.

.

Pages

Tuesday, November 06, 2012

Dhamma Adalah Harta Yang Paling Mulia

Khotbah ini adalah hari yang istimewa saat anda semua datang untuk memberikan dana makanan dan persembahan, serta memohon tuntunan sila bersama.

Dhamma adalah harta yang paling berharga. Jika misalnya seseorang menggali dan menemukan, serta memanfaatkannya, orang tersebut akan menjadi kaya dalam sepanjang hidupnya, kaya dalam kesadaran dan kebijaksanaan serta amat bahagia.

Dhamma berarti segala sesuatu yang baik, sejuk, damai, sejahtera, dan terang. Seseorang yang telah memperoleh pengertian tentang Dhamma memiliki hati yang baik, tenang, damai, bermanfaat, berbudi luhur, dan bijaksana. Apapun yang ia lakukan, dilakukannya dengan penuh semangat, perhatian, dan kebijaksanaan, karena batin mereka tenang dan damai, dan pikiran mereka terang dan jernih. Seseorang yang memiliki Dhamma tidak pernah merasa kesepian tetapi penuh daya/semangat, pengetahuan, kesadaran, dan kebahagiaan.
Bagaimana agar kita dapat mencapai keadaan tersebut di dalam hidup kita? Kita perlu latihan, praktek, dan mempunyai pendirian yang benar. Jalan yang paling cepat adalah dengan selalu memancarkan cinta-kasih, melakukan tugas anda dengan baik dalam apapun yang anda kerjakan, serta mengerjakannya dengan sebaik mungkin. Dengan cinta-kasih sebagai landasannya, lakukan kewajiban anda terhadap putra-putri anda, istri-suami anda, orang-orang yang anda cintai dan hormati, orang lain, dan kepada hewan-hewan.

Dhamma adalah kewajiban/tugas. Seseorang yang tidak melakukan tugas seorang ayah, ia bukanlah seorang ayah. Begitu pula, seorang ibu harus melakukan tugas seorang ibu kepada anak-keturunannya. Jika seseorang mengabaikan tugasnya, ia semata-mata disebut manusia tetapi bukan manusia yang baik. Anak-anak juga harus melakukan tugas mereka. Para guru dan murid mempunyai tugas satu terhadap lainnya. Guru wajib mengajar, membimbing, dan mendorong murid-murid untuk belajar serta mengikuti petunjuk guru dengan rasa terima kasih, serta berusaha melakukan yang terbaik terhadap orang tua mereka, para guru mereka, teman-teman dan kerabat mereka. Seseorang harus berpikir tentang mereka semua dengan cinta kasih.

Hari ini saya akan memberikan khotbah Dhamma singkat yang bertema: "Berusahalah sebaik mungkin melakukan tugas anda". Setiap hari kita harus memeriksa diri kita sendiri dan apa yang telah kita lakukan. Tugas-tugas apa yang harus kita lakukan pada hari ini? Kita harus melakukan dengan sebaik mungkin yang dapat kita lakukan, dan ingatlah selalu untuk tidak mudah menyerah. Kita harus melakukan yang terbaik untuk memecahkan setiap problem dan mengatasi setiap rintangan. Putuskanlah untuk melakukan hal ini setiap hari, serta mencintai dan bersikap baik kepada semua makhluk, bahkan kepada mereka yang tidak baik dan tidak menyenangkan, juga bahkan kepada mereka yang pernah menyakiti kita. Meskipun jika mereka menyakiti kita, kita harus siap untuk menjadi baik dan cinta kepada mereka. Kita tidak seharusnya menjadi marah, karena marah merupakan penderitaan.

Jika kita berbaik-hati, tenang, dan damai, kebajikan kita itu akan membuat kita bahagia. Hal ini juga memberikan kesempatan kepada orang-orang yang tidak menyenangkan untuk menjadi baik, orang-orang yang bertemperamen panas menjadi tenang.

Jika kita benar-benar tenang dan dipenuhi dengan cinta-kasih, maka apabila orang lain marah, kita dapat tetap tersenyum. Jika kita tak dapat tersenyum, cukuplah untuk diam saja. Jika orang lain mengatakan hal-hal yang tidak menyenangkan, kita dapat sebaliknya mengucapkan kata-kata yang menyenangkan. Jika orang lain mencoba mengambil keuntungan dari kita, kita dapat memberikan apa yang mereka inginkan. Lihatlah kemudian siapa yang pada akhirnya menang dan bahagia.

Dunia memerlukan Dhamma, memerlukan ketenangan, walaupun kita harus siap berkorban untuk memberikan hal tersebut. Kekerasan selalu dikalahkan oleh kelembutan, karena kelembutan tersembunyi, terdapat di dalam kekerasan. Perhatikan gusi dan gigi kita, meskipun gigi tanggal, tetapi gusi tetap di tempatnya. Angin yang paling lembut pun dapat mengikis gunung, dan dapat menciptakan gelombang yang pada akhirnya lenyap karena penguapan. Angin tidak memiliki jasmani/wujud, tetapi ia memiliki energi. Sebuah roda terbuat dari poros dan jari-jari/ruji. Ruji tidak dapat bergerak jika poros tidak berputar, dan poros hanya dapat berputar karena di tengah-tengahnya adalah kosong. Lihatlah pada mulut saya, yang saya pergunakan untuk berbicara. Ia memiliki gigi, lidah dan sebagainya, tetapi saya dapat berbicara hanya karena mulut saya juga memiliki rongga kosong. Jika mulut saya padat, saya tidak akan dapat berbicara. Jadi kekosongan adalah sangat berguna. Lihatlah pada mangkuk makan saya. Besi yang dipakai untuk membuat ini memang pasti ada, tetapi adalah ruang kosong di dalam mangkuk yang membuatnya berguna. Kita dapat menaruh benda-benda di dalam ruang tersebut. Bergunanya mangkuk tersebut datang dari kekosongannya.
Jika kita membuat batin kita kosong, tenang, dan bebas dari kekotoran, dan tidak memikirkan apa-apa kecuali cinta-kasih, maka batin kita akan menjadi sangat kuat. Batin sedemikian adalah suci, dan kekuatan suci benar-benar ada di dunia ini. Tetapi batin yang paling memiliki kekuatan di dunia ini adalah batin yang terang dan tenang. Jika kita dapat melatih pikiran kita untuk menjadi baik, maka apapun kemudian akan menjadi baik. Berusahalah untuk melatih pikiranmu dan berusahalah untuk menjadi penuh cinta-kasih. Katakan kepada dirimu, "Sejak saat ini saya tidak akan menjadi marah". Jika seseorang marah kepada saya, tidak mengapa, saya akan tetap tersenyum atau kalau tidak, hanya akan diam saja dan mengingat kalimat keramat/ magis itu "Itu memang demikian". Mereka bersikap seperti itu disebabkan oleh sifat alamiah mereka. Tidak usah peduli bila seseorang marah, dan jika tidak mungkin untuk berucap sesuatu, maka pikirlah bahwa itu adalah alamiah/ wajar, "Hanya kedemikianan". Bersikaplah yang sama jika seseorang mengutuk atau menyalahkanmu; ingatkan dirimu bahwa engkau tidak akan menjadi marah. Anda akan selalu melakukan kebajikan, jika anda ingin setiap hari hanya melakukan kebajikan. Anda dapat mengandaikan bahwa anda mesti meraih angka/nilai tertentu untuk dapat lulus dari ujian, dan kemudian memberi nilai tambah/plus kepada diri anda sendiri apabila anda melakukan kebajikan, dan nilai kurang/minus apabila anda melakukan kejahatan. Di akhir hari (malam hari) lihatlah nilai apa yang telah anda raih. Apakah nilai kebajikan anda mengungguli nilai kejahatan anda?

Memang benar bahwa tiada seorang pun yang lahir di dunia ini sempurna dan tidak pernah melakukan suatu kesalahan, akan tetapi kita masih memiliki kesempatan untuk mengubah dan memperbaiki diri kita. Jika anda dapat melihat ke dalam diri anda sendiri, melihat cacat atau kekurangannya, serta berusaha untuk mengubah dan memperbaikinya, anda akan menjadi mulia dan dipuji oleh orang-orang bijaksana. Kadang-kadang adalah baik untuk diberitahukan apa yang tidak baik tentang diri kita, kita tidak perlu marah, tetapi kita harus membiarkan orang lain mengemukakan sisi buruk atau kekurangan kita. Apakah anda pikir anda begitu sempurna? Bahkan Sang Buddha sendiri memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengatakan tentang dirinya. Sang Buddha juga mengatakan untuk tidak memeriksanya dengan seksama dan mempraktekkan apa yang Beliau ajarkan hingga seseorang mencapai hasil-hasil yang seperlunya, sebelum ia mempercayainya.

Jadi janganlah kecewa atau sedih jika tak seorang pun yang memuji, menghargai, mendukung, atau bahkan mereka menentang perbuatan baik yang kita lakukan. Jika kita tahu bahwa apa yang ingin kita lakukan adalah baik dan pantas, lakukanlah itu dengan penuh keyakinan dan kesabaran, maka tiada kerugian yang akan datang kepada diri kita atau orang lain. Kita harus memulainya dengan keyakinan di dalam diri kita.

Kita mengira kita sudah mengerti Dhamma dan menginginkan dunia (orang-orang lain) mengetahui tentang hal tersebut, tetapi kemudian kita tidak bahagia ketika kita dikritik. Kita sangat sensitif terhadap kritikan, itu membuat kita merasa bodoh dan tidak bahagia. Kadang-kadang kita memiliki niat/maksud yang baik, tetapi hal itu dapat ternoda jika kita membiarkan telinga kita meladeninya, misalnya kita goyah oleh kritikan. Batin kita haruslah kuat sepanjang waktu, harus tidak pernah menyerah, dan harus selalu penuh perhatian/kesadaran akan saat ini.

Saya percaya bahwa perbuatan baik yang kita lakukan akan membuat kita bertambah bahagia, seperti sebatang pohon yang mula-mula berupa sebuah tanaman yang kecil dengan hanya satu batang saja, sampai tumbuh cabang-cabang, daun-daun, bunga-bunga, dan buah-buah. Batin yang baik dan tenang akan semakin memberikan kebahagiaan dan mendapatkan cinta dari setiap orang atau para dewa kemana pun ia pergi. Adalah kenyataan bahwa kekuatan yang didapatkannya dari praktek Dhamma adalah nyata, kuat dan lebih bernilai dari pada apapun juga. Seseorang yang memiliki keyakinan di dalam Dhammanya tidak perlu melakukan hal spesial lainnya, karena apapun yang ia lakukan akan memberikan hasil yang memuaskan. Anda tidak perlu melakukan hal-hal apapun yang rumit, kadang-kadang hanya dengan berpikir baik saja akan memperoleh hasil yang baik dan hebat. Cobalah lalukan itu. Bila anda memiliki batin yang baik dan bersih, jalan menuju sukses akan nampak lancar, dan hal-hal akan berjalan dengan baik. Tetapi jika batin anda tidak tenang, tentram, dan bersih, hal-hal yang anda harapkan dan lakukan tidak akan berjalan sesuai yang anda harapkan, meskipun anda mengharapkannya dengan kuat dan sering. Batin seperti itu adalah batin yang bingung, lemah, dan tiada berdaya. Maka, berusahalah untuk melakukan hanya hal-hal yang baik, laksanakan tugas anda dengan sebaik mungkin yang dapat anda lakukan, selalu dengan cinta kasih dan kesadaran akan saat sekarang. Apapun yang muncul atau terjadi, anggaplah itu sebagai hal yang alamiah, sebagai "kedemikianan".

Pertimbangkanlah ungkapan "tidak apa-apa". Kata-kata ini adalah seperti kata keramat untuk meringankan batin kita, menasehatkan bahwa jika kita tidak ambil peduli, jika kita tidak menganggap hal-hal dengan serius, kita tidak akan menderita. Namun sebaliknya, kita harus selalu "peduli", selalu berpikir, dan melakukan hal-hal yang baik saja.

Cobalah untuk membaca paritta setiap hari, pada pagi hari dan malam sebelum tidur. Ambillah nafas panjang yang dalam dan perhatikan nafas yang masuk dan nafas yang keluar, dan anda akan menemukan kebahagiaan. Pada saat yang sama, sadarilah akan perhatianmu. Pada akhirnya batin akan tetap memiliki kesadaran di dalam tanpa memperhatikan nafas. Anda akan mendapatinya dalam keadaan tanang dan damai karena batin bagitu terkonsentrasi pada saat itu. Apapun yang anda lakukan, apakah berbicara, berpikir, atau bertindak, berdiri, duduk berbaring, atau apa saja, anda akan merasa bahagia dan tidak pernah kesepian. Mereka mengerti Dhamma tidak pernah marasa kesepian, karena selalu ada teman baik di dalam hatinya. Pada saat yang sama, hal itu merupakan sumber dari hidup panjang umur yang berharga, corak yang baik, kebahagiaan, kekuatan, kebijaksanaan, dan kekayaan. Tiada lagi yang lebih berharga dari pada Dhamma. Apabila kita mempraktekkannya dengan rajin dan sungguh-sungguh, kebajikan akan tumbuh dengan semakin besar.

Jika kita berkecil-hati, pikirkanlah tentang diri Sang Buddha. Sang Buddha, yang pada akhirnya mencapai kesempurnaan (parami) tertinggi (kesepuluh tingkat dari kesempurnaan spritual) dengan ketekunan dan kesabaran, sila (sikap laku bermoral), dan bhavana (meditasi), telah mengalami kelahiran-kembali sebanyak sekitar 1600 juta kali sebelum Beliau mencapai Pencerahan sebagai seorang Buddha. Karena itu, kita yang mengikuti jejak-Nya sebagai seorang Buddhis, harus mempraktekkan hal-hal yang Beliau ajarkan. Janganlah menyerah, tetapi berusahalah melakukan kebajikan. Majulah selangkah-demi selangkah hingga anda mencapai tujuan (gol). Tidak peduli berapa jauh jaraknya, seribu atau sepuluh ribu langkah, lakukan satu langkah setiap saat, maka akhirnya anda akan tiba juga. Saya sendiri berjalan dari Thailand Selatan menuju Burma Utara. Tidak akan terasa jauh jika anda tetap melaksanakan 2 langkah tersebut, kiri dan kanan. Dengan kesabaran dan keyakinan anda akan berhasil, karena di mana ada kemauan, di sana pasti ada jalan. Orang yang tekun/ulet tidak pernah gagal.

Pada khotbah kali ini, saya menekankan bahwa kita harus berusaha dan melakukan perbuatan baik, dan berusaha untuk membebaskan diri kita dari penderitaan. Berusahalah untuk mengetahui dan mengerti tentang penderitaan, sehingga bila ia datang, ia akan dapat dihadapi. Adalah tidak hanya saya/anda yang menderita, orang lain pun menderita, bahkan beberapa dari mereka lebih buruk dari pada saya/anda. Cobalah untuk mengerti bahwa apapun yang muncul, bertahan untuk waktu yang agak lama atau singkat, kemudian lenyap. Tidak ada satu pun yang permanen. Suatu waktu, kita tidak memiliki apa-apa, dan apa yang kita miliki dan menjadi apa kita sekarang ini, adalah datang belakangan. Tiada satupun yang tetap untuk selamanya. Kita harus berusaha untuk mengerti hal-hal ini dan merenungkan mereka dengan perhatian dan cinta-kasih. Ketahuilah kapan untuk melepas. Berusahalah untuk mencintai orang lain, bahkan kepada mereka yang tidak menyukaimu sekalipun. Berusahalah untuk mencintai dan memafkan mereka. Cobalah untuk mengerti tentang dirimu sendiri dan hal-hal baik dari orang lain. Berusahalah untuk tidak berat sebelah/memihak. Jangan menunggu sampai orang lain mengerti tentang dirimu sebelum anda mencoba untuk mengerti tentang mereka. Janganlah merasa cemas dengan berlebihan.

Saya percaya bahwa jika kita mengerti orang lain, kita dapat belajar untuk mencintai mereka, karena cinta kasih tumbuh dari (adanya) pengertian. Dalam suatu keluarga yang tanpa pengertian, cinta takkan bertahan lama. Jadi, cobalah untuk memahami satu sama lain dan jalanilah hidup yang baik. Tidak peduli apakah orang lain tidak mencintai atau menghormatimu, cobalah untuk mengerti dan "maafkan dan lupakan". Hadiah yang paling penting adalah hadiah berupa memafkan. Janganlah melekat kepada benda-benda dengan kuat, karena tiada satu apapun yang kekal. Relakan mereka pergi, dan jadilah orang yang baik dan penuh cinta kasih.
Kini waktunya untuk berhenti, sehingga saya harus menghentikan khotbah untuk hari ini.

No comments: