.

.

Pages

Monday, July 30, 2012

Kisah Sivali Thera

Sivali adalah anak dari Suppavasa (yang belakangan disebut sebagai upasika yang memberikan dana terbaik, aggam panítadáyikánam). Ia harus menderita berada di kandungan selama tujuh tahun oleh ibunya karena kejahatan masa lampaunya. Suppavasa mengalami kesulitan melahirkan selama tujuh hari, dan berpikir dirinya akan mati. Maka ia berpikir untuk memberikan dana kepada Buddha. Ketika Buddha menerima dana dan memberkati Suppavasa, seketika itu juga ia melahirkan.

Pada hari kelahirannya, (karena sudah tujuh tahun di kandungan) Sivali ini sudah memiliki kemampuan anak berumur tujuh tahun. Dengan izin dari Suppavasa, Sariputta menahbiskannya. Ketika ikat rambutnya pertama dipotong, ia mencapai Sotapanna, dan ke dua kali, ia mencapai Sakadagami. Dan kemudian hari ia menyendiri dan menjadi Arahat. Di kemudian hari, ia disebut oleh Buddha Gotama sebagai yang terbaik dalam menerima dana. Pada perjalanan menuju tempat kediaman Thera Revata, Buddha mengajak Thera Sivali karena jalanannya gersang dan tidak ada manusia. Untuk menguji keberuntungannya, Sivali mengajak lima ratus bhikkhu bersamanya. Sepanjang perjalanan, karena keberadaan Sivali, para Deva menyediakan semua kebutuhan para Bhikkhu.

Pada masa Buddha Vipassi, para perumahtangga bersaing dengan raja untuk memberikan persembahan terbaik. Pada saat itu, semua sudah terkumpul, namun kekurangan madu. Pada waktu itu Sivali memiliki madu yang akan dibeli dengan harga sangat mahal oleh para perumahtangga itu, namun ia tidak mau menjualnya dan ingin ikut serta dalam dana itu. Ia memberikan madu yang cukup bagi 68.000 Bhikkhu Sangha Buddha Vipassi. Itulah salah satu penyebab ia menjadi penerima persembahan yang tidak berkekurangan pada kehidupan terakhirnya.

Penderitaannya di kandungan selama 7 tahun dijelaskan dalam Asatarupa Jataka di mana Ia sebagai seorang pangeran yang kerajaannya diserbu oleh kerajaan Kosala. Ayahnya dibunuh dan ibunya dijadikan istri dari raja baru. Sivali ini berhasil melarikan diri lewat selokan dan kemudian mengancam raja baru untuk menyerahkan kerajaan itu kembali, atau ia akan berperang. Ibunya mengirim surat secara rahasia dan mengatakan tidak perlu berperang, hanya perlu mengepung saja. Setelah tujuh hari, karena tidak bisa mendapatkan persediaan makanan, air, dan kayu bakar, akhirnya rakyat memotong kepala raja baru, dan kemudian Sivali menjadi raja. Karena kejahatannya itu, maka ia harus menderita selama 7 tahun di dalam kandungan. Ibunya saat itu adalah Suppavasa, dan ayahnya yang dibunuh oleh Raja Kosala itu adalah Bodhisatta Gotama sendiri.

Orang yang telah menyeberangi lautan kehidupan (samsara) yang kotor, berbahaya dan bersifat maya;
yang telah menyeberang dan mencapai ‘Pantai Seberang’ (nibbana);
yang selalu bersemadi, tenang, dan bebas dari keragu-raguan;
yang tidak terikat pada sesuatu apa pun dan telah mencapai nibbana,
maka ia Kusebut seorang ‘brahmana’

No comments: