.

.

Pages

Friday, January 27, 2006

KAMMA menurut HASILNYA


1. Garuka Kamma
Yang berari kamma berat (serius), bisa bersifat baik maupun buruk. Kamma ini berbuah dalam kehidupan ini dan kehidupan-kehidupan berikutnya. Jika bersifat baik, maka ia akan beruapa keadaan batin yang suci seperti dalam kasus pencapaian Jhana, sebaliknya jika bersifat buruk, ia merupakan ucapan ataupun perbuatan. Lima jenis garuka kamma menurut prioritas mereka yaitu :
a. Membunuh Ayah
b. Membunuh Ibu
c. Membunuh Arahat
d. Menyebabkan perpecahan Sangha
e. Melukai Buddha

Hal-hal di atas disebut juga Anantariya Kamma karena begitu cepat menghasilkan buahnya dalam kehidupan. Pandangan salah yang permanen (niyata micchaditthi) juga termasuk sebagai salah satu garuka kamma.

Sebagai Contoh :

(1) Jika seseorang yang telah mengembangkan jhana dan kemudian ia melakukan salah satu dari kejahatan keji di atas, maka kamma baiknya akan terhapus oleh kamma buruknya yang berkekuatan lebih besar. Kelahirannya yang berikut akan dikondisikan oleh kamma buruk tanpa dapat dicegah oleh pencapaian jhana yang telah dia lakukan terlebih dahulu. Devadatta kehilangan kekuatan batinnya dan terlihat dalam alam yang rendah karena telah melukai Sang Buddha dan menyebabkan perpecahan Sangha
(2) Raja Ajatasattu akan dapat mencapai tingkat kesucian pertama (sotapanna) jika dia tidak membunuh ayahnya. Dalam kasus ini, kekuatan kamma buruk bertindak sebagai penghalang bagi dirinya untuk mencapai tingkat kesucian.

2. Assana Kamma
Adalah kamma yang dilakukan seseorang atau diingat seseorang sesaat sebelum kematian, yang akan dilanjutkan pada signifikasinya dalam menentukan kelahiran berikutnya. Di Negara Buddhis, masih banyak umat yang menjalankan tradisi mengigatkan orang yang hampir meninggal akan kebajikan dan membuat mereka untuk melakukan kebajikan menjelang kematiannya.

Sebagai Contoh :

(a) Terkadang seorang yang jahat dapat meninggal dengan tenang dan mendapatkan kelahiran yang baik, jika dia mengingat atau melakukan perbuatan-perbuatan baik pada saat terakhir hidupnya. Ada sebuah kisah yang menceritakan bahwa seorang algojo secara kebetulan memberikan dana makanan kepada Yang Ariya Sariputta. Pada saat menjelang kematiannya ia mengingat perbuatan bajik ini dan sebagai akibatnya ia dilahirkan di alam bahagia. Akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa meskipun algojo tersebut menikmati kelahiran yang menyenangkan, ia akan terbebas dari akibat-akibat perbuatan buruk yang telah terkumpul selama masa hidupnya. Perbuatan-perbuatan itu akan berbuah ketika kesempatannya atau kondisinya tiba.
(b) Sementara itu, seseorang yang baik dapat meninggal dengan tidak tenang karena tiba-tiba teringat akan perbuatan buruknya atau karena memiliki pikiran jahat, yang secara bersamaan didukung oleh keadaan yang tidak menguntungkan. Dalam kitab suci, Ratu Mallika, permainsuri Raja Kosala, mengingat sebuah kebohongan yang telah dilakukannya kepada suaminya sebelum meninggal, dan karena itu ia menderita selama ,tujuh hari di alam menyedihkan.

Contoh di atas adalah kasus-kasus pengecualian. Kemungkinan adanya perubahan kelahiran dari lahirnya anak yang baik dari orang tua yang jahat, bisa berubah menjadi kelahiran anak yang jahat dari orang tua yang baik, karena secara umum, pikiran seseorang menjelang kematian sangat dipengaruhi oleh perbuatannya dalam kehidupan.

c. Accina Kamma
Adalah kamma yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga menjadi suatu kebiasaan. Kebiasaan, apakah itu baik atau buruk, cenderung membentuk karakter seseorang. Pada saat pikiran kurang waspada, seseorang dapat tergelincir oleh pola pikir mentalnya yang sudah menjadi kebiasaan. Pada saat menjelang kematian, jika tidak dipengaruhi oleh factor-faktor lainnya, seseorang akan mengingat kembali kebiasaan-kebiasaan yang telah dilakukannya.

Sebagai Contoh :
(1) Cunda, seorang tukang jagal, yang tinggal di sekita vihara tempat dimana Sang Buddha tinggal, meninggal sambil menjerit seperti babi karena dia mencari nafkah dengan menjagal babi-babi.
(2) Raja Sri Langka yang bernama Dutthagamani, mempunyai kebiasan memberi dana makanan kepada para Bhikkhu sebelum ia makan terlebih dahulu. Kebiasaan kebajikan ini mengantarkannya ke alam Tusita karena pada saat kematiannya ia mengingat akan kebiasaan akan kebajikannya.

d. Kattata Kamma
Adalah kamma yang dilakukan sekali seumur hidup dan kemudian terlupakan. Hal ini seperti simpanan kebajikan si pelaku. Kattata kamma ini disebut juga sebagai kamma yang lemah.

No comments: