.

.

Pages

Friday, December 14, 2012

Paramita

Paramita
Dalam Agama Buddha, terdapat 6 sifat luhur atau kesempurnaan (Sad Paramita) sebagai jalan untuk mencapai tingkat Bodhisattva, yaitu:
  1. Dana Paramita, yaitu melatih kemurahan hati.
    Menurut cara hidup umat Buddha, Dana itu terbagi atas dua jenis yaitu dan yang dapat dilakukan oleh orang-orang biasa yang belum mencapai kesucian, yang terdiri dari Amisedana dan Dhammadana. Dan dana yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang telah mencapai kesucian, yaitu Atidana dan Mahatidana.
    Dana yang dapat dilakukan orang-orang biasa, baik yang hidup berkeluarga (umat biasa dan Upasaka-Upasika) maupun yang hidup tidak berkeluarga (bhikkhu-Bhikkhuni) adalah :
    1. Amisedana, yaitu dana dalam bentuk materi (benda) yang kita berikan kepada orang-orang yang membutuhkan, misalnya uang, keperluan hidup dan makanan.
    2. Dhammadana, yaitu dana dalam bentuk bathin, memberikan khotbah Dhamma, memberikan nasehat-nasehat kepada seseorang sesuai dengan Ajaran Sang Buddha. Menurut kitab suci Prajna Paramita dikatakan, bahwa pemberian Dhamma melebihi segala macam pemberian lainnya.
    Dana yang dapat dilakukan oleh orang-orang suci, yakni Sotapanna, Sakadagami, Anagami, Arahat dan Bodhisattva adalah:
    1. Atidana, Dana yang dilakukan seseorang untuk kepentingan orang banyak dengan meninggalkan segala kesenangan dan harta bendanya. Misalnya dengan pengorbanan Pangeran Siddharta meninggalkan istananya sebagai calon raja, meninggalkan istri dan anaknya untuk kebahagiaan orang banyak.
    2. Manatidana, Pengurbanan jiwa-raga seseorang untuk kepentingan/kebahagiaan orang (makhluk) lain yang sedang menderita. Misalnya dalam cerita dongeng mengenai Bodhisattva Avalokitescara dan pada cerita Jataka.
  2. Sila -Paramita, yaitu melatih tidak mengutamakan diri sendiri.
    Bila seseorang memberikan dana, maka sebaiknya ia juga melatih Sila-Paramita dari cinta kasih tanpa membeda-bedakan antara pribadi sendiri dan pribadi orang lain. Ia seharusnya juga mendermakan kemurahan hati, welasasih yang tidak mementingkan diri sendiri dan rasa simpati terhadap sesama hidup.
  3. Kshanti-Paramita, yaitu melatih kesabaran dan rendah hati.
    Seseorang yang mencapai kesucian tidak akan pernah mengatakan bahwa ia telah mencapai kesucian kepada orang lain. Mereka tidak mengharapkan pujian dalam berbuat baik, mereka tidak merasa bangga bila dipuji dan mereka juga tidak kecewa seandainya dicaci.
  4. Viriya-Paramita, yaitu Melatih keuletan dan pengabdian.
    Sesorang yang telah menyelidiki isi kitab suci agama Buddha dan kemudian dengan penuh semangat dan kemauan menerangkannya kepada orang lain dan mempersembahkan pengertiannya kepada orang banyak.
  5. Dhyana-Paramita, yaitu Melatih ketenangan pikiran.
    Setiap siswa memperkembangkan pikirannya, memusatkan pikiran (Dhyana), bahwa ia dan makhluk lainnya adalah sama. Bila ia dapat mencapai nirvana, ia juga akan berusaha membebaskan makhluk hidup lainnya. Jikaau maksud dan janji itu dilaksanakan dengan jujur, maka semua makhluk hidup telah turut dibebaskan.
  6. Prajna-Paramita, yaitu Melatih kebijaksanaan.
    Kata-kata tidak dapat mengutarakan Kesunyataan, apa yang diutarakan dengna kata-kata bukanlah Kesunyataan. Para Buddha dan Bodhisattva bukan memperoleh Penerangan melalui ajaran-ajaran yang terbatas, tetapi disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh. Disaat kelima Paramita terdahulu telah disempurnakan, maka Prajna-Paramita baru dapat dicapai, ia telah memperoleh Kebijaksanaan Sempurna, untuk menuju tingkat Kebuddhaan.
Selanjutnya Sad-Paramita mempunyai kelanjutan dan menjadi Dasa Paramita atau “10 Kesempurnaan”, yaitu,
  1. Dana-Paramita kesempurnaan berdana.
  2. Sila-Paramita = kesempurnaan di dalam melatih diri (menjalankan peraturan).
  3. Kshanti-Paramita = kesempurnaan melatih kesabaran dan rendah diri.
  4. Virya-Paramita = kesempurnaan melatih keuletan atau pengabdian.
  5. Dhyana-Paramita = kesempurnaan melatih ketengan pikiran.
  6. Prajna-Paramita = kesempurnaan di dalam melatih kebijaksanaan.
  7. Upaya-Paramita = kesempurnaan dalam kemahiran pada pemilihan atau penyesuaian dalam arti pengganti atau pertolongan.
  8. Pranidhana-Paramita = kesempurnaan melatih keteguhan atau cita-cita.
  9. Bala-Paramita = kesempurnaan melatih kekuataan (tenaga).
  10. Jhana-Paramita = kesempurnaan dalam pengetahuan.
Keempat Paramita setelah Sad Paramita merupakan Paramita susulan atau pelengkap. Kesepuluh Paramita dalam Theravada, yang merupakan jalan untuk dilaksanakan pada Bodhisattva untuk mencapai tingkat Buddha adalah,
  1. Dana-Paramita               = kesempurnaan beramal.
  2. Sila-Paramita                  = kesempurnaan melaksanakan sila.
  3. Nekkhamma-Paramita   = kesempurnaan melatih penolakan, yaitu penolakan nafsu indera.
  4. Panna-Paramita              = kesempurnaan melatih kebijaksanaan.
  5. Viriya-Paramita               = kesempurnaan melatih usaha (semangat).
  6. Khanti-Paramita              = kesempurnaan melatih kesabaran.
  7. Sacca-Paramita              = kesempurnaan melatih kebenaran (kata-kata, perbuatan, dan pikiran).
  8. Adhitthana-Paramita       = kesempurnaan melatih kehendak dengan mantap (memutuskan sesuatu dan selesai berbuat sesuatu pada waktunya).
  9. Metta-Paramita                = kesempurnaan melatih cinta-kasih.
  10. Upekkha-Paramita          = kesempurnaan melatih keseimbangan batin.

Menaklukkan Mara (dengan Paramita)

Dengan seribu tangan, yang masing-masing memegang senjata
Dengan menunggang gajah Girimekkhala,
Mara bersama pasukannya meraung menakutkan
Raja Para Bijaksana menaklukkannya dengan dana dan paramita yang lainnya
Dengan kekuatan ini semoga engkau mendapat kemenangan sempurna.


Di dalam perjuanganNya yang luar biasa untuk mencapai Penerangan Sempurna, Bodhisatva Siddhartha yang sedang duduk bermeditasi di bawah pohon Bodhi di Bodhgaya, dengan tekad yang amat kuat, untuk tidak akan bangun dari tempat dudukNya sebelum memperoleh Penerangan Sempurna dan mencapai Nibbana, datanglah Mara.
Mara adalah mahluk halus atau penggoda, yang bermaksud menghalang-halangi Bodhisatva memperoleh Penerangan Sempurna. Mara muncul dengan disertai oleh Bala tentaranya yang amat besar, bermaksud menyerang Bodhisatva Siddhartha.
Balatentara Mara yang amat mengerikan ini mengelilingi Bodhisatva, dari depan sejauh dua belas yojana 1), dari belakang sejauh dua belas yojana, dari kiri dan kanan selebar sembilan yojana.

Mara sendiri membawa seribu senjata yang amat berbahaya dan duduk menunggangi Gajah Girimekhala, yang amat besar dengan tinggi seratus lima puluh yojana. Diikuti dengan bala tentaranya yang berwajah amat menyeramkan, mereka semuanya membawa senjata dengan meraung menakutkan, siap menyerang Bodhisatva Siddhartha.

Pada saat Mara mendatangi Bodhisatva dengan bala tentara yang begitu besar, maka para dewa, seperti Maha Brahma, Sakka, Rajanaga Mahakala dan para dewa lainnya, menyingkir dari tempat itu. Bodhisatva menghadapi sendiri Mara beserta bala tentaranya dengan berlindung kepada sepuluh Paramita yang telah sejak lama dilatihnya.

Sepuluh Paramita itu adalah :

1. Dana Paramita (Kesempurnaan Kerelaan Hati)
2. Sila Paramita (Kesempurnaan Kemoralan)
3. Nekkhama Paramita (Kesempurnaan Pelepasan Keduniawian)
4. Panna Paramita (Kesempurnaan Kebijaksanaan)
5. Viriya Paramita (Kesempurnaan Semangat)
6. Khanti Paramita (Kesempurnaan Kesabaran)
7. Sacca Paramita (Kesempurnaan Kebenaran)
8. Adhitthana Paramita (Kesempurnaan Tekad)
9. Metta Paramita (Kesempurnaan Cinta Kasih)
10. Upekkha Paramita (Kesempurnaan Keseimbangan Batin)

Dengan berlindung kepada sepuluh Paramita inilah, maka semua usaha Mara beserta bala tentaranya untuk menakut-nakuti Bodhisatva, dengan hujan besar yang disertai angin kencang dan halilintar yang menggelegar terus-menerus, juga diikuti dengan pemandangan-pemandangan lain yang amat mengerikan ternyata gagal semua. Akhirnya Mara dengan penuh kemarahan menyambit Bodhisatva dengan senjatanya yang terakhir yaitu Cakkavudha 2). Tetapi senjata ini berubah menjadi payung yang amat indah, yang dengan tenang bergantung dan memayungi Bodhisatva.

Bumi telah menjadi saksi, bahwa Bodhisatva Siddhartha telah lulus dari semua kesulitan dan layak untuk menjadi seorang Buddha.

Sang Bodhisatva berkata :
"Dengan melihat bala tentara pada semua sisi berbaris dengan Mara yang mengatur di atas Gajah Girimekhala. Aku maju ke depan untuk berperang, Mara tidak akan dapat mendorongKu dari posisiKu. Bala tentaramu dengan dunia beserta dewa-dewa tak terkalahkan. Dengan KebijaksanaanKu, Aku terus menghancurkan mereka, bagaikan Aku menghancurkan mangkok yang belum dibakar. Dengan mengawasi pikiranKu, dan dengan kesadaran yang kuat, Aku akan mengembara dari negara ke negara, sambil melatih banyak murid. Dengan rajin dan bersungguh-sungguh, dalam mempraktekkan AjaranKu, mereka tidak akan memperdulikanmu dan akan pergi ke tempat yang tidak ada lagi penderitaan."

Gajah Girimekhala lalu berlutut di hadapan Bodhisatva dan Mara menghilang, lari tunggang langgang bersama dengan bala tentaranya. Para dewa yang menyingkir ketika Mara datang menyerang, datang kembali menghampiri Bodhisatva. Mereka semua amat bahagia dengan keberhasilan Bodhisatva Siddhartha menaklukkan Mara.

Keterangan :

Yojana : Ukuran panjang yang digunakan di India, 1 yojana kurang lebih 7 mil.
Cakkavudha : Senjata Mara yang amat sakti

Thursday, December 13, 2012

Bugarkan Diri Dengan Meditasi

Dengan ketatnya rutinitas sehari-hari, sudah barang tentu akan menjauhkan kita dari kata "bugar". Bagi sebagian orang yang sibuk, olahraga bisa jadi menjadi hal yang sulit untuk direalisasikan, namun seperti kata pepatah 'Banyak jalan menuju roma', banyak pula cara menuju kebugaran, dimana salah satunya adalah dengan meditasi.

Meditasi adalah sikap dimana seluruh pikiran dipusatkan pada satu objek, dan bersamaan dengan itu tubuh berada pada posisi duduk bersila dan mata tertutup. Meditasi mampu memberikan sensasi rileks dan menyegarkan baik secara mental dan fisik.

Dari hasil riset - seperti yang dilansir OK - bermeditasi selama 15 menit setiap hari, dapat membantu meningkatkan energy dan melindungi diri dari terpaan stress yang dapat berujung pada timbulnya penyakit.

Bagi Anda yang ingin melakukan meditasi di rumah atau di kantor untuk menyegarkan pikiran dan tubuh, berikut ini ada beberapa langkah dasar bermeditasi:

* Pilihlah tempat yang tenang dan jauh dari kebisingan. Pastikan pula tidak ada yang menggangu Anda saat bermeditasi, agar tidak menggangu konsentrasi Anda.
* Carilah alas duduk yang nyaman seperti matras, lalu duduk dengan posisi kaki bersila, punggung tegak dan kedua telapak tangan di rapatkan di depan dada atau di letakkan di atas lutut.
* Perlahan-lahan pejamkan mata. Fokuskan pikiran Anda pada satu objek atau memori menyenangkan dan mulailah telusuri kesenangan tersebut. Atur nafas.
* Sebagai awalan, Anda bisa melakukan meditasi selama 5-10 menit dan durasinya bisa ditambah menjadi 10-15 secara berkala jika Anda sudah dapat beradaptasi dengan kondisi Anda saat meditasi.
* Usahakan untuk rutin melakukan meditasi setelah mencobanya untuk pertama kali untuk mendapatkan hasil yang maksimal menuju kebugaran baik fisik dan mental secara menyeluruh, karena hasilnya akan menjadi tidak maksimal jika Anda tidak memiliki konsistensi dalam pelaksanaannya


 "Accurate" Health Center Medan merupakan pusat pengobatan konsultasi psikologi dan hipnoterapi akan menerapkan terapi holistik akan memberikan sajian-sajian positif dalam materi pengobatan, seperti penguatan pikirian, sugesti, motivasi, pembukaan pikiran, dsb. Di samping itu "Accurate" Health Center Medan juga dapat menyediakan terapi akupunktur, pijat maupun ramauan tradisional untuk mengobati masalah putus cinta. 

Pengobatan "Accurate" Health Center merupakan pengobatan yang aman, alami dan tanpa efek samping. Rahasia Terjamin.

Hubungi "Accurate" Health Center untuk penangananya.

"Accurate" Health Center Medan
Jl. Tilak No. 76 (Simpang Demak)
Telp. (061) 7322480
Medan

Website : Http://www.accuratehealth.blogspot.com 

Monday, December 03, 2012

Ehipassiko

"Aku tidak mengajar untuk menjadikanmu
sebagai murid-Ku.Aku tidak tertarik untuk
membuatmu menjadi murid-Ku.Aku tidak
tertarik untuk memutuskan hubunganmu
dengan gurumu yang lama.Aku bahkan
tidak tertarik untuk mengubah

tujuanmu,karena setiap orang ingin lepas
dari penderitaan.Cobalah apa yang telah
Kutemukan ini,dan nilailah oleh dirimu
sendiri.Jika itu baik bagimu,terimalah.Jika
tidak, janganlah engkau terima."

Buddha Gautama
(Digha Nikaya 25; Patika Vagga;Udumbarika-Sīhanāda Sutta)

Friday, November 30, 2012

"Sajak Sepuluh Harapan Sempurna/Ten Perfect Hope Poem"

1. Semoga aku senantiasa mencari siapa yang bisa kubantu. Semoga aku memberi untuk mengikis keakuan.

Hopefully I'm always looking for anyone who can help I, May I give to erode the self.


2. Semoga aku santun dan tidak merugikan pihak lain. Semoga aku terkendali dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Hopefully I'm polite and do not harm others. Hopefully I'm in control in thought, word, and deed.

3. Semoga aku mengutamakan kepentingan pihak lain. Semoga aku tak lekat pada yang buruk maupun pada yang baik.

May I put the interests of other parties. Hopefully I'm not attached to the bad and the good.

4. Semoga aku penuh kesadaran dan pemahaman jernih. Semoga aku piawai dalam membantu pihak lain.

Hopefully I mindfulness and clear comprehension. Hopefully I'm good at helping others.

5. Semoga aku giat berjuang untuk mencapai tujuan mulia. Semoga aku tak gentar menghadapi segala rintangan.

May I strive diligently to achieve lofty goals. Hopefully I'm not afraid to face all odds.

6. Semoga aku mampu menanggung kekeliruan pihak lain. Semoga aku melihat sisi baik dari segala sesuatu.

Hopefully I was able to bear the mistakes of others. May I see the good side of everything.

7. Semoga aku tidak menyembunyikan kebenaran. Semoga aku tulus dan dapat dipercaya

Hopefully I do not hide the truth. Hopefully I'm sincere and trustworthy

8. Semoga aku terus berpegang teguh pada kebenaran. Semoga aku lembut bagai bunga dan kokoh bagai karang.

May I continue to hold fast to the truth. May I gently like a flower and sturdy like a rock.

9. Semoga aku mengasihi tanpa pilih kasih. Semoga aku bahagia dan membawa kebahagiaan bagi pihak lain.

May I love without favoritism. May I be happy and bring happiness to others.

10. Semoga aku memperlakukan semua makhluk dengan setara. Semoga aku teduh dan seimbang dalam segala keadaan.

May I treat all beings equally. Hopefully I'm calm and balanced in all circumstances.

Thursday, November 29, 2012

Demi keluarga, Gao Meiyun usia 70 menjadi pengantar air

Demi keluarga, Gao Meiyun usia 70 tahun
MASIH menjadi pengantar air

Seorang wanita renta dengan berat badan hanya sekitar 37,5 Kg,  usia 70 tahun yang tinggal di Distrik Shijingshan Beijing mungkin menjadi wanita tertua sebagai pengantar air di kota tersebut.
Gao Meiyun sejak 2006 bekerja sepanjang hari mulai pukul 06.00 hingga jam 22.00. Setiap hari ia mengatar sekitar seratus galon  air minum  ukuran 20 kg ke berbagai apartemen dan banyak perkantoran di Beijing bagian Barat. Hal ini diberitakan oleh salah satu artikel di China Foto Press.
Gao Meiyun yang sudah hidup sebagai janda tinggal bersama dengan anaknya yang lumpuh dan cucu yang cacat mental.  Cucunya mengalami  kecelakaan lalulintas pada tahun 2008. Kadua kakinya harus dioperasi. Gao harus berhutang kepada orang-orang di sekitarnya untuk membayar biaya pengobatan cucunya tersebut. Namun, hutang yang sudah sedemikian banyak masih kurang untuk menyelesaikan pembayaran pengobatan anaknya. Mereka bertiga tinggal dalam kamar sempit ukuran 20 m2 tanpa pengatur udara namun justru dipenuhi dengan botol air mineral di setiap sudut ruangan. Uang yang ia peroleh sebagai pengantar air mineral dalam galon menjadi satu-satunya penghasilan untuk hidup sehari-hari sekaligus untuk membiayai pengobatan anaknya.
Gao Meiyun menjadi sangat terkenal di masyarakat karena hampir tidak ada orang seusianya yang bekerja berat serta membutuhkan ketahanan fisik seperti itu. Namun, sejauh para pelanggan memerlukannya, Gao setiap saat pasti siap mengantarkan pesanan air minum galon tanpa memperdulikan cuaca. Tertatih-tatih ia menaiki satu persatu anak tangga menuju ke tempat pemesannya. Ia juga mengatakan bahwa keluarganya adalah motivasi untuk melanjutkan pekerjaan beratnya.
Gao Meiyun yakin bahwa suatu ketika anaknya akan menggantikan usahanya. Namun, kenyataan, anaknya tidak mampu melakukan hal itu karena masalah kesehatan yang ia derita.  Sayangnya, Gao Meiyun sendiri sekarang mengalami gangguan kesehatan. Ia menderita batuk yang cukup parah. Tubuhnya juga  menjadi bongkok karena bertahun-tahun mengangkat ratusan botol air mineral yang sedemikian berat.
Akhir-akhir ini ada beberapa sukarelawan yang membantunya setiap hari Rabu. Ada para donatur yang  membantu keuangannya pula. Disebutkan dalam salah satu sumber, sejak berita ini muncul di surat kabar dana yang telah diterima Gao Meiyun  sebesar 100.000 yuan ($ 15,016,59). Setiap bulan pemerintah juga telah memberikan bantuan sebesar 3.000 yuan ($ 450,50) yang hanya cukup untuk biaya hidup namun bukan biaya pengobatan. Sekolah tempat cucunya belajar juga telah memberikan bea siswa secara penuh alias gratis.

Apakah hikmah yang dapat dipetik dari kisah nyata ini?
Bahwa dalam kehidupan, seseorang hendaknya memiliki kemampuan menerima kenyataan sebagaimana adanya. Jangan mengeluh pada segala kesulitan yang dihadapi. Segala cara harus diupayakan agar semangat hidup selalu berkobar. Ubah pola pikir agar menjadi lebih positif. Jalani kehidupan dengan kesadaran setiap saat. Kebahagiaan dalam batin akan dapat dirasakan.

Bukan Demi Marah Menjadi Manusia

Ada seorang biarawan yang sangat menyukai bunga anggrek. Biasanya, selain memberi ceramah waktu yang tersisa dipergunakannya untuk mengurus bunga-bunga anggrek yang ditanam di taman biara.
Pada suatu hari ketika hendak pergi berkelana, dia berpesan kepada muridnya, harus hati-hati merawat pohon bunga anggreknya.

Selama kepergiannya, muridnya dengan teliti memelihara pohon bunga-bunga anggrek tersebut. Namun, pada suatu hari ketika sedang menyiram pohon bunga anggrek tersebut tanpa sengaja menyenggol rak-rak pohon tersebut sehingga semua pohon anggrek berjatuhan dan pot anggrek tersebut pecah berantakan dan pohon anggrek berserakan.
Muridnya sangat ketakutan, bermaksud menunggu gurunya pulang dan meminta maaf sambil menunggu hukuman yang akan mereka terima.

Setelah biarawan pulang mendengar kabar itu, lalu memanggil para muridnya, dia tidak marah kepada muridnya, bahkan berkata, “Saya menanam bunga anggrek, alasan pertama adalah untuk dipersembahkan di altar Buddha, dan yang kedua adalah untuk memperindah lingkungan di biara ini, bukan demi untuk marah saya menanam pohon anggrek ini.”

Perkataan biarawan sungguh benar, “Bukan demi untuk marah menanam pohon anggrek.”
Dia bisa demikian toleran, karena walaupun menyukai bunga anggrek, tetapi di hatinya tidak ada rasa keterikatan akan bunga anggrek. Oleh sebab itu ketika dia kehilangan bunga-bunga anggrek tersebut, tidak menimbulkan kemarahan di dalam hatinya.

Sedangkan kita di dalam kehidupan kita sehari-hari,  hal yang kita khawatirkan terlalu banyak, kita terlalu peduli kepada kehilangan dan memperoleh, sehingga menyebabkan keadaan emosi kita tidak stabil. Kita merasa tidak bahagia.

Maka seandainya kita sedang marah, kita bisa berpikir sejenak,
“Bukan demi marah saya bekerja.”
“Bukan demi marah saya mengajar.”
“Bukan demi marah menjadi sahabat.”
“Bukan demi marah menjadi suami istri.”
“Bukan demi marah melahirkan dan mendidik anak.”

Maka kita bisa mencairkan rasa marah dan kesusahan yang ada di dalam hati kita dan berubah menjadi damai.

Oleh sebab itu setelah membaca artikel ini, ketika engkau hendak bertengkar dengan sahabat, dengan orang rumah atau keluarga, engkau harus ingat perjumpaan kalian, bukan demi untuk rasa marah.

KONGRES KE-9 SANGHA BUDDHIS SEDUNIA DI MEDAN

Indonesia mendapat kehormatan menjadi tuan rumah dilangsungkannya kongres ke-9 WORLD BUDDHIST SANGHA COUNCIL (WBSC – Persamuhan Agung Sangha Buddhis Dunia)bertempat di Mahakaruna Buddhis Centre, Medan. Persamuhan Agung ini akan dihadiri oleh utusan 33 negara dari Asia, Australia, Afrika, Amerika, dan Eropa dengan jumlah delegasi: 600; dibuka pada tanggal 3 Desember dan berakhir tanggal 5 Desember.

Kongres yang berlangsung setiap 5 tahun ini dan untuk pertama kalinya berlangsung di Indonesia adalah forum dunia para bhiksu-bhiksuni dari semua golongan (mazhab): Theravada, Mahayana, dan Vajrayana. Tema konges adalah: SANGHA MENJAGA KEUTUHAN DUNIA.

Dalam suasana kerukunan persaudaraan para bhiksu akan memperbaharui komitmen dan rencana-rencana nyata untuk ikut serta membangun keharmonian hubungan antar bangsa dengan pendidikan dan pencerahan Dharma. Kasih sayang terhadap semua kehidupan, penghormatan kepada semua agama, penghargaan pada keaneka-ragaman budaya, serta menjaga keutuhan lingkungan adalah semangat Dharma, ajaran Buddha Gautama. Dan itu pula nafas World Buddhist Sangha Council. Demikian penuturan Ketua Umum Panitia Pelaksana Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera dalam pertemuannya dengan pers.

Mendahului Kongres ke-9 WBSC ini akan diresmikan komplek Mahakaruna Buddhis Centre, Medan, tempat kongres berlangsung. Mahakaruna Buddhist Centre bukan hanya menjadi aset fisik tetapi juga akan menjadi kekayaan spiritual budaya bangsa.

Sumatera yang dikenal juga dengan nama Suwarnadwipa (Pulau Emas) pada masa Kerajaan Sriwijaya bukan hanya menjadi salah satu pusat perdagangan Asia, tetapi juga pusat pendidikan Dharma. Para bhiksu dan bhiksuni dari mancanegara datang belajar Dharma di Sriwijaya di bawah asuhan para guru-guru besar Dharma. Peradaban, keluhuran budaya, dan pengetahuan Dharma bangsa ini telah ikut serta memberikan kontribusi besarnya kepada dunia sejak lebih dari 1.700 tahun yang lampau.

Mahakaruna Buddhist Center diharapkan akan menjadi salah satu tempat wisata religi dunia serta wahana untuk kembali memberikan sumbangsih keluhuran budaya kepada Tanah Air dan mancanegara.

Panitia pelaksana mengundang para tokoh lintas agama, DPRD Sumut, Pemda setempat serta tokoh masyarakat bergabung bersama dalam memberikan kontribusi untuk dunia melalui  acara ini. Refleksi ini adalah keharmonian masyarakat Indonesia, khususnya Sumatera Utara.

Tuesday, November 27, 2012

Obama gets taste of Thailand at Buddhist

U.S. President Barack Obama, left, and U.S. Secretary of State Hillary Rodham Clinton, rear, tour the Viharn of the Reclining Buddha with Chaokun Suthee Thammanuwat, the Dean, Faculty of Buddhism Assistant to the Abbot of Wat Phra Chetuphon at the Wat Pho Royal Monastery in Bangkok, Thailand, Sunday, Nov. 18, 2012. (AP Photo/Carolyn Kaster)

Monday, November 26, 2012

Tidak ada yang permanent

Apakah kita bisa mencegah perubahan itu? Tidak ada ilmu pengetahuan yang bisa mencegah jalan alami ini. Kita semua tidak dapat mencegahnya. Dapatkah Anda mengeluarkan napas tanpa menghirupnya? Atau Anda hanya menarik napas tanpa mengeluarkannya? Tidak mungkin itu terjadi. Manusia ingin segala sesuatu agar kekal, tetapi tidak bisa. Itu adalah hal yang mustahil. Jika seseorang menyadari bahwa segala sesuatu adalah tidak kekal, pikirannya berangsur-angsur terbuka. Dan ketika ada sesuatu yang muncul, dia hanya akan mengatakan: “Oh, satu lagi wujud perubahan”.

Latihan Meditasi

Kebanyakan orang masih saja tidak mengetahui inti dari latihan meditasi. Mereka mengira meditasi berjalan, meditasi duduk dan mendengarkan khotbah Dhamma itulah yang disebut berlatih. Itu ada benarnya juga, tetapi hal-hal ini hanyalah penampilan luar saja dari latihan. Latihan yang sebenarnya akan terjadi pada saat pikiran bertemu dengan objek-objek indera. Itulah tempat untuk berlatih, di mana kontak dengan indera terjadi. Bila orang-orang mengatakan hal-hal yang tidak kita sukai, maka akan ada kebencian, jika mereka mengucapkan kata-kata yang kita sukai, maka kita pun senang. Sekarang, di sinilah tempat untuk berlatih. Bagaimana kita akan berlatih dengan hal-hal semacam ini? Ini adalah titik yang sangat penting. Jika kita hanya berlari ke sana ke mari sambil mengejar kebahagiaan dan menghindar dari penderitaan di setiap saat, kita bisa saja berlatih hingga hari kematian kita, namun kita takkan pernah melihat Dhamma. Tidak ada gunanya. Ketika kesenangan dan kesengsaraan muncul, bagaimana kita akan menggunakan Dhamma untuk membebaskan diri dari mereka? Inilah tujuan dari latihan.

(Kutikan Ajahn Chah) Sebuah Pohon

Kita bagaikan sebuah pohon dengan akar-akar,
Sebuah pangkal batang, dan sebuah batang.
Setiap daun,setiap cabang, tergantung pada akar untuk menyerap nutrisi dari tanah dan mengirimkannya ke atas untuk menghidupi pohon.
Tubuh kita, termasuk ucapan dan perbuatan kita,indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa,dan peraba kita, adalah sama seperti cabang, daun,dan batang pohon. Pikiran sama seperti akar yang menyerap nutrisi dan mengirimkannya melalui batang ke daun-daun dan cabang-cabang sehingga mereka dapat berbunga dan menghasilkan buah.

(Kutipan Ajahn Chah) Harta Benda

Andaikata kita memiliki sebuah benda yang sangat mahal.
Begitu benda tersebut menjadi milik kita,Pikiran kita berubah,”Sekarang di manakah akan saya simpan benda ini..?”
Jika saya meletakkannya di sini, seseorang akan mencurinya.”
Kita mencemaskan diri kita pada situasi , mencoba menemukan tempat untuk menyimpannya.Inilah penderitaan.
Dan kapan penderitaan itu timbul ?
Penderitaan itu muncul begitu kita memahami bahwa kita telah mendapatkan Sesuatu. Di sanalah penderitaan ada.
Sebelum memiliki benda itu , tidak ada penderitaan.
Penderitaan itu belum muncul ,Karena tidak ada benda yang membuat pikiran melekat.Diri kita juga sama.
Jika kita berpikir dari sudut pandang “diri” ,
Segala sesuatu yang berada di sekitar kita akan menjadi “milik kita”.
Dan kebingungan datang menyusul.
Jika tidak ada “saya” dan “milik saya”,kebingungan tidak akan ada.

Tuesday, November 06, 2012

Dhamma Adalah Harta Yang Paling Mulia

Khotbah ini adalah hari yang istimewa saat anda semua datang untuk memberikan dana makanan dan persembahan, serta memohon tuntunan sila bersama.

Dhamma adalah harta yang paling berharga. Jika misalnya seseorang menggali dan menemukan, serta memanfaatkannya, orang tersebut akan menjadi kaya dalam sepanjang hidupnya, kaya dalam kesadaran dan kebijaksanaan serta amat bahagia.

Dhamma berarti segala sesuatu yang baik, sejuk, damai, sejahtera, dan terang. Seseorang yang telah memperoleh pengertian tentang Dhamma memiliki hati yang baik, tenang, damai, bermanfaat, berbudi luhur, dan bijaksana. Apapun yang ia lakukan, dilakukannya dengan penuh semangat, perhatian, dan kebijaksanaan, karena batin mereka tenang dan damai, dan pikiran mereka terang dan jernih. Seseorang yang memiliki Dhamma tidak pernah merasa kesepian tetapi penuh daya/semangat, pengetahuan, kesadaran, dan kebahagiaan.
Bagaimana agar kita dapat mencapai keadaan tersebut di dalam hidup kita? Kita perlu latihan, praktek, dan mempunyai pendirian yang benar. Jalan yang paling cepat adalah dengan selalu memancarkan cinta-kasih, melakukan tugas anda dengan baik dalam apapun yang anda kerjakan, serta mengerjakannya dengan sebaik mungkin. Dengan cinta-kasih sebagai landasannya, lakukan kewajiban anda terhadap putra-putri anda, istri-suami anda, orang-orang yang anda cintai dan hormati, orang lain, dan kepada hewan-hewan.

Dhamma adalah kewajiban/tugas. Seseorang yang tidak melakukan tugas seorang ayah, ia bukanlah seorang ayah. Begitu pula, seorang ibu harus melakukan tugas seorang ibu kepada anak-keturunannya. Jika seseorang mengabaikan tugasnya, ia semata-mata disebut manusia tetapi bukan manusia yang baik. Anak-anak juga harus melakukan tugas mereka. Para guru dan murid mempunyai tugas satu terhadap lainnya. Guru wajib mengajar, membimbing, dan mendorong murid-murid untuk belajar serta mengikuti petunjuk guru dengan rasa terima kasih, serta berusaha melakukan yang terbaik terhadap orang tua mereka, para guru mereka, teman-teman dan kerabat mereka. Seseorang harus berpikir tentang mereka semua dengan cinta kasih.

Hari ini saya akan memberikan khotbah Dhamma singkat yang bertema: "Berusahalah sebaik mungkin melakukan tugas anda". Setiap hari kita harus memeriksa diri kita sendiri dan apa yang telah kita lakukan. Tugas-tugas apa yang harus kita lakukan pada hari ini? Kita harus melakukan dengan sebaik mungkin yang dapat kita lakukan, dan ingatlah selalu untuk tidak mudah menyerah. Kita harus melakukan yang terbaik untuk memecahkan setiap problem dan mengatasi setiap rintangan. Putuskanlah untuk melakukan hal ini setiap hari, serta mencintai dan bersikap baik kepada semua makhluk, bahkan kepada mereka yang tidak baik dan tidak menyenangkan, juga bahkan kepada mereka yang pernah menyakiti kita. Meskipun jika mereka menyakiti kita, kita harus siap untuk menjadi baik dan cinta kepada mereka. Kita tidak seharusnya menjadi marah, karena marah merupakan penderitaan.

Jika kita berbaik-hati, tenang, dan damai, kebajikan kita itu akan membuat kita bahagia. Hal ini juga memberikan kesempatan kepada orang-orang yang tidak menyenangkan untuk menjadi baik, orang-orang yang bertemperamen panas menjadi tenang.

Jika kita benar-benar tenang dan dipenuhi dengan cinta-kasih, maka apabila orang lain marah, kita dapat tetap tersenyum. Jika kita tak dapat tersenyum, cukuplah untuk diam saja. Jika orang lain mengatakan hal-hal yang tidak menyenangkan, kita dapat sebaliknya mengucapkan kata-kata yang menyenangkan. Jika orang lain mencoba mengambil keuntungan dari kita, kita dapat memberikan apa yang mereka inginkan. Lihatlah kemudian siapa yang pada akhirnya menang dan bahagia.

Dunia memerlukan Dhamma, memerlukan ketenangan, walaupun kita harus siap berkorban untuk memberikan hal tersebut. Kekerasan selalu dikalahkan oleh kelembutan, karena kelembutan tersembunyi, terdapat di dalam kekerasan. Perhatikan gusi dan gigi kita, meskipun gigi tanggal, tetapi gusi tetap di tempatnya. Angin yang paling lembut pun dapat mengikis gunung, dan dapat menciptakan gelombang yang pada akhirnya lenyap karena penguapan. Angin tidak memiliki jasmani/wujud, tetapi ia memiliki energi. Sebuah roda terbuat dari poros dan jari-jari/ruji. Ruji tidak dapat bergerak jika poros tidak berputar, dan poros hanya dapat berputar karena di tengah-tengahnya adalah kosong. Lihatlah pada mulut saya, yang saya pergunakan untuk berbicara. Ia memiliki gigi, lidah dan sebagainya, tetapi saya dapat berbicara hanya karena mulut saya juga memiliki rongga kosong. Jika mulut saya padat, saya tidak akan dapat berbicara. Jadi kekosongan adalah sangat berguna. Lihatlah pada mangkuk makan saya. Besi yang dipakai untuk membuat ini memang pasti ada, tetapi adalah ruang kosong di dalam mangkuk yang membuatnya berguna. Kita dapat menaruh benda-benda di dalam ruang tersebut. Bergunanya mangkuk tersebut datang dari kekosongannya.
Jika kita membuat batin kita kosong, tenang, dan bebas dari kekotoran, dan tidak memikirkan apa-apa kecuali cinta-kasih, maka batin kita akan menjadi sangat kuat. Batin sedemikian adalah suci, dan kekuatan suci benar-benar ada di dunia ini. Tetapi batin yang paling memiliki kekuatan di dunia ini adalah batin yang terang dan tenang. Jika kita dapat melatih pikiran kita untuk menjadi baik, maka apapun kemudian akan menjadi baik. Berusahalah untuk melatih pikiranmu dan berusahalah untuk menjadi penuh cinta-kasih. Katakan kepada dirimu, "Sejak saat ini saya tidak akan menjadi marah". Jika seseorang marah kepada saya, tidak mengapa, saya akan tetap tersenyum atau kalau tidak, hanya akan diam saja dan mengingat kalimat keramat/ magis itu "Itu memang demikian". Mereka bersikap seperti itu disebabkan oleh sifat alamiah mereka. Tidak usah peduli bila seseorang marah, dan jika tidak mungkin untuk berucap sesuatu, maka pikirlah bahwa itu adalah alamiah/ wajar, "Hanya kedemikianan". Bersikaplah yang sama jika seseorang mengutuk atau menyalahkanmu; ingatkan dirimu bahwa engkau tidak akan menjadi marah. Anda akan selalu melakukan kebajikan, jika anda ingin setiap hari hanya melakukan kebajikan. Anda dapat mengandaikan bahwa anda mesti meraih angka/nilai tertentu untuk dapat lulus dari ujian, dan kemudian memberi nilai tambah/plus kepada diri anda sendiri apabila anda melakukan kebajikan, dan nilai kurang/minus apabila anda melakukan kejahatan. Di akhir hari (malam hari) lihatlah nilai apa yang telah anda raih. Apakah nilai kebajikan anda mengungguli nilai kejahatan anda?

Memang benar bahwa tiada seorang pun yang lahir di dunia ini sempurna dan tidak pernah melakukan suatu kesalahan, akan tetapi kita masih memiliki kesempatan untuk mengubah dan memperbaiki diri kita. Jika anda dapat melihat ke dalam diri anda sendiri, melihat cacat atau kekurangannya, serta berusaha untuk mengubah dan memperbaikinya, anda akan menjadi mulia dan dipuji oleh orang-orang bijaksana. Kadang-kadang adalah baik untuk diberitahukan apa yang tidak baik tentang diri kita, kita tidak perlu marah, tetapi kita harus membiarkan orang lain mengemukakan sisi buruk atau kekurangan kita. Apakah anda pikir anda begitu sempurna? Bahkan Sang Buddha sendiri memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengatakan tentang dirinya. Sang Buddha juga mengatakan untuk tidak memeriksanya dengan seksama dan mempraktekkan apa yang Beliau ajarkan hingga seseorang mencapai hasil-hasil yang seperlunya, sebelum ia mempercayainya.

Jadi janganlah kecewa atau sedih jika tak seorang pun yang memuji, menghargai, mendukung, atau bahkan mereka menentang perbuatan baik yang kita lakukan. Jika kita tahu bahwa apa yang ingin kita lakukan adalah baik dan pantas, lakukanlah itu dengan penuh keyakinan dan kesabaran, maka tiada kerugian yang akan datang kepada diri kita atau orang lain. Kita harus memulainya dengan keyakinan di dalam diri kita.

Kita mengira kita sudah mengerti Dhamma dan menginginkan dunia (orang-orang lain) mengetahui tentang hal tersebut, tetapi kemudian kita tidak bahagia ketika kita dikritik. Kita sangat sensitif terhadap kritikan, itu membuat kita merasa bodoh dan tidak bahagia. Kadang-kadang kita memiliki niat/maksud yang baik, tetapi hal itu dapat ternoda jika kita membiarkan telinga kita meladeninya, misalnya kita goyah oleh kritikan. Batin kita haruslah kuat sepanjang waktu, harus tidak pernah menyerah, dan harus selalu penuh perhatian/kesadaran akan saat ini.

Saya percaya bahwa perbuatan baik yang kita lakukan akan membuat kita bertambah bahagia, seperti sebatang pohon yang mula-mula berupa sebuah tanaman yang kecil dengan hanya satu batang saja, sampai tumbuh cabang-cabang, daun-daun, bunga-bunga, dan buah-buah. Batin yang baik dan tenang akan semakin memberikan kebahagiaan dan mendapatkan cinta dari setiap orang atau para dewa kemana pun ia pergi. Adalah kenyataan bahwa kekuatan yang didapatkannya dari praktek Dhamma adalah nyata, kuat dan lebih bernilai dari pada apapun juga. Seseorang yang memiliki keyakinan di dalam Dhammanya tidak perlu melakukan hal spesial lainnya, karena apapun yang ia lakukan akan memberikan hasil yang memuaskan. Anda tidak perlu melakukan hal-hal apapun yang rumit, kadang-kadang hanya dengan berpikir baik saja akan memperoleh hasil yang baik dan hebat. Cobalah lalukan itu. Bila anda memiliki batin yang baik dan bersih, jalan menuju sukses akan nampak lancar, dan hal-hal akan berjalan dengan baik. Tetapi jika batin anda tidak tenang, tentram, dan bersih, hal-hal yang anda harapkan dan lakukan tidak akan berjalan sesuai yang anda harapkan, meskipun anda mengharapkannya dengan kuat dan sering. Batin seperti itu adalah batin yang bingung, lemah, dan tiada berdaya. Maka, berusahalah untuk melakukan hanya hal-hal yang baik, laksanakan tugas anda dengan sebaik mungkin yang dapat anda lakukan, selalu dengan cinta kasih dan kesadaran akan saat sekarang. Apapun yang muncul atau terjadi, anggaplah itu sebagai hal yang alamiah, sebagai "kedemikianan".

Pertimbangkanlah ungkapan "tidak apa-apa". Kata-kata ini adalah seperti kata keramat untuk meringankan batin kita, menasehatkan bahwa jika kita tidak ambil peduli, jika kita tidak menganggap hal-hal dengan serius, kita tidak akan menderita. Namun sebaliknya, kita harus selalu "peduli", selalu berpikir, dan melakukan hal-hal yang baik saja.

Cobalah untuk membaca paritta setiap hari, pada pagi hari dan malam sebelum tidur. Ambillah nafas panjang yang dalam dan perhatikan nafas yang masuk dan nafas yang keluar, dan anda akan menemukan kebahagiaan. Pada saat yang sama, sadarilah akan perhatianmu. Pada akhirnya batin akan tetap memiliki kesadaran di dalam tanpa memperhatikan nafas. Anda akan mendapatinya dalam keadaan tanang dan damai karena batin bagitu terkonsentrasi pada saat itu. Apapun yang anda lakukan, apakah berbicara, berpikir, atau bertindak, berdiri, duduk berbaring, atau apa saja, anda akan merasa bahagia dan tidak pernah kesepian. Mereka mengerti Dhamma tidak pernah marasa kesepian, karena selalu ada teman baik di dalam hatinya. Pada saat yang sama, hal itu merupakan sumber dari hidup panjang umur yang berharga, corak yang baik, kebahagiaan, kekuatan, kebijaksanaan, dan kekayaan. Tiada lagi yang lebih berharga dari pada Dhamma. Apabila kita mempraktekkannya dengan rajin dan sungguh-sungguh, kebajikan akan tumbuh dengan semakin besar.

Jika kita berkecil-hati, pikirkanlah tentang diri Sang Buddha. Sang Buddha, yang pada akhirnya mencapai kesempurnaan (parami) tertinggi (kesepuluh tingkat dari kesempurnaan spritual) dengan ketekunan dan kesabaran, sila (sikap laku bermoral), dan bhavana (meditasi), telah mengalami kelahiran-kembali sebanyak sekitar 1600 juta kali sebelum Beliau mencapai Pencerahan sebagai seorang Buddha. Karena itu, kita yang mengikuti jejak-Nya sebagai seorang Buddhis, harus mempraktekkan hal-hal yang Beliau ajarkan. Janganlah menyerah, tetapi berusahalah melakukan kebajikan. Majulah selangkah-demi selangkah hingga anda mencapai tujuan (gol). Tidak peduli berapa jauh jaraknya, seribu atau sepuluh ribu langkah, lakukan satu langkah setiap saat, maka akhirnya anda akan tiba juga. Saya sendiri berjalan dari Thailand Selatan menuju Burma Utara. Tidak akan terasa jauh jika anda tetap melaksanakan 2 langkah tersebut, kiri dan kanan. Dengan kesabaran dan keyakinan anda akan berhasil, karena di mana ada kemauan, di sana pasti ada jalan. Orang yang tekun/ulet tidak pernah gagal.

Pada khotbah kali ini, saya menekankan bahwa kita harus berusaha dan melakukan perbuatan baik, dan berusaha untuk membebaskan diri kita dari penderitaan. Berusahalah untuk mengetahui dan mengerti tentang penderitaan, sehingga bila ia datang, ia akan dapat dihadapi. Adalah tidak hanya saya/anda yang menderita, orang lain pun menderita, bahkan beberapa dari mereka lebih buruk dari pada saya/anda. Cobalah untuk mengerti bahwa apapun yang muncul, bertahan untuk waktu yang agak lama atau singkat, kemudian lenyap. Tidak ada satu pun yang permanen. Suatu waktu, kita tidak memiliki apa-apa, dan apa yang kita miliki dan menjadi apa kita sekarang ini, adalah datang belakangan. Tiada satupun yang tetap untuk selamanya. Kita harus berusaha untuk mengerti hal-hal ini dan merenungkan mereka dengan perhatian dan cinta-kasih. Ketahuilah kapan untuk melepas. Berusahalah untuk mencintai orang lain, bahkan kepada mereka yang tidak menyukaimu sekalipun. Berusahalah untuk mencintai dan memafkan mereka. Cobalah untuk mengerti tentang dirimu sendiri dan hal-hal baik dari orang lain. Berusahalah untuk tidak berat sebelah/memihak. Jangan menunggu sampai orang lain mengerti tentang dirimu sebelum anda mencoba untuk mengerti tentang mereka. Janganlah merasa cemas dengan berlebihan.

Saya percaya bahwa jika kita mengerti orang lain, kita dapat belajar untuk mencintai mereka, karena cinta kasih tumbuh dari (adanya) pengertian. Dalam suatu keluarga yang tanpa pengertian, cinta takkan bertahan lama. Jadi, cobalah untuk memahami satu sama lain dan jalanilah hidup yang baik. Tidak peduli apakah orang lain tidak mencintai atau menghormatimu, cobalah untuk mengerti dan "maafkan dan lupakan". Hadiah yang paling penting adalah hadiah berupa memafkan. Janganlah melekat kepada benda-benda dengan kuat, karena tiada satu apapun yang kekal. Relakan mereka pergi, dan jadilah orang yang baik dan penuh cinta kasih.
Kini waktunya untuk berhenti, sehingga saya harus menghentikan khotbah untuk hari ini.

Biksu Buddha Asal Prancis Ini Adalah Orang Paling Bahagia di Dunia

Oleh Yahoo! News | AFP – Jum, 2 Nov 2012
Oleh Frankie Taggart | AFP

Saat dia tersenyum tenang dan jubah burgundinya tertiup angin segar Himalaya, tidak sulit untuk mengeta
hui mengapa ilmuwan menetapkan Matthieu Ricard sebagai orang yang paling bahagia yang pernah mereka uji.

Biksu yang juga orang kepercayaan Dalai Lama itu dengan penuh semangat menjelaskan kenapa meditasi bisa mengubah otak dan meningkatkan kebahagiaan orang, dengan cara yang sama seperti angkat berat meningkatkan kekuatan otot.

"Ini adalah penelitian luar biasa karena menunjukkan bahwa meditasi bukan hanya mencari kebahagiaan di bawah pohon mangga tapi benar-benar mengubah otak dan diri Anda," tutur pria Prancis tersebut AFP.

Ricard, orang terpelajar yang suka mengelilingi dunia dan meninggalkan semua hal untuk menjadi biksu Buddha Tibet di pertapaan Himalaya, mengatakan orang bisa menjadi bahagia jika mereka melatih otak.

Ilmuwan saraf otak Richard Davidson memasang kabel pendeteksi dengan 256 sensor pada tengkorak Ricard di University of Wisconsin empat tahun lalu, sebagai bagian dari penelitian ratusan praktisi meditasi.

Hasil scan menunjukkan bahwa ketika merenungkan kasih sayang, otak Ricard menghasilkan tingkat gelombang gamma — yang terkait dengan kesadaran, perhatian, pembelajaran dan memori — "yang tidak pernah disebutkan sebelumnya dalam literatur tentang ilmu neurosains,” kata Davidson.

Hasil scan juga menunjukkan aktivitas berlebihan di korteks prefrontal kiri otaknya dibandingkan dengan bagian kanan, yang memberinya kapasitas abnormal yang cukup besar untuk merasakan kebahagiaan dan mengurangi kecenderungan terhadap hal-hal negatif, menurut keyakinan para peneliti.

Penelitian terhadap fenomena ini, yang dikenal sebagai "neuroplastisitas", masih dalam tahap awal dan Ricard berada di garis depan eksperimen baru ini bersama dengan para ilmuwan terkemuka lainnya di seluruh dunia.

"Kami telah mencari selama 12 tahun tentang efek jangka pendek dan jangka panjang pelatihan pikiran melalui meditasi dengan memusatkan perhatian, kasih sayang, dan keseimbangan emosional," katanya.

"Kami telah menemukan hasil yang luar biasa dengan praktisi jangka panjang yang melakukan 50.000 kali meditasi, tetapi juga dengan yang melakukan meditasi 20 menit per hari selama tiga pekan, yang tentu saja lebih bisa diterapkan untuk zaman modern."

Pria berusia 66 tahun itu, yang menemani biksu senior Tibet lainnya di sebuah wilayah Himalaya terpencil, Upper Dolpa, telah menjadi biksu Buddha yang dihormati dunia dan merupakan salah satu cendekiawan agama terkemuka dari Barat.

Tapi dia tidak selalu berada di jalan menuju pencerahan.

Ricard dibesarkan di kalangan elit intelektual Paris sebagai putra filsuf libertarian Prancis, Jean-Francois Revel dan pelukis cat air abstrak Yahne Le Toumelin.

"Semua orang itu biasanya berkumpul, sebagian besar adalah kaum intelektual Paris. Kami mengenal pelukis Perancis dan saya sendiri tertarik pada musik klasik sehingga saya bertemu banyak musisi," katanya.

"Saat makan siang kami akan bertemu dengan tiga pemenang Hadiah Nobel makan bersama kami ... Itu luar biasa. Beberapa di antara mereka menyenangkan tetapi beberapa di antaranya tidak."

Pada saat dia mendapat gelar PhD dalam bidang genetika sel dari Institut Pasteur di Paris pada 1972 dia merasa kecewa dengan perdebatan saat pesta makan malam dan memulai perjalanan ke Darjeeling di India selama masa liburan.

Menjauhkan diri dari hubungan intim dan karier, dia pindah ke India untuk mempelajari agama Buddha dan muncul 26 tahun kemudian dengan buku "The Monk And The Philosopher", sebuah dialog tentang makna hidup yang dia tulis bersama ayahnya.

"Itu adalah akhir dari waktu tenang saya karena buku itu menjadi bestseller. Tiba-tiba saya diproyeksikan ke dunia Barat. Lalu saya melakukan dialog lebih banyak dengan para ilmuwan dan semuanya mulai berjalan di luar kendali.”

"Saya benar-benar terlibat dalam penelitian ilmu pengetahuan dan ilmu meditasi."

Sebagai biksu terkemuka di Biara Shechen Kathmandu, Ricard membagi waktunya di antara meditasi pengasingan diri, penelitian ilmiah dan menemani Dalai Lama dalam perjalanan ke negara-negara berbahasa Prancis dan konferensi ilmu pengetahuan.

Dia menjadi pembicara di World Economic Forum di Davos pada puncak krisis keuangan 2009 untuk memberitahu para pemimpin negara dan bisnis bahwa sudah waktunya untuk mengubur keserakahan dan “membantu orang lain".

Karyanya yang lain termasuk "Happiness: A Guide to Developing Life's Most Important Skill" dan beberapa koleksi foto-foto pemandangan, orang dan guru spiritual dari Himalaya.

Ricard menyumbangkan semua hasil penjualan bukunya untuk 110 proyek kemanusiaan yang telah membangun sekolah untuk 21.000 anak-anak dan menyediakan layanan kesehatan bagi 100.000 pasien per tahun.

Dia mendapat penghargaan French National Order of Merit atas karyanya dalam melestarikan budaya Himalaya, tetapi karyanya di bidang ilmu kebahagiaan yang mungkin mendefinisikan dirinya yang sebenarnya.

Ricard melihat hidup yang baik, dan menunjukkan kasih sayang, bukan sebagai perintah agama, tetapi sebagai cara praktis untuk mendapatkan kebahagiaan.

"Cobalah untuk memeriksa, menyelidiki dengan tulus," katanya. "Itulah yang coba diungkapkan dari ajaran Buddha -- mekanisme kebahagiaan dan penderitaan. Itu adalah ilmu dari pemikiran".

Wednesday, October 31, 2012

Jadi Vegetarian Lebih Bahagia dan Tidak Mudah Stres

Tak ada salahnya kini Anda mulai menjadi vegetarian. Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam Journal Nutrition menunjukkan bahwa mengonsumsi diet vegetarian bisa membuat Anda lebih bahagia dan mengurangi stres.

Makanan seperti ikan dan daging ternyata mengandung arachidonic acid (AA), sejenis omega-6. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa menyantap makanan yang mengandung AA tingkat tinggi dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang mengganggu kinerja otak.

Secara teori, mengonsumsi ikan amat baik karena mengandung omega-3 fatty acids, seperti eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA). Bahkan EPA dan DHA dapat melawan dampak negatif dari AA. Peneliti juga sudah mengungkapkan bahwa mengonsumsi makanan mengandung omega-3 fatty acids berkaitan dengan peningkatan kesehatan otak, suasana hati yang lebih baik dan sebagainya.

Namun baru-baru ini, sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang menyantap makanan serba daging dan ikan dilaporkan mengalami perubahan suasana hati lebih buruk dibandingkan seorang vegetarian, meskipun asupan DHA dan EPA-nya tinggi.

Dalam sebuah penelitian lanjutan, peneliti mengamati 39 orang pemakan daging dan dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama diminta untuk makan daging, ikan dan telur unggas setiap hari. Kelompok kedua disuruh makan ikan saja 3-4 kali setiap minggu, sementara kelompok ketiga makan serba sayuran.

