.

.

Pages

Thursday, October 13, 2011

Thich Nhat Hanh : Buddha Marah

Ada seorang wanita yang sangat rajin melafalkan nama Buddha Amitabha. Ia melafalkan "Namo Amitabha" sebanyak tiga kali sehari. Walaupun dia selalu melakukannya selama lebih dari 10 tahun, sepanjang hari dia masih sering berteriak dan memarahi orang lain. Sebelum melafal dia menyalakan dupa dan membunyikan lonceng kecil.

Seorang teman ingin memberinya pelajaran. Tepat ketika wanita itu hendak melafal, Ia datang mengetuk pintu dan berseru: "Nona Nuyen, Nona Nuyen!".

Karena saat itu adalah waktu untuk berlatih maka wanita itu merasa kesal, tetapi ia berpikir, "Saya harus berjuang melawan kemarahan saya, jadi akan saya abaikan saja." Dan ia melanjutkan: "Namo Amitabha, Namo Amitabha ..."

Tetapi temannya terus berteriak memanggil namanya, dan menjadi lebih dan lebih memaksa. Hati wanita itu bergejolak dan berpikir apakah dia harus menghentikan pelafalan untuk membukakan pintu, tapi ia terus membaca: "Namo Amitabha, Namo Amitabha ..."

Laki-laki di luar mendengarnya dan melanjutkan: "Nona Nuyen, Nona Nuyen ..."

Akhirnya wanita itu tidak tahan lagi, ia melompat, membanting pintu, pergi ke pintu gerbang dan berteriak: "Mengapa kamu bersikap seperti itu? Aku sedang melafal nama Buddha tapi anda terus berteriak-teriak memanggil saya berulang-ulang!"

Pria itu tersenyum dan berkata: "Aku hanya memanggil nama Anda selama sepuluh menit, Anda sudah begitu marah. Anda telah menyebut nama Buddha Amitabha selama lebih dari sepuluh tahun. coba bayangkan betapa marahnya Buddha Amitabha sekarang!"

Kesimpulan:
Buddha Amitabha walaupun kita sebut namanya ribuan kali, Beliau akan tetap tersenyum penuh Metta pada kita, bila kita tiap hari melafalkan namaNya dan kita tidak meneladani Beliau, apakah ada gunanya melafalkan nama Beliau?

No comments: