rumah atau di kantor untuk menyegarkan pikiran dan tubuh, berikut ini ada beberapa langkah dasar bermeditasi:

* Pilihlah tempat yang tenang dan jauh dari kebisingan. Pastikan pula tidak ada yang menggangu Anda saat bermeditasi, agar tidak menggangu konsentrasi Anda.
* Carilah alas duduk yang nyaman seperti matras, lalu duduk dengan posisi kaki bersila, punggung tegak dan kedua telapak tangan di rapatkan di depan dada atau di letakkan di atas lutut.
* Perlahan-lahan pejamkan mata. Fokuskan pikiran Anda pada satu objek atau memori menyenangkan dan mulailah telusuri kesenangan tersebut. Atur nafas.
* Sebagai awalan, Anda bisa melakukan meditasi selama 5-10 menit dan durasinya bisa ditambah menjadi 10-15 secara berkala jika Anda sudah dapat beradaptasi dengan kondisi Anda saat meditasi.
* Usahakan untuk rutin melakukan meditasi setelah mencobanya untuk pertama kali untuk mendapatkan hasil yang maksimal menuju kebugaran baik fisik dan mental secara menyeluruh, karena hasilnya akan menjadi tidak maksimal jika Anda tidak memiliki konsistensi dalam pelaksanaannya


 "Accurate" Health Center Medan merupakan pusat pengobatan konsultasi psikologi dan hipnoterapi akan menerapkan terapi holistik akan memberikan sajian-sajian positif dalam materi pengobatan, seperti penguatan pikirian, sugesti, motivasi, pembukaan pikiran, dsb. Di samping itu "Accurate" Health Center Medan juga dapat menyediakan terapi akupunktur, pijat maupun ramauan tradisional untuk mengobati masalah putus cinta. 

Pengobatan "Accurate" Health Center merupakan pengobatan yang aman, alami dan tanpa efek samping. Rahasia Terjamin.

Hubungi "Accurate" Health Center untuk penangananya.

"Accurate" Health Center Medan
Jl. Tilak No. 76 (Simpang Demak)
Telp. (061) 7322480
Medan

Website : Http://www.accuratehealth.blogspot.com 

Monday, December 03, 2012

Ehipassiko

"Aku tidak mengajar untuk menjadikanmu
sebagai murid-Ku.Aku tidak tertarik untuk
membuatmu menjadi murid-Ku.Aku tidak
tertarik untuk memutuskan hubunganmu
dengan gurumu yang lama.Aku bahkan
tidak tertarik untuk mengubah

tujuanmu,karena setiap orang ingin lepas
dari penderitaan.Cobalah apa yang telah
Kutemukan ini,dan nilailah oleh dirimu
sendiri.Jika itu baik bagimu,terimalah.Jika
tidak, janganlah engkau terima."

Buddha Gautama
(Digha Nikaya 25; Patika Vagga;Udumbarika-Sīhanāda Sutta)