Setelah dua minggu, peneliti menemukan adanya perubahan skor suasana hati pada kelompok pemakan ikan dan daging. Namun, kelompok vegetarian justru memiliki suasana hati yang secara signifikan lebih baik dan lebih sedikit stres.

Peneliti juga menemukan pada kelompok pemakan ikan, jumlah EPA dan DHA mereka mengalami peningkatan hingga 95-100 persen, dan sayangnya tidak mampu melawan stres dan perubahan suasana hati, dibandingkan pada kelompok vegetarian.

Accurate Health Center merupakan pusat pengobatan akupunktur dan konsultasi psikologi di kota Medan dapat membantu anda melakukan konseling psikologi dan pengobatan akupunktur untuk menyembuhkan penyakit. Pengobatan Accurate Health Center tergolong lengkap dari segi pengobatan tradisional, seperti terapi tingkah laku, terapi traumalitas, konseling psikologi, konseling anak, terapi akupunktur, terapi pijat pengobatan, totok badan maupun wajah, terapi bekam, fisioterapi, refleksi terapi dan ramuan-ramuan obat tradisional yang cukup efektif. Alamiah dan tanpa efek samping.

Hipnoterapi untuk penyakit juga tersedia bagi pasien yang membutuhkan.

Hubungi Accurate Health Center Medan untuk penanganannya.

"Accurate" Health Center Medan
Jl. Tilak No. 76 (Simpang Demak)
Telp. (061) 7322480
Medan

Website : Http://www.accuratehealth.blogspot.com

Monday, October 22, 2012

Mike Tyson Jadi Inspirator Vegetarian

MIKE Tyson diam-diam ternyata telah menjadi inspirator banyak orang untuk menjadi vegetarian. Adalah aktor sekaligus produser film Alan Cumming, satu di antara banyak orang yang di awal tahun ini bertekad jadi vegetarian setelah terinspirasi dengan gaya hidup pola makan anti-daging seperti yang dilakukan mantan juara dunia tinju tersebut.

"Resolusiku tahun 2012 adalah menjadi vegetarian. Dan aku melakukannya mulai hari ini. Untuk menyemangati diri, saya memasang poster Mike Tyson di kamarku. Bukan untuk mengingat dia sebagai juara dunia tinju, tapi sebagai juara vegetarian," tulis Cumming di akun twitternya sebagaimana dikutip dari Contactmusic, kemarin.

Tyson sendiri, yang dikenal sebagai penyayang burung merpati sejak kecil, telah menganut pola hidup vegetarian sejak 2010 lalu. Ia pun gemar berkampanye pola hidup mengonsumsi makanan tanpa daging tersebut.

Menjadi vegetarian adalah pilihan Tyson sebagai salah satu bentuk pertobatannya. "Saya hanya ingin menjadi ayah yang baik. Saya ingin anak-anak memandang saya seorang ayah yang baik. Saya tidak minum alkohol, tidak merokok, tidak minum obat-obatan. Saya vegetarian, tidak makan daging dan telur," katanya dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu.

Petunju berjuluk "si Leher Beton" ini sangat menyesal telah menyia-nyiakan kariernya di dunia tinju. Kini, Tyson mengaku telah menjalani hidup dengan benar dan ingin menjadi seorang ayah yang baik bagi kedua anaknya, Morocco dan Milan. Tyson kini tinggal di Las Vegas bersama istri ketiganya, Lakiha, dan dua putra-putrinya tersebut.

"Saya pernah menjadi seorang bajingan, psikopat dan sebuah kotoran. Saya pikir saya raja dunia. Tidak akan ada petinju yang menelan obat-obatan lebih banyak daripada saya. Bahkan saya tidak menyangka bisa hidup lebih dari 30 tahun. Saya beruntung masih bisa hidup. Tinju telah membuat saya gila," ujar Tyson kepada Speigel.

Pada tahun 1995, Tyson sempat membekuk di dalam penjara selama tiga tahun karena melakukan pemerkosaan. Karier lelaki berusia 45 tahun tersebut sempat meningkat pasca-penjara. Namun, setelah dikalahkan Evander Holyfield pada November 1996, kehebatan Tyson di atas ring tinggal sejarah.

Anggun C Sasmi masuk Agama Buddha

Anggun Cipta Sasmi (lahir di Jakarta, 29 April 1974) adalah penyanyi Indonesia yang sekarang memiliki kewarganegaraan Perancis. Hingga saat ini ia masih satu-satunya penyanyi Indonesia yang berhasil menaklukkan pasar musik dunia. Saat ini ia bermukim di Paris, Perancis dan Montreal, Kanada untuk melanjutkan karir internasionalnya. Hingga tahun 2005, ia telah sukses menjual sebanyak 12 juta kopi album internationalnya di seluruh dunia, menjadikannya artis Asia paling sukses di luar Asia

Masa kecil dan karir di Indonesia

Anggun merupakan putri dari pasangan Darto Singo, seorang seniman Indonesia, dengan Dien Herdina, sorang ibu rumah tangga berdarah Keraton Yogyakarta. Anggun menempuh pendidikan dasarnya di sebuah sekolah kat0lik di Jakarta, walaupun Anggun adalah Muslim. Anggun hidup dalam keluarga yang penuh seni. Sejak usia 7 tahun Anggun digembleng latihan vokal setiap hari oleh ayahnya. Anggun diajarkan berbagai latihan teknik vokal dengan penuh disiplin. Ibunya kemudian bertindak sebagai manajer dan bertugas menerima order menyanyi untuk Anggun. Pada usia 9 tahun, Anggun mulai menciptakan lagu-lagunya sendiri dan mulai merekan album anak-anak.

Karir Internasional

Anggun memulai karir intenasionalnya di usia 19 tahun pada tahun 1994. Setelah menjual perusahaan rekamannya dan meninggalkan segala popularitas yang dimilikinya di Indonesia. kemudain Anggun menetap di London, Inggris selama setahun. Lama-kelamaan Anggun sadar bahwa karirnya takkan berkembang di inggris akhirnya anggun memutuskan untuk berhijrah ke Belanda, dimana banyak orang Indonesiayang menetap. Namun Di perjalanan menuju Belanda, Anggun singgah dulu di Paris, Perancis, kampung halaman suaminya, Michel de Ghea. kemudian, Anggun akhirnya membatalkan niatnya ke Belanda lalu menetap dan memulai karir di Perancis.
Pada tahun 1996, akhirnya Anggun berhasil bertemu dengan Erick Benzi, salah seorang produser besar Perancis yang pernah menangani album sejumlah penyanyi terkenal seperti Celine Dion, Jean-Jacques Goldman, Jhonny Hallyday dan lainnya. Benzi pun terpikat oleh kemampuan vokal Anggun, dan menawarkannya rekaman album solo di Perancis. Setelah mempelajari bahasa Perancis di Alliance Français selama sebulan, Anggun dan Benzi mulai membuat rekaman album.
Setelah rekaman itu selesai, Sony MusicFrance pun tertarik dan merekrut Anggun sebagai artis rekaman mereka. Tidak hanya itu, Anggun pun dikontrak dalam 2 album, yaitu album berbahasa Perancis dan album berbahasa Inggris.

24 Juni 1997 merupakan tanggal keramat bagi Anggun ketika album pertamanya Au Nom de la Lune (Atas Nama Bulan) dilepas ke pasaran Perancis. Single pertama Anggun, “La Neige au Sahara”, mendapat tempat di hati peminat musik Perancis bahkan hingga Belgia, Swiss, dan Kanada. Single ini tercatat sebagai lagu yang paling sering diputar di radio-radio Perancis tahun 1997 dan menjadi salah satu Hit Summer ’97. Album yang memuat elemen pop ditambah bunyi-bunyian instrumen tradisional Indonesia(tambur, seruling, kemiri) ini berhasil mereguk sukses dengan penjualan lebih dari 150.000 kopi di Perancis, menjadikannya seorang artis berbangsa Indonesiapertama yang berhasil meletakkan nama sejajar dengan artis-artis Perancis yang ada.
Tahun berikutnya, Anggun meluncurkan album berbahasa Inggris pertamanya, Snow on the Sahara. Album ini dirilis di lebih dari 33 negara di Eropa, Asia, dan Amerika. Khusus untuk Jepang, Indonesia dan Malaysia, album ini dirilis dalam edisi spesial bertajuk Anggun (Di Indonesia disertai dengan single berjudul “Kembali”). Single Snow on the Sahara pun seketika menjadi hits besar. Single ini melayang hampir seluruh tangga lagu di Eropa sepanjang 1998 hingga 1999. Single ini sempat mencapai posisi 1 di Italia, Spanyol dan beberapa negara di kawasan Asia Timur. Di Eropa, single ini bahkan berhasil menduduki Top 5 pada UK Club Charts, Inggris.
Di Amerika Serikat, Snow on the Sahara dirilis pada Mei, 1998 oleh Epick Record. Anggun berhasil membuat sejarah dengan menjadi artis Asia pertama yang menembus tangga lagu Billboard di posisi #16 (disusul 7 tahun kemudian oleh Utada Hikaru). Sementara album Snow on the Sahara sendiri berada di posisi #23 Billboard Heat Seekers Charts.
Album Snow on the Sahara telah sukses meraih sejumlah platinum di beberapa negara dengan total penjualannya melebihi angka 1 juta kopi di seluruh dunia, menjadikan Anggun sebagai artis Asia dengan penjualan album paling tinggi di luar Asia (rekor yang masih dipegang Anggun hingga saat ini). Snow on theSahara juga menjadi album tersukses Anggun sepanjang karirnya.

Belajar Agama Buddha


Anggun sejak beberapa tahun lalu telah tertarik untuk mempelajari ajaran Buddha, selain agama yang pernah diajarkan pada dirinya selama ini. “Bapak pernah bilang, agama itu harus pilih sendiri. Bukan karena disuruh “. “Aku membaca banyak topik. Agama Buddha misalnya. Aku adalah seorang muslim namun aku bersekolah di sekolah kat0lik. Orang tuaku memberikanku kebebasan untuk memilih agama apapun. Dan sekarang, ketika semua teman-teman Perancisku beragama Buddha, aku juga mencoba untuk mempelajarinya. Buku-buku mengajarkanku untuk mendengarkan hati nuraniku” jelas Anggun pada The Jakarta Post.

Ketika ditanya bagaimana ia memandang hidup, Anggun menjawab ” Sekarang aku senang dapat sungguh-sungguh mempelajari Agama Buddha. Aku telah bercakap-cakap dengan orang yang beragama Buddha dan engkau tahu, agama Buddha sebenarnya sangat sederhana, cintai dirimu sehingga engkau dapat mencintai orang lain, itulah intinya.”

Bagi Anggun agama Buddha telah secara nyata memberikannya pemahaman yang benar mengenai makna kehidupan. Ketika ditanya siapa tokoh dalam Buddhisme yang dipujanya, Anggun dengan tegas mengatakan : orang itu adalah Pangeran Siddharta.

Monday, October 15, 2012

Ketika Marcel dan Dewi Lestari Masuk Buddhisme

Ada apa dengan Marcell dan Dewi Lestari?

Sinar Dharma berusaha bertanya langsung kepada dua sosok yang cukup menyita perhatian kita akhir-akhir ini. Berikut bincang lepas Sinar Dharma dengan Marcell dan Dewi yang berlangsung santai penuh keakraban di kediaman mereka di sebuah apartemen di Jakarta.

