.

.

Pages

Saturday, February 11, 2006

Kewajiban seseorang Perumah Tangga

Dalam Khotbah Etika Sigalovada Sutta dijelaskan bahwa kewajiban seorang perumah tangga menurut 6 arah, yaitu :

1. Timur/Depan : Orang tua - anak
Kewajiban orang tua kepada anak :
a. Memintanya untuk tidak melakukan kejahatan.
b. Menganjurkan anaknya berbuat baik
c. Mengajarkan berbagai keterampilan
d. Memberikan pasangan yang cocok untuk dinikahi
e. Menyerahkan warisan pada waktu yang tepat.

Kewajiban anak kepada orang tua :
a. Menyokong mereka
b. Menjalankan kewajiban mereka
c. Menjaga keturunan keluarga
d. Berupaya menjaga warisan
e. Memberikan dana untuk menghormati sanak keluarga yang telah meninggal

2. Selatan/kanan : Guru – murid
Kewajiban guru kepada murid :
a. Melatih mereka dengan pelajaran terbaik
b. Mengajar muridnya hingga mahir
c. Mengajarkan setiap ilmu seni dan pengetahuan
d. Mengenalkan kepada teman dan rekan
e. Menjaga keselamatannya dalam berbagai hal

Kewajiban murid kepada guru :
a. Bangkit dari tempat
b. Menghadiri pelajarannya
c. Mendengarkan dengan penuh perhatian
d. Melayaninya
e. Menerima pelajaran dengan penuh rasa.

3. Barat/belakang : Suami - istri
Kewajiban suami kepada istri :
a. Berlaku sopan terhadapnya
b. Tidak memandang rendah dirinya
c. Kesetiaan
d. Memberikannya hak untuk bertindak
e. Memberikan perhiasan-perhiasan kepadanya.

Kewajiban istri kepada suami :
a. Melakukan tugas-tugasnya dengan cara terbaik
b. Berlaku ramah terhadap orang-orang sekeliling
c. Setia
d. Melindungi segala harta benda
e. Tekun dan tidak malas dalam melaksanakan pekerjaannya

4. Utara/kiri : Teman - seseorang
Kewajiban Teman kepada seseorang :
a. Melindungi ketika ia lengah
b. Menjaga hartannya ketika ia lengah
c. Menjadi tempat berlindung ketika ia merasa takut
d. Tidak meninggalkannya ketika ia berada dalam bahaya
e. Penuh perhatian terhadap anak-cucunya

Kewajiban seseorang terhadap teman :
a. Dengan kemurahan hati
b. Berbicara yang sopan
c. Memuji kebaikan-kebaikannya
d. Memperlakukan mereka sama seperti dirinya sendiri
e. Bersikap jujur

5. Bawah : Para karyawan/pekerja - majikan
Kewajiban Majikan kepada pelayan :
a. Memberi tugas sesuai kemampuan
b. Memenuhi kebutuhan mereka dengan makanan dan upah
c. Merawat mereka ketika sakit
d. Berbagi pada kesempatan-kesempatan luar biasa
e. Membebastugaskan mereka pada waktu-waktu tertentu

Kewajiban Pelayan kepada majikan :
a. Bangun lebih pagi dari majikan
b. Tidur setelah majikan
c. Mengambil hanya apa yang diberikan
d. Melaksanakan tugas dengan memuaskan
e. Menyebarkan nama baik dan kemasyuran majikan

6. Atas : Para bhikkhu – upasaka/upasika
Kewajiban Bhikkhu pada upasaka/upasika :
a. Mencegahnya dapat perbuatan jahat
b. Menganjurkan berbuat baik
c. Mencintai dengan hati bersih
d Mengajarkan dan menjernihkan hal-hal yang belum diketahuinya.
e. Menunjukkan jalam ke alam surga


Kewajiban Upasaka/upasika pada Bhikkhu :
a. Dengan perbuatan kasih sayang
b. Dengan ucapan kasih sayang
c. Dengan pikiran kasih sayang
d. Selalu menyambut mereka
e. Memenuhi kebutuhan material.

Hukum Sebab Akibat yang Saling Bergantungan (Paticca Samuppada)


Setelah Sang Buddha mencapai penerangan sempurna dan mencapai arahat di bawah Pohon Bodhi, Sang Buddha menemukan perputaran roda kehidupan ini, dari lahir, muda, dewasa, tua, mati dan seterusnya.

Perputaran roda kehidupan di mulai dari :

1. Avijja (Ketidaktahuan)
2. Sankhara (Bentuk-bentuk Pemikiran)
3. Patisandhi Vinnana (Kesadaran kelahiran kembali)
4. Nama Rupa
5. Salayatana (Enam landasan indriya)
6. Phassa (kontak)
7. Vedana (Perasaan)
8. Tanha (Keinginana)
9. Upadana (Kemelekatan)
10. Bhava (Perwujudan)
11. Jati (Kelahiran)
12. Jara Marana (Kehilangan-Kematian)

Penjelasan : Hukum sebab akibat yang saling bergantungan ini disebut sebagai hukum Patticasamupada atau 12 mata rantai, akar dari kehidupan manusia ini disebabkan oleh lobha, dosa dan moha yang disebut juga sebagai Avijja (Kegelapan batin). Dari avijja timbullah Sankhara (Bentuk-bentuk kamma) kemudian Patisandhi Vinnana (timbul kesadaran sambung menyambung dan terus menerus) dan lahirlah Nama dan Rupa (Batin dan Jasmani), kemudian muncullah Salayatana (6 Landasan Indriya, yaitu : mata, telinga, hidung, mulut, badan jasmani dan pikiran), setelah itu timbullah Phassa atau kontak, kemudian timbul Vedana atau perasaan, setelah adanya perasaan muncullah Tanha (Nafsu keinginan), kemudian timbullah Upadana atau kemelekatan dan Bhava (terus menjadi tumbuh) maka Jati atau kelahiran terbentuk dan akhirnya juga menuju Jaramarana (Tua dan Mati), begitulah roda perputaran kehidupan manusia, roda ini akan terus berputar dari awal menuju akhir dan kembali lagi ke awal dan menuju akhir, kecuali seseorang telah mencapai Nibbana (Kesadaran Tertinggi).

Penghentian (Nirodha)

Di mulai dari awal, dengan penghentian total dan akhir dari ketidaktahuan, maka bentuk-bentuk pikiran akan berhenti, dengan penghentian bentuk-bentuk pikiran, maka kesadaran yang menghubungkan kembali akan berhenti, nama dan rupa juga akan terhenti, kemudian 6 landasan indriya akan terhenti, kesan-kesan akan terhenti, perasaan akan berhenti, nafsu akan berhenti, kemelekatan akan berhenti, proses menjadi akan berhenti, kelahiran juga akan berhenti, dnegan penghentian dari kelahiran, maka usia tua, kematian, kesedihan, ratap tangis, penyakit, ketidaksenangan dan keputusasaan akan berhenti, dengan demikian maka semua bentuk-bentuk penderitaan akan berhenti.