Ditemui di lobi apartemen kediamannya, Dewi menyapa ramah kehadiran kami. Kami diajak ke teras sebuah café kecil di sebelah kolam renang di bagian belakang apartemen. Setelah memesan minuman segar buat kami, obrolan santai pun bergulir, walau Marcell masih belum bergabung.

Dewi memulai kisahnya bagaimana pertama kali bersentuhan dengan ajaran Buddha. Apa yang diyakini Dewi saat ini, keseluruhannya bermula dari pikiran yang terbuka serta merupakan proses belajar dan mengalami dalam tiga fase. Fase pertama bermula dari sebuah kejadian pada tahun 1999 ketika ia mengalami sebuah ‘pencerahan’ yang membuatnya melepas label agama yang dianutnya saat itu. Dengan tanpa menggenggam ‘mati’ suatu keyakinan, Dewi memulai pencarian realitas tertinggi, mempelajari berbagai ajaran agama dengan tanpa prejudice, tanpa prasangka, tanpa membandingbandingkan.

Fase ke dua bermula ketika Dewi menulis buku keduanya yang berjudul Akar. Riset yang dilakukannya ketika menulis buku ini semakin membuka cakrawala Dewi terhadap ajaran Buddha. “Ini adalah periode di mana saya jatuh cinta pada Buddhisme,” demikian aku Dewi.

Kelahiran Keenan (anak Marcell dan Dewi) merupakan fase ketiga dari proses pemahaman dan pengalamannya akan Buddhisme. Dewi, - dan Marcell - menyadari bahwa suatu ketika Keenan akan menjadi bagian dari masyarakat dan akan dituntut memiliki identitas agama. “Walau saya sangat nyaman hidup tanpa jubah agama, tapi jika harus memilih ajaran untuk membimbing anak saya, maka ajaran Buddha-lah pilihan saya.”

Pada hakekatnya, apa yang dilakukan Dewi tersebut sesungguhnya dalam ajaran Buddha dikenal sebagai Ehipassiko, yakni mempelajari dan membuktikan sendiri, bukan sekedar mengimani. Sebagaimana ketika Dewi ditanya apa alasan utamanya memilih ajaran Buddha, Dewi berpendapat ajaran Buddha tidak memiliki paradoks-paradoks yang saling bertentangan dan tidak memiliki figur Tuhan yang dapat melakukan penghukuman, yang ada adalah konsekuensi karma yang mana membawa manusia menjadi lebih bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

Obrolan dengan Dewi sempat terhenti ketika Marcell dari kejauhan berjalan mendekati kami. Tanpa disangka, Marcell memberi salam khas Buddhis dengan sikap tangan anjali (merangkapkan kedua telapak tangan di depan dada). Marcell pun segera terlibat dalam wawancara, atau lebih tepat disebut diskusi, yang semakin menghangat.

Menurut Marcell, potensi dirinya untuk bersentuhan dan mengenal ajaran Buddha sudah lama ada, karena sejak kecil dia selalu mempertanyakan banyak hal yang oleh banyak keyakinan dianggap tabu untuk dipertanyakan. “Waktu kecil, sering kali ketika gue bertanya, hal itu dianggap berdosa. Tapi gue punya keyakinan bahwa tidak mungkin ada pertentangan antara akal pikiran dan hati,” jelas Marcell.

Dewi, bagi Marcell adalah pembuka celah-celah yang mengetahui bahwa apa yang menjadi pertanyaannya sejak kecil dapat dijawab oleh ajaran Buddha. Bahkan Marcell yakin bahwa pada kehidupan yang lalu Dewi adalah pembimbing spiritualnya.

Kala mencari tahu lebih jauh bagaimana menjadi seorang Buddhis, Marcell dan Dewi semakin terkesima ketika mereka mengetahui bahwa menjadi Buddhis tidak mutlak harus menjalani prosesi visudhi tisarana (penahbisan umat). Menjadi Buddhis yang sesungguhnya adalah menjalankan praktik kebenaran dalam kehidupan sehari-hari, memahami sesuatu itu sebagaimana adanya, bukan sekedar bisa menjalani kebaktian dan ritual lainnya.

Ketika disinggung soal koleksi figur Buddha yang demikian banyak di rumahnya yang ada di Bandung, Dewi bercerita bahwa sejak kecil dirinya sudah demikian tertarik dengan figur-figur Buddha, baik berupa rupang (arca) ataupun lukisan. Setiap kali melihat Buddharupang, ada rasa teduh yang didapatkan dari personifikasi diri Buddha. Lebih jauh lagi, mereka merasakan suasana meditatif yang dapat dihadirkan dengan adanya Buddharupang dalam rumah.

“Tapi bukan berarti kita menyerahkan nyawa kita pada patung-patung tersebut, karena kita bukan menyembah patung-patung tersebut,” jelas Marcell. “Kita tidak menyerahkan diri pada patung Buddha, tapi kita menjadikan figur panutan kita itu untuk mengingatkan kita agar kita tidak salah jalan. Kita tidak menyerahkan diri pada suatu entitas, tapi pencerahan harus dengan usaha sendiri,” lanjutnya memberi pemahaman.

Ketika mengomentari buku Keyakinan Umat Buddha karya Bhikkhu Sri Dhammananda, Marcell dan Dewi sependapat bahwa ajaran Buddha yang diulas dalam buku tersebut sangat konsisten, tidak ada dualitas yang bertentangan satu sama lain. Hal-hal yang semula dikira akan bertele-tele diulas dengan lugas, tegas dan dapat diterima akal sehat. Dari buku ini, mereka berpendapat bahwa ajaran Buddha memiliki lapisan-lapisan yang sangat tipis dan mudah untuk dikupas karena ajaran Buddha bukan ajaran yang dogmatis.

Pemahaman mereka yang cukup dalam terhadap ajaran Buddha terlihat begitu jelas ketika mereka berbicara tentang mukjizat. Banyak orang menjual hal-hal mistis untuk menarik umat, sedangkan ajaran Buddha justru tidak membenarkan hal tersebut karena yang paling penting dalam ajaran Buddha adalah proses. Hal-hal mistik alih-alih membuat orang memahami ajaran secara benar tapi justru hanya memotivasi orang untuk sekedar mendapatkan kekuatan gaib. “Saya yakin Buddha mampu menyeberangi sungai dengan berjalan di atas air, tapi Buddha tidak akan melakukan hal itu,” komentar Marcell. “Kenapa harus repot-repot berlatih bertahun-tahun untuk bisa melakukan itu, padahal dengan membayar perahu kita sudah bisa menyeberang.”

Pemahaman yang dalam akan ajaran Buddha juga terlihat dari pernyataan Dewi bahwa yang menjadi prioritas ke depan adalah belajar dan mempraktikkan meditasi, walau keinginan tersebut masih berbenturan dengan padatnya jadwal kegiatan mereka masing-masing saat ini.

Tanpa terasa satu setengah jam telah berlalu begitu cepat dan Marcell harus bersiap untuk latihan band. Sinar Dharma juga menyadari sudah waktunya untuk mohon diri, akhirnya obrolan hangat yang sangat terbuka ini pun berhenti sampai di sini dulu. Semoga apa yang disampaikan oleh Marcell dan Dewi ini menjadi trigger bagi
banyak orang untuk semakin terbuka mempelajari ajaran kebenaran yang telah disampaikan secara sempurna
oleh Sang Buddha, dan memotivasi umat Buddha untuk mempraktikkan Dharma dengan tekun.

Wednesday, October 10, 2012

Pedoman Meditasi Jalan

Oleh Ven. Thich Nhat Hanh

 Langkahmu Yang Paling Penting Aktivitas apa yang paling penting dalam hidupmu? Lulus ujian, membeli rumah atau mobil, atau promosi jabatan? Banyak orang yang lulus ujian, mereka yang sudah membeli mobil dan rumah, mereka yang sudah naik jabatan, namun mereka tetap saja tidak menemukan kedamaian batin, tanpa keriangan, tanpa kebahagiaan. Menemukan harta karun, dan kemudian berbagi harta karun itu kepada orang lain dan semua makhluk, inilah hal yang paling penting dalam hidup ini.

Demi memperoleh kedamaian dan keriangan, kamu mesti sukses meraih kedamaian dalam setiap langkahmu. Langkahmu merupakan hal yang paling penting. Langkahmu sebagai penentu semua keputusan. Saya menyalakan dupa ini dan menyatukan telapak tanganku seperti kuncupan bunga teratai untuk berdoa demi kesuksesanmu.

Kamu Bisa Melakukannya
Meditasi jalan merupakan latihan meditasi ketika kamu sedang berjalan. Apabila kamu berlatih meditasi ini, maka keriangan dan kedamaian akan muncul. Mari melangkah dengan santai, perlahan-lahan melangkah sembari menabur senyum di bibir, membuka hatimu untuk menerima pengalaman kedamaian. Kamu bisa merasakan ketentraman dalam dirimu. Langkah kakimu bisa membuatmu menjadi orang yang paling sehat dan bebas dari bahaya di dunia ini. Semua kesedihan dan kekuatiran dilepaskan ketika kamu sedang berjalan. Demi memperoleh batin yang damai, mencapai pembebasan diri, belajarlah untuk berjalan dengan cara demikian. Berjalan tidaklah sulit, kamu bisa melakukannya. Mereka yang memiliki perhatian penuh kesadaran dalam kadar tertentu bisa melakukannya dan mereka mempunyai niat luhur untuk berbahagia.

Kepergian Tanpa Ketibaan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasa dipaksa untuk maju. Kita selalu harus tergesa-gesa. Kita selalu bertanya pada diri sendiri, kemanakah aku harus tergesa-gesa pergi.

Ketika kamu berlatih meditasi jalan, anggap saja kamu sedang pergi jalan-jalan santai. Kamu tidak memiliki tujuan atau arah. Tujuan meditasi jalan adalah meditasi jalan itu sendiri. Kepergian itu penting, bukan ketibaan. Meditasi jalan bukan berarti untuk mengakhiri, namun itu adalah suatu pengakhiran. Setiap langkah merupakan kehidupan, setiap langkah merupakan kedamaian dan keriangan. Oleh karena itu, kita tidak perlu tergesa-gesa, itulah sebabanya kita memperlambat langkah kaki. Tampaknya kita berjalan maju ke depan, namun kita tidak pergi ke manapun, kita tidak terpicu oleh tujuan. Dengan demikian ketika kita sedang berjalan sembari tersenyum.

Langkah Pembebas Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, langkah kaki kita selalu terbebani oleh kegelisahan dan ketakutan. Kehidupan ini terlihat seperti suatu rantai kesinambungan perasaan ketidakamanan, sehingga setiap langkah kita kehilangan keentengan alaminya.

Dunia kita ini sungguh indah. Setiap jalur dan jalan di seluruh dunia ini begitu anggun dan pemandangan begitu natural. Tahukah kamu bahwa ada berapa banyak jalur kecil berlumpur, batang-batang bambu yang dijejerkan, tiupan angin sepoi-sepoi memperwangi sawah? Tahukah kamu ada berapa banyak jalur-jalur kecil di hutan, terbentang oleh daun warna-warni, memberikan keteduhan dan kesejukan? Semua ini tersedia bagi kita, sementara itu kita tidak sanggup menikmatinya karena hati kita tidak terbebas dari masalah, dan langkah kita tidak enteng.

Meditasi jalan merupakan latihan untuk berjalan lagi dengan penuh keentengan. Ketika umurmu baru satu tahun, kamu mulai berjalan dengan tertatih-tatih. Sekarang ini, latihan meditasi jalan adalah kesempatan bagimu untuk belajar berjalan lagi. Setelah berlatih untuk beberapa minggu, kamu mulai bisa berjalan dengan kokoh dalam setiap langkah, langkahmu penuh kedamaian dan keleluasaan. Saya menulis beberapa baris tulisan ini untuk membantumu melakukan meditasi jalan. Semoga sukses.

Mengibaskan Beban dan Kekuatiran
Apabila saya punya mata seperti Buddha dan bisa melihat tembus segala sesuatu, saya bisa melihat tanda-tanda kebimbangan dan kesedihan yang kamu tinggalkan pada setiap jejak langkahmu, bagaikan seorang ilmuwan yang sanggup mendeteksi adanya makhluk hidup kecil dalam setetes air yang berasal dari kolam dengan menggunakan mikroskop. Berjalanlah sedemikian rupa sehingga jejak kakimu meninggalkan bekas kedamaian, keriangan, dan kebebasan total. Agar bisa melakukan hal seperti itu, kamu perlu belajar untuk melepaskan, lepaskan kesedihanmu, lepaskan kebimbanganmu, inilah rahasia meditasi jalan.

Dunia ini Mengandung Semua Keajaiban Tanah Suci
Untuk memperoleh kedamaian dan keriangan serta kebebasan dalam hati nurani, kamu perlu belajar untuk melepaskan kesedihan dan kebimbangan, dua ini merupakan faktor pencipta kondisi tidak bahagia. Pertama-tama, perhatikan bahwa dunia ini mengandung semua keajaiban yang bisa kamu temukan di Tanah Suci Buddha. Kamu tidak bisa melihat keajaiban itu karena pandanganmu terselubungi oleh lapisan-lapisan kesedihan dan kebimbangan.

Saya selalu berpikir, tampaknya saya lebih senang berada di dunia ini daripada Tanah Suci, karena saya senang dengan berbagai pemberian dunia ini seperti pohon lemon, pohon jeruk, pohon pisang, pohon pinus, buah aprikot, pohon willow. Ada orang yang bilang bahwa di Tanah Suci ada kolam bunga teratai, tujuh jenis pohon permata, jalan yang bertaburan emas, burung indah. Tampaknya saya tidak akan suka tempat seperti itu. Sebaiknya saya tidak melangkah di atas jalan yang bertaburan emas dan perak. Bahkan saya tidak akan melangkah di jalan yang dilapisi marmer di dunia ini. Jalan berlumpur yang ada padang rumput dikedua sisinya merupakan jalan kesukaan saya; saya suka batu kerikil dan daun yang bertaburan di jalan. Saya suka semak, sungai kecil, pagar bambu, dan perahu.

Ketika saya masih berlatih sebagai sramanera kecil, saya bilang kepada guruku, “Apabila Tanah Suci tidak ada pohon lemon, maka saya tidak mau ke sana”. Guruku mengeleng-geleng kepalanya dan senyum. Mungkin dia pikir saya ini anak kecil yang keras kepala. Walaupun demikian, dia tidak bilang saya benar atau salah. Dikemudian hari saya menyadari bahwa dunia ini maupun Tanah Suci muncul dari batin kita, saya pun menjadi bahagia. Sejak itu saya bahagia bahwa pohon lemon dan pohon belimbing juga ada di tanah suci, dan disitu juga ada jalan berlumpur dan rumput hijau dikedua sisinya.

Saya sadar, ketika saya tetap membuka mata dengan perhatian penuh kesadaran dan setiap langkahku begitu enteng, saya menemukan Tanah Suci-ku. Oleh karena itu, saya tidak akan membiarkan hari-hariku berlalu begitu saja tanpa berlatih meditasi jalan.

Segel Sang Kaisar
Pilihlah jalan yang indah untuk berlatih, sepanjang pinggiran pantai, di taman, di gedung yang beratap datar, di atas kayu, disekitar pagar bambu. Tempat-tempat seperti itu bagus, namun tidak esensial. Saya tahu ada orang yang berlatih meditasi jalan di kemah reformasi atau bahkan meditasi di ruang gelap penjara.

Jalan yang tidak terlalu kasar atau terlalu mendaki, ini cukup baik buat latihan meditasi jalan. melangkah dengan lambat dan konsentrasikan pada setiap langkah. Awasi setiap pergerakan. Berjalan dengan tegap ke depan dengan penuh kewibawaan, kedamaian, dan kenyamanan. Dengan penuh kesadaran meninggalkan jejak di tanah. Berjalanlah seperti seorang Buddha yang akan berjalan. Letakkan kakimu di permukaan tanah bagaikan seorang kaisar membubuhkan stempelnya pada pengumuman kerajaan.

Pengumuman kerajaan bisa membawa kebahagiaan atau kesengsaraan bagi rakyat. Pengumuman itu bisa memberikan hujan anugerah atau menghancurkan kehidupan mereka. Langkahmu juga demikian. Apabila langkahmu begitu mendamaikan, dunia ini menjadi damai. Apabila kamu bisa berjalan satu langkah dengan penuh kedamaian, maka kamu bisa berjalan untuk langkah yang kedua. Kamu bisa berjalan sebanyak seratus delapan langkah dengan penuh kedamaian.

Bunga Teratai Mekar Di Bawah Setiap Langkahmu
Ketika seorang seniman atau tukang pahat menggambar lukisan atau memahat patung Buddha yang duduk di atas teratai, maka itu bukan sekedar ungkapan hormat kepada Buddha. Seniman itu ingin menunjukkan keadaan batin Buddha yang sedang duduk, keadaan penuh kedamaian dan kebahagiaan sangat luar biasa. Dalam satu hari, kita duduk beberapa kali, namun hanya beberapa orang diantara kita yang sanggup duduk dengan kedamaian dan keentengan. Banyak diantara kita begitu resah setelah duduk sekian lama, bagaikan duduk di atas tungku panas. Buddha bisa saja duduk di atas rumput atau batu, namun beliau tampak cerah seperti duduk di atas bunga teratai.

Ketika saya baru diterima di wihara, guruku mengajarkan untuk mengamati pikiran ini sebelum duduk: “Duduk dengan punggung lurus, saya berharap semua makhluk berkesempatan untuk duduk di serambi pencerahan, hati mereka terbebas dari semua khayalan dan pandangan keliru”. Setelah saya mengucapkan kata-kata itu, saya baru mau pelan-pelan duduk. Cara belajar duduk seperti Buddha.

Ada sebuah pesan untuk mereka yang menganut ajaran Buddha Tanah Suci: Duduklah di atas tahta bunga teratai saat ini, pada momen ini, jangan menunggu ketika kamu tiba di Tanah Suci. Terlahirlah dari bunga teratai setiap momen ini. Jangan menunggu ketika kamu sudah sekarat. Ketika kamu mengalamai kelahiran dari bunga teratai saat ini, apabila kamu bisa duduk di atas bunga teratai saat ini, maka kamu tidak perlu kuatir apakah Tanah suci itu ada atau tidak. Demikian juga dalam berjalan. Ketika bayi bodhisatwa lahir ke dunia ini, umumnya ia dilukiskan berjalan tujuh langkah, dan di bawah setiap langkahnya tumbuh bunga teratai. Kita juga perlu melangkah dengan cara demikian sehingga bunga teratai tumbuh disetiap langkah perdamaian kita.

Pada kesempatan lain, ketika kamu berlatih meditasi jalan, visualisasikan bunga teratai mekar di bawah setiap langkahmu, bagaikan bayi bodhisatwa yang baru lahir. Jangan merasa sia-sia atas visualisasi itu. Kamu adalah Buddha, demikian pula semua orang. Saya tidak sedang mengkhayal. Buddha sendirilah yang menyatakannya. Buddha bilang bahwa setiap makhluk memiki potensi untuk menjadi sadar. Berlatih meditasi jalan adalah berlatih hidup dengan perhatian penuh kesadaran. Perhatian penuh kesadaran dan pencerahan adalah satu. Pencerahan menghasilkan kesadaran dan kesadaran menghasilkan pencerahan.

Keajaiban adalah Berjalan di Bumi
Berjalan dengan keentengan dan kedamaian batin di bumi ini merupakan keajaiban menakjubkan. Ada orang yang bilang bahwa berjalan di atas bara api, berjalan di atas duri, berjalan di atas air, itulah keajaiban, namun saya merasa bahwa berjalan di atas bumi merupakan keajaiban. Neige Marchand, penerjemah buku “Keajaiban dari Perhatian Penuh Kesadaran” ke bahasa Perancis, dia memberi judulnya La Miracle, C’es de Marcher sur Terre. Saya senang sekali dengan judul itu.

Bayangkan kamu dan saya adalah astronot. Kita telah mendarat di bulan, dan tiba-tiba kita tidak bisa kembali lagi ke bumi karena pesawat rusak sampai titik tidak bisa diperbaiki lagi. Kita akan segera kehabisan oksigen sebelum pusat kendali di bumi sempat mengirimkan pesawat lagi untuk menjemput kita. Kita hanya bisa bertahan dua hari, apa yang akan kamu pikirkan, selain berusaha untuk kembali ke dunia yang sangat kita cintai itu dan berjalan berdampingan, berjalan dengan penuh kedamaian tanpa kekuatiran? Hanya ketika kita berhadapan dengan masa-masa genting, kemudian kita baru sadar betapa bermaknanya setiap langkah kita di planet hijau ini.

Sekarang, mari kita bayangkan diri kita sebagai astronot yang selamat dari pengalaman buruk itu. Mari kita merayakan kebahagiaan dan kegirangan karena masih bisa berjalan di dunia ini lagi. Kita menciptakan keajaiban dalam setiap langkah. Bunga teratai mekar ketika kita berjalan.

Pertahankanlah latihanmu, sadari bahwa setiap langkahmu menciptakan keajaiban. Bumi yang muncul dihadapanmu ini sangat ajaib. Bermodalkan pengertian tepat dan pikiran meditatif, kamu akan mencapai kebahagiaan dalam setiap langkah di planet bumi ini.

Berdiri dengan satu kaki, sadari kaki sedang berehat di bumi; lihatlah pengaruh lingkugan tempat kita berehat. Lihatlah dengan jelas, begitu mengagumkan sekeliling kita. Ketika sedang berjalan, lihatlah ke bawah dan rasakan tanah tempat kamu akan memijakkan kakimu, ketika kamu meletakkan kakimu, perhatikan pengalaman itu dengan penuh kesadaran, perhatikan tanah pijakan, perhatikan koneksi antara kaki dan tanah. Bayangkan kakimu sebagai segel kaisar.

Dalam aula meditasi, ketika kita sedang melakukan kinhin (meditasi jalan), ingatlah “segel kaisar” atau “Bunga teratai mekar” atau “Bumi muncul” sebagai latar utama meditasi jalan